Sejumlah emiten dari berbagai sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan kinerja keuangan yang solid pada triwulan III-2022. Kondisi itu menjadi sentimen positif bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Mayoritas emiten-emiten di Bursa Efek Indonesia sudah melaporkan kinerja keuangannya untuk triwulan III yang berakhir pada 30 September 2022. Dari laporan tersebut, sejumlah emiten dari berbagai sektor membukukan kinerja keuangan yang solid.
Kenaikan laba bersih yang signifikan membuat valuasi emiten jadi menarik. Di lihat dari pergerakan harga, investor merespon positif kinerja emiten sehingga harga saham emiten naik. “Mengawali bulan ke-11 tahun ini, laporan kinerja emiten pada triwulan III yang masih akan dilansir tentu dapat menjadi sentimen positif bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),” kata CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya, Selasa (1/11/2022).
PT Astra International Tbk, misalnya, memperoleh pendapatan sebesar Rp 221,35 triliun. Pendapatan ini naik 32 persen dari periode sama tahun 2021 yang sebesar Rp 167,4 triliun. Kenaikan pendapatan ini membuat laba bersihnya naik 56 persen dari Rp 14,97 triliun menjadi Rp 23,33 triliun pada triwulan III-2022.
Laba bersih tersebut tidak memperhitungkan keuntungan atas investasi Astra International pada PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. Investasi Astra pada Goto naik 49 persen dari Rp 14,97 triliun menjadi Rp 22,24 triliun.
Di sisi beban, beban pokok pendapatan Astra International naik 29,68 persen dari Rp 131,14 triliun menjadi Rp 170 triliun hingga akhir September 2022. Dengan demikian, laba brutonya bertambah 41,1 persen menjadi Rp 51,27 triliun dari Rp 36,25 triliun pada 30 September 2021.
Analis RHB Andrey Wijaya mencermati, divisi jasa keuangan Astra terus membukukan kinerja yang baik yang ditopang oleh bisnis consumer finance. “Karena portofolio kredit yang berkembang, kontribusi laba bersih dari perusahaan yang melayani kredit mobil naik 41 persen dari tahun lalu menjadi Rp 1,3 triliun pada triwulan III-2022," demikian ulasan dari Andrey.
Sementara laba Federal Motor International Finance yang melayani pembiayaan kendaraan roda dua tumbuh 43 persen dari tahun lalu menjadi Rp 2,3 triliun karena provisi kredit yang lebih rendah. Asuransi Astra Buana, yang bergerak pada bisnis asuransi umum, melaporkan pertumbuhan laba bersih 9 persen menjadi Rp 932 miliar karena pendapatan underwriting dan investasi yang lebih tinggi.
Jasa Marga
Seperti BUMN Karya lainnya, kinerja keuangan PT Jasa Marga (Persero) Tbk juga membaik. Pengelola ruas tol ini membukukan laba bersih sebesar Rp 1 triliun hingga 30 September 2022. Laba tersebut tumbuh 34,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan laba itu ditopang oleh kenaikan pendapatan yang tumbuh sebesar 10,2 persen dari Rp 10,63 triliun pada September 2021 menjadi Rp 11,72 triliun pada September 2022. Pendapatan dari pengelolaan jalan tol merupakan kontribusi terbesar, yakni mencapai Rp 9,32 triliun. Ditambah pendapatan dari usaha lain sebesar Rp 892 miliar dan pendapatan konstruksi sebesar Rp 1,5 triliun.
Dari sektor telekomunikasi, khususnya pengelola menara komunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel melaporkan kenaikan pendapatan sebesar 11,5 persen dari September 2021, yakni dari Rp 5 triliun menjadi Rp 5,6 triliun pada September 2022. Dengan demikian, laba bersih Dayamitra naik 18 persen dari Rp 1,03 triliun menjadi Rp 1,22 triliun.
“Mitratel terbukti memiliki track record (rekam jejak)yang baik dalam pengembangan bisnis tower sejak 2010, baik secara organik maupun anorganik,” kata Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi Theodorus Ardi Hartoko.
Dia mengatakan, pihaknya tetap optimistis dengan bisnis menara telekomunikasi. Apalagi, Mitratel memiliki peluang besar dalam pertumbuhan kolokasi menara di luar Jawa.