Peluang Ekspor Sektor Farmasi ke Pasar Eropa Kian Terbuka
Ekspor produk farmasi ke Belanda membuktikan bahwa Indonesia mampu meningkatkan kepercayaan pasar internasional. Hal ini juga menjadi peluang untuk Indonesia mampu melebarkan sayap di pasar Eropa lainnya.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Peluang sektor farmasi di Indonesia untuk menembus pasar Eropa semakin terbuka lebar. Hal ini terbukti dengan adanya penandatanganan kerja sama ekspor produk farmasi Indonesia dengan importir Belanda dan Polandia. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor di sektor farmasi dan membuka kesempatan bagi Indonesia untuk melebarkan sayap di pasar Eropa lainnya.
Adapun nilai ekspor industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional meningkat dari 602,5 juta dollar AS pada 2018 menjadi 635,3 juta dollar AS pada 2020 atau naik sebesar 2,68 persen.
”Kenaikan nilai ekspor industri farmasi dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa kualitas produk farmasi di Indonesia tidak kalah dengan luar negeri, bahkan Eropa,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi dalam acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Banten, Rabu (19/10/2022).
Dalam acara tersebut, kelompok perusahaan Dexa Group, Ferron Par Pharmaceuticals asal Indonesia, menandatangani kerja sama ekspor dengan perusahaan Allgen Pharmaceutical & Generic BV asal Belanda. Di waktu yang sama, Ferron juga menandatangani kerja sama ekspor dengan perusahaan Bioton SA dari Polandia di Hotel Episode, Gading Serpong.
”Ekspor produk farmasi ke Belanda membuktikan bahwa Indonesia mampu meningkatkan kepercayaan pasar internasional dengan memproduksi produk yang terjamin keamanan, mutu, dan khasiatnya. Saat ini pangsa pasar kami di United Kingdom (UK) sudah 25 persen,” ujar Direktur Utama PT Ferron Par Pharmaceuticals Benny Sutisna Suwarno.
Ia berharap Ferron mulai tahun depan dapat berkembang di Belanda dan dapat merambah ke negara-negara lain. Adapun pihak Allgen juga memiliki ambisi yang sama untuk mengenalkan produk farmasi Indonesia ke negara-negara Eropa lain, seperti ke Luksemburg dan Belgia.
Kerja sama antara Ferron dan Allgen untuk memasarkan produk Glucient SR. Produk ini mengandung metformin untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes dengan teknologi lepas lambat atau sustained-release.
Direktur Allgen Pharmaceutical & Generic BV Paul van Sprang menjelaskan alasan perusahaannya memilih Ferron sebagai mitra. Menurut dia, Ferron memiliki produk yang belum ada di pasar Belanda.
”Mayoritas produk dengan kandungan metformin di Belanda adalah instant-release. Jadi, kami memilih produk berbeda yang diproduksi oleh Ferron. Ferron adalah perusahaan terbaik yang mengembangkan produk ini,” ungkap Paul.
Berbeda dengan produk instant-release yang harus dikonsumsi hingga tiga kali sehari, produk berteknologi sustained-release dari Indonesia ini dapat dikonsumsi cukup satu kali sehari bagi penderita diabetes.
Keunggulan lain Ferron yang membuat importir Belanda tertarik ialah terkait kualitasnya yang sudah tidak diragukan lagi.
”Selain bahannya yang jelas teruji, Ferron sangat memperhatikan kualitas produknya. Saya sangat bangga bisa bekerja sama dengan Ferron,” kata Direktur Allgen lainnya, Leo de Han.
Sementara itu, untuk mengawali kerja sama, Ferron akan mengirimkan 15 juta tablet Glucient SR untuk pasar Belanda. Ferron dalam bekerja sama dengan Allgen tidak ingin hanya bertumpu melalui satu produk, tetapi juga melalui produk-produk lain, seperti sirop dan injeksi.
Terkait tantangan yang dihadapi, Benny mengatakan terdapat beberapa tantangan yang dihadapi Ferron untuk meningkatkan ekspor ke depan. Indonesia harus menembus persaingan yang semakin hebat dengan negara besar lainnya. Selain itu, produk farmasi juga harus melakukan inovasi setiap tahunnya agar tidak tergeser produk ekspornya.
”Kami harus mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar, terutama di Eropa,” ujarnya.