Aktivitas pengelolaan daur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar minyak di Industri Pengelolaan Sampah Terpadu (IPST) ASARI, Celegon, Banten, Rabu (19/10/2022).
CILEGON, KOMPAS – Konsep ekonomi sirkular semakin banyak diadopsi oleh industri melalui berbagai inovasi. Salah satunya, dengan mengembangkan usaha daur ulang sampah plastik menjadi produk bentuk semula dan produk bentuk lain.
Perwujudan ekonomi serkular ini antara lain dilakukan pada usaha petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk melalui Industri Pengelolaan Sampah Terpadu (IPST) ASARI, di Celegon, Banten. Legal, External Affairs & Circular Economy Director PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Edi Rivai, Rabu (19/10/2022), mengatakan, mereka berfokus pada penerapan strategi keberlanjutan (Environment, Social, and Governance/ESG) pada industri.
Sejak tahun 2018, IPST ASARI melakan daur ulang plastik dengan kualitas tinggi dan kualitas rendah. Sampah plastik kualitas tinggi diolah kembali menjadi produk semula yang serupa, seperti menjadi botol minuman, wadah makanan, dan kemasan. Sementara itu, sampah plastik dengan kualitas rendah diolah menjadi produk dalam bentuk lain yakni bahan bakar minyak (BBM) dan bahan campuran aspal.
Untuk metode penyulingan BBM digunakan mesin pirolisis. Mesin tersebut mampu menghasilkan 80 liter BBM dari 00 kilogram sampah plastik dalam sekali operasi selama 8-10 jam. BBM yang dihasilkan secara otomatis terbagi dalam tiga kondensasi yakni minyak tanah, solar, dan bensin.
"Sampah plastik yang digunakan merupakan limbah yang dikumpulkan oleh warga sekitar IPST ASARI, baik itu dari limbah rumah tangga maupun sampah yang terbuang ke laut yang dikumpulkan oleh nelayan," kata Edi.
Untuk metode penyulingan BBM digunakan mesin pirolisis. Mesin tersebut mampu menghasilkan 80 liter BBM dari 00 kilogram sampah plastik dalam sekali operasi selama 8-10 jam
Karena belum memiliki izin komersialisasi, BBM yang selama ini diproduksi, diberikan kembali kepada warga yang mengumpulkan sampah, Ketiadaan insentif dari pemerintah juga mempengaruhi kapasitas produksi BBM ini. "Tapi, kami melihat dengan berbagai potensi yang dimiliki, pada 2025 industri (daur ulang)ini ditargetkan sudah bisa menggaet profit," ujar Edi.
Baca juga : Memanfaatkan Limbah Sampah Kemasan
Selain BBM, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk juga memanfaatkan sampah plastik untuk digunakan sebagai campuran aspal. Berdasarkan uji sampel dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, campuran 4-6 persen sampah plastik yang telah dicacah ke dalam aspal bisa meningkatkan kualitas stabilitas jalan hingga 40 persen. Hal ini pun telah diimplementasikan pada 62,1 kilometer jalan di beberapa daerah, dengan menggunakan 56,2 juta lembar limbah kantong plastik.
"Data Juni 2021, implementasi (penggunaan campuran plastik pada aspal) telah dilakukan di beberapa daerah, seperti Cilegon, Depok, Bogor, Garut, Semarang hingga Kudus," ungkap Edi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiono berpandangan, daur ulang sampah plastik merupakan peluang menciptakan bahan baku baru di tengah meningkatnya angka limbah sampah plastik. Perubahan pola hidup dan pola konsumsi pada masa pandemi Covid-19 melalui kebiasaan pesan-antar turut menyumbang peningkatan jumlah sampah plastik ini.
Dalam implementasi ekonomi sirkular, lanjut Fajar, perlu sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan agar secara konsisten mengintegrasikan prinsip keberlajutan dan peraturan yang berlaku. “Untuk semakin memasifkan pola industri seperti ini, pemerintah perlu memberikan insentif kepada pelaku industri yang berhasil menerapkan ekonomi sirkular," kata Fajar.
Pemerintah sendiri melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan dukungan pada upaya ekonomi sirkular yang menghasilkan nilai tambah. Langkah ini juga sejalan dengan salah satu misi dalam G20 Presidensi Indonesia, yakni mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
Kemenperin tengah berupaya agar Kementerian Keuangan dapat memberikan insentif kepada pelaku usaha ekonomi sirkular. Insentif fiskal bisa berupa diskon atau potongan pada pajak pertambahan nilai (PPN)
Pelaksana Tugas Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin Ignatius Waskita menyampaikan, pemerintah mendukung berbagai usaha yang berbasis ekonomi sirkular. Keberhasilan penerapan prinsip keberlanjutan itu antara lain dapat dilihat pada industri semen, besi baja, pupuk, dan pulp kertas yang menggunakan energi substitusi dari industri sirkular.
Saat ini, kata Waskita, Kemenperin tengah berupaya agar Kementerian Keuangan dapat memberikan insentif kepada pelaku usaha ekonomi sirkular. Insentif fiskal bisa berupa diskon atau potongan pada pajak pertambahan nilai (PPN). Sementara itu, insentif non-fiskal bisa diwujudlkan dengan fasilitasi pada regulasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Baca juga : Rencana Pengenaan Cukai Plastik Dinilai Positif
Kemenperin saat ini juga terus mendorong pertumbuhan industri kimia agar dapat memperdalam struktur manufaktur di dalam negeri sekaligus memacu program substitusi impor. Berdasarkan siaran pers Kemenperin, Rabu (19/10), terdapat 20 proyek investasi di sektor industri petrokimia dengan proyeksi nilai sebesar 50 miliar dolar AS sepanjang tahun 2020-2030.