Antisipasi Perlambatan Ekonomi, Pasar Nontradisional Diperluas
Untuk mendukung pertumbuhan ekspor, Indonesia berupaya membuka akses pasar dengan negara-negara mitra melalui perjanjian perdagangan internasional. Pasar nontradisional memiliki potensi besar untuk digarap.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·5 menit baca
M PASCHALIA JUDITH J
Suasana pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam Trade Expo Indonesia ke-34 yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (18/10/2019).
JAKARTA, KOMPAS — Badai resesi ekonomi dinilai sulit diprediksi. Untuk mengatasi perlambatan ekonomi dunia, Indonesia akan fokus menggarap pasar-pasar ekspor nontradisional. Akses perdagangan dengan negara-negara mitra terus didorong melalui perjanjian perdagangan internasional.
Presiden RI Joko Widodo mengemukakan, di tengah krisis dan resesi global, ekonomi Indonesia masih tumbuh 5,44 persen pada triwulan II-2022. Indonesia tergolong negara dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di antara negara-negara G20 dan negara lain.
Selama Januari-September 2022, surplus neraca perdagangan sebesar 39,87 miliar dollar AS, serta surplus perdagangan berturut-turut selama 29 bulan. Adapun kenaikan inflasi pada Agustus 2022 sebesar 4,6 persen dinilai masih bisa dikendalikan. Pada triwulan II-2022, tingkat inflasi naik 5,9 persen akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, tetapi masih bisa dikendalikan.
”Negara kita harus tetap optimistis, tetapi memang harus tetap waspada dan hati-hati karena badai sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi akan menyebar sampai ke mana, dan imbasnya ke kita seperti apa,” kata Presiden Jokowi dalam pembukaan Trade Expo Indonesia di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (19/10/2022).
Dalam pembicaraan dengan Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, tiga hari lalu, IMF mencatat 16 negara yang mendapatkan bantuan dari IMF, serta 28 negara yang antre mendapatkan bantuan dari IMF. ”Indonesia dinilai merupakan titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia,” kata Presiden.
Neraca dagang Indonesia tercatat surplus 5,7 miliar dollar AS pada Agustus 2022, kredit bank per Juli 2022 tumbuh 10,7 persen secara tahunan, dan indeks kepercayaan konsumen pada Agustus 2022 sebesar 124,7. Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih tumbuh, diharapkan kepercayaan global semakin baik. Meski demikian, upaya memperkuat kinerja makro ekonomi dinilai tidak cukup karena bisa meleset sehingga harus ditopang dengan kinerja mikro ekonomi. Diperlukan bauran gerakan otoritas moneter, fiskal, dan pemerintah daerah.
Kepala Negara menambahkan, upaya Indonesia mengatasi kenaikan inflasi tidak hanya dengan kebijakan bank sentral menaikkan suku bunga, tetapi juga menyelesaikan sumber inflasi di pasar. Di antaranya, penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menutup kenaikan ongkos transportasi produsen ke konsumen. Pengecekan akan dilakukan ke setiap pemerintah provinsi.
”Dalam kondisi-kondisi yang sangat sulit seperti ini, kerja keras adalah kunci,” kata Presiden.
Perluasan pasar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menambahkan, guna mendukung pertumbuhan ekspor, Indonesia terus berupaya membuka akses pasar dengan negara-negara mitra melalui perjanjian perdagangan internasional. Pasar nontradisional memiliki potensi besar untuk digarap, antara lain negara-negara di Afrika dengan penduduk sekitar 1 miliar orang, serta Asia Selatan, seperti India, Pakistan, dan Bangladesh, dengan jumlah sekitar 1,5 miliar penduduk, Asia Tengah, serta Timur Tengah.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi (kiri) dan Wakil Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim Indonesia Anne Patricia Sutanto menunjukkan logo baru Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 saat konferensi pers kick off JMFW 2023 di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/10/2022). JMFW 2023 akan digelar bersamaan dengan Trade Expo Center ke-37 yang akan berlangsung di ICE BSD, Tangerang, pada 20-22 Oktober 2022.
”Untuk mengatasi perlambatan ekonomi dunia, kami akan fokus menggarap pasar nontradisional,” ujar Zulkifli.
Saat ini, pasar tujuan utama ekspor yang sudah lama menjalin hubungan dagang dengan Indonesia atau pasar tradisional di antaranya Amerika Serikat, China, dan Jepang. Per September 2022, China, AS, dan Jepang masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia. Total ekspor nonmigas ke tiga negara itu mencapai 10,37 miliar dollar AS, atau berkontribusi 44,17 persen terhadap ekspor nonmigas nasional.
Beberapa negara Afrika yang potensial ialah Nigeria dan Mesir. Adapun produk yang potesial didorong untuk penetrasi pasar ke Afrika antara lain pakaian, sepatu, dan hijab.
Upaya menggarap pasar nontradisional antara lain penandatanganan pejanjian kemitraan ekonomi secara komperehensif antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (IUAE CEPA) pada Juli 2022 yang diharapkan sudah diratifikasi oleh DPR RI sebelum 17 November 2022. Pada tanggal itu, Mohammed bin Zayed al-Nahyan (MBZ) dijadwalkan datang ke Surakarta, Jawa Tengah.
Selain itu, pengesahan undang-undang perjanjian perdagangan Indonesia-Korea yang sudah diratifikasi DPR RI. Misi dagang Indonesia ke India pada 21-22 Agustus 2022 yang menghasilkan 22 kesepakatan dagang senilai 3,2 miliar dollar AS di antaranya untuk komoditas kertas, sawit, dan batubara. Juga misi dagang ke Qatar pada 9-10 Oktober 2022 yang mencatat potensi nilai transaksi Rp 100 miliar dengan mengajak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Suasana pameran perdagangan UMKM Jakarta Kreatif Festival di Sarinah, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Pameran yang digelar secara hibrida tersebut menampilkan produk UMKM di bidang pakaian, kerajinan, dan kuliner terutama kopi. Peserta pameran berasal dari DKI Jakarta dan sejumlah daerah, seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, dan Nusa Tenggara Barat. Produk-produk UMKM saat ini semakin diminati sehingga perluasan akses pasar akan dapat mengembangkan kreasi dari pelaku usaha UMKM.
Kinerja perdagangan Indonesia sejak Januari-September 2022 tercatat surplus 39,87 miliar dollar AS atau naik 58,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dalam kurun yang sama, nilai ekspor nonmigas tercatat 207,19 miliar dollar AS atau naik 33,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Adapun surplus neraca perdagangan September 2022 sebesar 4,99 miliar dollar AS dinilai menunjukkan kemampuan ekonomi Indonesia bertahan di tengah berbagai krisis. Surplus perdagangan itu berasal dari surplus perdagangan nonmigas sebesar 7,09 miliar dollar AS dan defisit perdagangan migas sebesar 2,10 miliar dollar AS. Surplus ini menjadi capaian surplus bulanan ke-29 secara berturut-turut.
Zulkifli menambahkan, pameran perdagangan Indonesia (TEI) ke-37 ini diharapkan menjadi titik balik geliat ekonomi Indonesia pasca-Covid-19. Produk yang ditawarkan terbagi ke dalam tujuh zona kategori, yakni manufaktur, kecantikan, kesehatan, peralatan medis, mebel, jasa digital, makanan dan minuman, serta dekorasi. Pihaknya menargetkan kontrak ekspor selama pameran mencapai 10 miliar dollar AS.
TEI tahun 2022 diikuti 795 pelaku usaha ekspor, sekitar 30 persen diantaranya merupakan sektor UMKM serta 2.288 potensi pembeli dari 176 negara. Sebelum pameran dimulai, tercatat penandatanganan kontrak ekspor senilai 1,5 miliar dollar AS. Dalam TEI periode 2017-2021, total transaksi tercatat 26,55 miliar dollar AS dengan total pengunjung 142.171 orang.