Kendaraan listrik mulai dilirik. Namun, sederet pertanyaan masih menghinggapi warga terkait keandalan, perawatan, baterai hingga infrastruktur pendukung. Ini jawaban pabrikan hingga pemerintah.
Oleh
MELATI MEWANGI, DEFRI WERDIONO, ADITYA PUTRA PERDANA
·5 menit baca
Kendaraan listrik mulai dilirik. Namun, sederet pertanyaan masih menghinggapi warga baik terkait keandalan, perawatan, dan baterai. Juga, tentang kesiapan infrastruktur pendukungnya seperti seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Pada mobil listrik misalnya. Seringkali, ketahanan baterai dan proses pengisiannya menjadi pertanyaan, terutama saat menempuh perjalanan jarak jauh. Sebab, berbeda dengan mobil berbahan bakar minyak (BBM) yang dapat dengan mudah menemukan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di manapun, SPKLU jumlahnya amat jauh lebih sedikit.
Tak ayal, kecemasan jarak tempuh atau range anxiety menjadi salah satu kekhawatiran yang timbul saat menggunakan kendaraan listrik, termasuk mobil saat mesti menempuh perjalanan jauh. Dalam hal ini, manajemen perjalanan (travel management) perlulah disiapkan dengan baik dan matang.
Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia, Makmur, akhir September 2022, mengatakan, manajemen perjalanan bisa dimulai dengan memprediksi kebutuhan total jarak tempuh yang berarti berkait dengan kapasitas baterai kendaraan. Selanjutnya, pengendara wajib mengetahui lokasi stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang nantinya akan dilewati.
Persiapan matang yang dilengkapi dengan riset akan memudahkan perjalanan, sehingga nantinya pengguna tak perlu khawatir bakal kehabisan baterai. Kemudian, kata Makmur, budaya mengisi baterai setelah penggunaan seharian harus menjadi gaya hidup baru. Ia menganalogikannya dengan mengisi baterai telepon seluler setiap malam dan ditinggal beristirahat.
Kekhawatiran lain yakni bagaimana jika mobil listrik melewati genangan atau banjir, karena dikhawatirkan terjadi korsleting. Menurut Makmur, semua jenis kendaraan pada dasarnya tidak disarankan melewati banjir demi keamanan. Sementara perihal baterai, ia menjamin, produknya telah memenuhi standar keamanan dan lolos dalam uji pengecekan kualitas (quality control).
Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motors menjelaskan, aspek keselamatan menjadi prioritas dalam pengembangan kendaraan listrik, terutama pada komponen baterai dan sistem kelistrikan tegangan tingginya. Salah satunya adalah level proteksi terhadap rendaman air. Baterai Wuling telah lolos sertifikasi IP67. Artinya, setelah diuji rendam dalam air sedalam 1 meter selama 30 menit, tidak ada kebocoran yang terdeteksi pada komponen internal baterai.
"Masyarakat tidak perlu khawatir akan keamanan penggunaan kendaraan listrik pada saat hujan maupun ketika melewati genangan dengan tinggi air yang masih dalam batas wajar," ujarnya.
Terkait perawatan kendaraan listrik, Danang mengatakan, perawatan berkala untuk mobil listrik sangat sederhana. Para pengguna mobil listrik tidak perlu mengganti suku cadang sebanyak atau sesering mobil konvensional. Tetapi, tentu saja layanan purnajual yang optimal tetap harus menjadi salah satu fokus perhatian yang utama.
"Wuling bekerjasama dengan jaringan mitra dealer yang tersebar di seluruh Indonesia untuk menjamin ketersediaan suku cadang, kompetensi dan peralatan khusus mekanik kendaraan listrik, serta layanan khusus darurat (Emergency Roadside Assistance). Selain itu, produk mobil listrik Wuling pun disertai dengan beragam garansi," tutur dia.
Hal senada disampaikan Makmur. Mernurt dia, pengguna Hyundai tak perlu khawatir karena pihaknya bekerja sama dengan lebih dari 100 dealer di Indonesia. Apalagi, Hyundai telah mendirikan pabrik di Indonesia. Jika komponen yang dibutuhkan tidak tersedia, pihaknya akan membantu proses pembelian dengan cepat.
"Spare part ada yang fast moving dan slow. Butuh waktu untuk ketersediaannya, impor pun bisa dilakukan saat emergency,” ujar Makmur.
Menurut data Kementerian ESDM, hingga Juli 2022, telah dibangun 346 unit SPKLU di 295 lokasi dan 369 unit SPBKLU di 369 lokasi. Adapun SPKLU yang dibangun PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), ditargetkan mencapai 260 unit pada akhir 2022. SPKLU dan SPBKLU akan terus bertambah guna memfasilitasi kebutuhan penggguna kendaraan listrik.
Kepala Pusat Keunggulan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Zainal Arifin menuturkan pada 2030 mendatang, ditargetkan terbangun 60.000 unit SPKLU. Namun, menurutnya, jika melihat pola, termasuk di Indonesia, sekitar 85 persen pengisian ulang baterai mobil listrik di rumah. Adapun rasio SPKLU dan pemilik mobil listrik, untuk negara seperti Indonesia, yakni 1:10.
"Kami akan terus bangun SPKLU dan menyediakan pola franchise dan revenue sharing. Jadi, kami memberi peluang sebesar-besarnya kepada pihak lain (untuk membangun SPKLU)," kata Zainal.
Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Sehingga kebutuhan SPKLU diperkirakan akan lebih banyak dari rencana yang telah dirancang.
"Inpres tersebut tak masuk dalam asumsi pembuatan peta jalan SPKLU kami. Memang sangat mungkin akan direvisi. Sebab, waktu itu kami membacanya linier, tak ada kebijakan-kebijakan yang mendukung seperti Inpres (No 7/2022)," kata Zainal.
PLN sendiri memberi kemudahan bagi pemilik mobil listrik dengan menyediakan layanan home charging services, yang juga memberi diskon tarif 30 persen pada pukul 22.00-05.00. PLN juga bekerja sama dengan produsen mobil listrik terkait home charging. Begitu mobil dibeli, PLN akan mengirim tim ke rumah pemilik untuk memastikan pemasangan hingga kecukupan daya.
Tak hanya mobil, sepeda motor listrik juga mulai berkembang, salah satunya melalui ojek daring. Electrum, misalnya, yang juga menyiapkan swap station (penukaran cepat baterai) bagi ojek daring Gojek. Tukar cepat baterai dirasa dibutuhkan karena para pengemudi ojek daring memerlukan kecepatan dan ketepatan waktu.
Pelibatan ojek daring juga bagian dari studi Electrum. "Ini nantinya juga bisa untuk masyarakat umum, dengan jaringan penjualan dan pascapenjualan. Namun, kami memiliki Gojek sebagai pintu masuk wahana uji coba. Sehingga ketika memproduksi atau mendesain motor itu akan tepat guna untuk masyarakat Indonesia," ujar Managing Director Electrum Patrick Adhiatmadja.
Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, M Nur Yuniarto, mengemukakan, komponen baterai dan motor hampir mengambil 50 persen dari bobot tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Diharapkan, akan semakin banyak kerja sama pengembangan dan riset antara perguruan tinggi dan industri.
Menurut Yoga Uta Nugraha, CEO Braja Elektrik Motor, sebuah startup otomotif yang memproduksi motor listrik atau dinamo, harga sebuah kendaraan listrik bisa lebih hemat jika menggunakan komponen dari dalam negeri. Dalam hal ini, Braja Elektrik Motor telah mendesain dan memproduksi sejumlah motor listrik menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
"Pembelian beberapa komponen dari luar negeri cukup berisiko karena jika terjadi kendala akan meghabiskan ongkos yang lebih mahal dan waktu lebih lama," ucapnya.