situasi ekonomi global semakin menantang sehingga diperlukan kebijakan yang terencana, terkalibrasi, dan terkomunikasikan dengan baik.
Oleh
MUHAMMAD FAJAR MARTA
·2 menit baca
WASHINGTON DC, KOMPAS – Pertemuan keempat atau terakhir para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 yang berlangsung di Washington DC Amerika Serikat (AS) Kamis (13/10/2022) siang waktu AS atau Jumat (14/10/2022) dini hari waktu Indonesia bagian barat berhasil meneguhkan sejumlah komitmen bersama untuk mengatasi berbagai persoalan global.
Dalam konferensi pers, Menteri Keuangan Sri Mulyani yang memimpin jalannya pertemuan tersebut mengatakan, situasi ekonomi global semakin menantang sehingga diperlukan kebijakan yang terencana, terkalibrasi, dan terkomunikasikan dengan baik.
Menurut Sri Mulyani banyak negara yang kini kesulitan menyeimbangkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi akibat tingginya inflasi dan gejolak pasar keuangan.
“Risiko semakin meningkat akibat inflasi yang tinggi, perlambatan ekonomi, krisis energi dan pangan, risiko iklim, serta ketegangan geopolitik. Sejumlah negara melakukan pengetatan moneter secara agresif sehinga meningkatkan risiko utang di seluruh dunia, tidak hanya di negara berpenghasilan rendah tetapi juga negara-negara berpenghasilan menengah, bahkan maju,” kata Sri Mulyani.
Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, menurut Sri Mulyani dibutuhkan aksi bersama dari negara-negara anggota G20, yang mewakili 85 pesen ekonomi dunia. Langkah ini diperlukan untuk melindungi masyarakat yang rentan sekaligus mengembalikan perekonomian global ke jalur pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
Terkait hal itu, Sri Mulyani mengatakan, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 meneguhkan sejumlah komitmen bersama untuk mengatasi berbagai persoalan global.
Pertama, memperkuat koordinasi dan kerjasama untuk menciptakan stabiiltas ekonomi global serta meningkatkan ketahanan pangan dan energi.
Kedua, memperkuat komitmen untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan internasional. Salah satunya adalah dengan membentuk jaring pengaman keuangan global.
Ketiga, menegaskan kembali komitmen untuk meningkatkan regulasi dan pengawasan sektor keuangan. Sistem keuangan internasional akan diperkuat untuk mengantisipasi berbagai perkembangan termasuk aktivitas dan pasar aset kripto. Selain itu memanfaatkan digitalisasi untuk penguatan literasi keuangan.
Keempat, menegaskan kembali komitmen untuk mempercepat pengaplikasian keuangan berkelanjutan.
Kelima, komitmen untuk mendorong investasi di sektor infrastruktur, termasuk memanfaatkan partisipasi sektor swasta.
Adapun yang keenam adalah komitmen untuk mengimplementasikan paket pajak internasional.
“Terlepas dari kenyataan bahwa kami menghadapi banyak tantangan akibat perang di Ukraina, ditambah situasi ekonomi yang memburuk, presidensi Indonesia mampu menjaga keutuhan G20 sebagai forum global utama di sector ekonomi dan keuangan," kata Sri Mulyani.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, sejak awal presidensi Indonesia, G20 telah bekerja sama untuk memajukan isu-isu global yang bersifat kritis serta mampu memberikan solusi konkret dan kolektif untuk mendorong pemulihan.