Kolaborasi Pertamina dan Koperasi Nelayan untuk Salurkan BBM Bersubsidi bagi Nelayan
PT Pertamina jalin kerja sama dengan koperasi nelayan untuk salurkan BBM bersubsidi. Nelayan berharap harga BBM turun karena kenaikan harga memberatkan biaya operasional melaut.

Nelayan menunjukkan BBM bersubsidi jenis solar dan barkodenya di SPBU nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (17/9/2022).
—
Meski demikian, nelayan Cilacap berharap harga BBM bisa turun atau harga ikan naik supaya kesejahteraan mereka membaik.
”Memang kalau beli pertalite dibatasi sekali beli 30 liter. Namun, itu sudah cukup untuk sekali melaut,” kata Erik Mudiyono (51), salah satu nelayan di Cilacap, Sabtu (17/9/2022).
Masalahnya justru pada biaya melaut bisa sampai Rp 500.000, terbagi untuk BBM Rp 300.000 dan perbekalan lain Rp 200.000. ”Ironisnya, dari semua pengeluaran itu, tak setimpal dengan hasil tangkapan, yang bisa dibawa pulang berkisar Rp 200.000,” ujarnya.
Baca juga : Pipa Pertamina Kembali Bocor di Cilacap, Sungai Jambu Tercemar
Erik menyampaikan, dirinya biasa melaut menggunakan jukung fiber berukuran lebar 1,5 meter dengan panjang sekitar 9 meter. Saat ini, harga ikan dan udang tangkapan sedang turun sehingga hasil tangkapan tidak bisa menutupi biaya operasional melaut.
”Saya biasanya menangkap ikan layur dan udang. Sekarang ikan layur harganya Rp 30.000-Rp 39.000 per kilogram, biasanya di atas Rp 40.000 per kilogram. Udang pun sekarang turun dari Rp 200.000 per kilogram jadi sekitar Rp 120.000 per kilogram,” katanya.

Para nelayan mengantre untuk membeli BBM bersubsidi jenis solar di SPBU nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (17/9/2022).
Atas hasil tangkapan yang tak menentu di laut tersebut, antara lain, karena faktor cuaca dan musim, Erik bersama teman-teman nelayan lainnya berharap ada harga BBM khusus bagi para nelayan. ”Memang kadang kami dapat Rp 2 juta atau Rp 4 juta sehari, tetapi sering juga minus atau habis saja untuk operasional,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Tumino (35) yang mengeluhkan biaya operasional untuk BBM yang naik. ”Harga naik, mau beli jadi sulit. Tangkapan juga sepi. Harga tinggi, ya, nelayan jadi bingung,” kata Tumino.
Baca juga: Timbun BBM Bersubsidi, 5 Orang Ditangkap Polresta Banyumas
Sementara itu bagi Komar (42) nelayan lainnya, mengurus berkas-berkas atau syarat untuk mendapatkan barkode memang ribet. Namun baginya, kendala pembelian solar bagi kapalnya yang berbobot 6 GT adalah ketidakbebasan pembelian.
”Misalnya, saya melaut sampai Pangandaran. Di sana, saya tidak bisa beli solar karena saya cuma terdaftar di Cilacap sini,” ujarnya.

Menteri BUMN Erick Thohir melihat pembelian BBM bersubdisi solar oleh nelayan di SPBU nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (17/9/2022).
Baik Erik, Tumino, maupun Komar menyampaikan, ketersediaan BBM di Cilacap mudah didapatkan, apalagi setelah sepekan terakhir mereka mengurus persyaratan untuk mendapatkan barkode khusus pembelian BBM bersubsidi melalui koperasi Mino Saroyo yang telah memiliki data anggotanya secara lengkap.
Terdaftar
Ketua Koperasi Nelayan KUD Mino Saroyo Untung Jayanto menyampaikan, dari sektiar 8.441 anggotanya, 1.000 nelayan telah terdaftar di program subsidi tepat My Pertamina dan telah mendapatkan barkode untuk pembelian BBM bersubsidi di empat SPBU nelayan.
Menurut Untung, di Cilacap terdapat 917 kapal berbobot 30 GT ke bawah yang membutuhkan solar, 2.037 jukung fiber yang membutuhkan pertalite, dan 87 kapal di atas 30 GT yang membutuhkan solar industri.
Dari jumlah itu, kebutuhan solar per tahun mencapai 31.200 kl dan 7.200 kl. Namun, alokasi BBM per tahun hanya 19.023 kl dan pertalite 2.937 kl. Oleh karena itu, masih terdapat kekurangan BBM per tahun 12.177 kl solar dan 4.263 kl pertalite. ”Kami membutuhkan penambahan alokasi BBM per tahun,” ujar Untung.

Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, serta Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati melihat skema penyaluran BBM bersubsidi bagi nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (17/9/2022).
”SPBU nelayan yang sudah beroperasi di seluruh Indonesia ada 388 dan 22 on progres. Sebentar lagi akan beroperasi. Dari angka tersebut, sepertiganya dikelola koperasi. Jadi, ada 129 koperasi di seluruh Indonesia (yang mengelola) dan ini perlu terus ditingkatkan,” kata Nicke.
Untuk di Jawa Tengah, lanjut Nicke, ada 37 SPBU nelayan, di mana sebanyak 14 dikelola koperasi. ”Khusus untuk di Cilacap semuanya dikelola koperasi, baik yang untuk nelayan maupun industri,” kata Nicke.

Selain itu, sesuai arahan Presiden, di tengah dampak kenaikan harga BBM, perlu solusi bagi nelayan.
”Indonesia adalah negara kelautan, negara kepulauan, dan nelayan adalah pahlawan protein bangsa kita. Bangsa perlu makan. Karena itu, kami langsung merapatkan bersama Pertamina dan jajarannya untuk coba memberikan solusi-solusi kepada nelayan,” kata Erick.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, anggota DPR Adisatrya Suryo, bersama nelayan secara simbolis meresmikan Program Solusi Nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (17/9/2022).
Menurut Erick, program solusi untuk nelayan yang bekerja sama dengan koperasi ini juga akan didukung oleh program-program pemberdayaan masyarakat dan keluarga nelayan dari CSR Pertamina.
Adapun terkait harga jual ikan dan udang, Erick menyebutkan, nantinya hasil tangkapan akan dibeli oleh koperasi dengan harga yang baik asalkan terdapat standardisasi hasil tangkapan. Hal itu, antara lain, supaya hasil tangkapan ada yang bisa diekspor ke luar negeri.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menambahkan, setelah dipelajari, 60 persen biaya produksi nelayan adalah BBM.
Dia mengatakan, kalau ada kenaikan harga BBM pasti dampaknya pendapatan akan menurun. Oleh karena itu, solusi nelayan diupayakan bisa tetap melaut dan mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya.
”Koperasi nelayan bisa menjadi mitra bagi Kementerian BUMN dan Pertamina untuk menyalurkan solar atau BBM supaya BBM bersubsidi ini betul-betul tepat untuk nelayan,” kata Teten.

Seorang polisi berjaga di SPBU nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (17/9/2022).