PLN Dalami Uji Klinis Konversi Gas Elpiji ke Kompor Induksi
Menurut data PLN, saat ini diperkirakan ada 69,5 juta keluarga pelanggan PLN yang menggunakan elpiji 3 kg. Menurut PLN, sinkronisasi terus dibutuhkan. Adapun program 300.000 hanya konversi 0,5 persen.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Andi, pedagang, menggunakan kompor induksi untuk berjualan di Kuliner Pintar Taman Blambangan, Banyuwangi, Selasa (24/2/2021). Pemanfaatan kompor induksi membuat pedagang bisa menghemat hingga 50 persen bial dibanding menggunakan kompor berbahan gas.
JAKARTA, KOMPAS — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terus mematangkan uji klinis program konversi dari gas elpiji 3 kilogram menjadi kompor induksi. Pada tahun ini, 300.000 unit kompor induksi disiapkan. PLN pun memastikan tidak perlu ada pergeseran daya listrik dalam penggunaan kompor induksi.
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Darmawan Prasodjo, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (14/9/2022) sore, mengatakan, program konversi dari elpiji ke kompor induksi bukan aksi korporasi. Namun, salah satu strategi dan kebijakan energi yang putusannya diambil dalam rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
Dalam rapat kabinet tersebut, imbuh Darmawan, paparan disampaikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi. PLN pun hadir dalam pertemuan itu.
”Uji klinis awalnya memang menghadapi kendala teknis, tetapi bisa kami petakan. Daya terpasang di masyarakat juga tidak kami ubah sehingga struktur tarif tetap sama, baik 450 volt ampere (VA), 900 VA, sama. Yang tadinya ada kekhawatiran pergeseran daya tarif (pada konversi kompor induksi), bisa kami selesaikan,” kata Darmawan.
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Pekerja mencoba nyala api kompor gas yang diproduksi di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/10/2019). Di tengah perang dagang Amerika -China, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa memanfaatkan peluang dengan melepas ekspor perdana pemurni udara elektrik ke Amerika Serikat. Industri dengan kapasitas produksi 4 juta unit per tahun ini berkembang sebagai Original Equipment Manufacturer (OEM) untuk beragam produk perangkat elektronik rumah tangga ternama maupun sebagai manufaktur yang memproduksi merek milik sendiri, yaitu Turbo.
Ia menambahkan, sebelumnya juga sempat ada kekhawatiran di masyarakat bahwa biaya akan lebih mahal. Namun, ia memastikan biaya bisa lebih murah. Dengan kompor induksi, biaya memasak dapat lebih hemat berkisar 10-15 persen dibandingkan dengan kompor elpiji.
Dalam paparannya, Darmawan menuturkan, dari hasil uji lama memasak air 2,5 liter dengan lama pemanasan air 20-90 derajat celsius, dengan kompor induksi 1.800 watt, memerlukan waktu 8 menit 47 detik. Sementara kompor elpiji membutuhkan waktu 10 menit 29 detik.
Mengenai proses pengadaan 300.000 kompor induksi, ucap Darmawan, penjajakan minat pasar telah dilakukan. ”Lalu ada 11 pabrik lokal yang mampu menyediakan kebutuhan kompor induksi pada 2022. Tentu ini sangat mepet. Namun, untuk 2023, kompetisi akan jauh lebih sehat. Akan lebih banyak lagi penyedia pabrikan yang bisa berpartisipasi proses lelang untuk pengadaan,” katanya.
Darmawan menuturkan, dalam tiga bulan mendatang, uji klinis akan didalami. Antara lain, terkait kemungkinan tantangan dalam penerimaan dari masyarakat dan tantangan secara teknis. Pasalnya, program tersebut akan melibatkan ratusan ribu keluarga penerima manfaat. PLN pun akan terus memantau perkembangannya.
”Akan ada konsolidasi dari BUMN-BUMN terlibat, seperti Pertamina sebagai pengampu dalam proses pengadaan dan distribusi elpiji, lalu Bukit Asam untuk DME (dimetil eter). Juga, ada program jargas (jaringan) gas PGN (Perusahaan Gas Negara), serta kami di PLN terkait kompor induksi,” ucap Darmawan.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Peserta mengolah dan memasak ikan dari perwakikan PKK Kecamatan mengikuti lomba memasak di Pasar Ikan Rejomulyo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (19/7/2022). Lomba ini digelar untuk menjaring ide mengolah ikan dengan berbagai cara hingga memberikan manfaat ekonomi.
Respons beragam
Menurut data PLN, saat ini diperkirakan ada 69,5 juta keluarga pelanggan PLN yang menggunakan elpiji 3 kg. Dengan demikian, program 300.000 kompor induksi menyasar hanya sekitar 0,5 persennya. Darmawan berharap, dengan uji klinis yang matang, penerimaan masyarakat akan meningkat dengan animo tinggi. Sinkronisasi terus dibutuhkan.
Rapat tersebut mengundang reaksi beragam dari para anggota Komisi VII DPR. Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno menuturkan, saat ini masyarakat butuh kepastian pemenuhan kebutuhan energi. Peningkatan harga BBM per 3 September 2022 juga telah memukul masyarakat sehingga diharapkan jangan sampai program konversi elpiji 3 kg memunculkan riak lagi.
Ia meminta pengujian harus matang, begitu pun dengan kebijakan informasi kepada masyarakat. ”Jangan sampai keluar pernyataan prematur yang bisa membuat masyarakat tidak hanya bingung, tetapi juga resah. Pastikan jangan sampai menyebarkan wacana berita, tetapi misalnya, kemudian tidak jadi,” ucap Eddy.
Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Partai Golkar Maman Abdurrahman menilai, kajian mengenai kompor induksi ini masih terlalu cepat. Apabila 300.000 kompor induksi dibagikan, menurutnya, warga akan diambil, tetapi penggunaan elpiji 3 kg masih dilakukan. Ia menilai, program paling efektif dalam mengurangi impor elpiji ialah pemanfaatan batubara menjadi DME yang juga sudah dimulai.