Pada semester I-2022, Adaro Minerals berhasil membukukan laba sebesar 202 juta dollar AS atau sekitar Rp 3 triliun. Laba tersebut naik 490 persen dibanding periode yang sama di 2021.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Aktivitas pembongkaran batubara asal Kalimantan yang baru tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (4/8/2022). Kementerian ESDM menetapkan target produksi batubara nasional sebanyak 663 juta ton di sepanjang tahun 2022.
JAKARTA, KOMPAS — PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, anak usaha dari PT Adaro Energy Tbk, membukukan laba semester I-2022 yang meningkat hampir lima kali lipat dari periode sama tahun lalu. Kenaikan laba seiring dengan kenaikan pendapatan sebesar 165 persen.
Pada semester pertama tahun ini, Adaro Minerals berhasil membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 202 juta dollar AS atau sekitar Rp 3 triliun. Laba tersebut naik 490,97 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar 34,18 juta dollar AS.
Pendapatan usaha Adaro Minerals juga naik dari 164,1 juta dollar AS pada semester I-2021 menjadi 435,66 juta dollar AS pada semester pertama tahun ini.
”Adaro Minerals mengalami semester pertamanya sebagai perusahaan publik dengan sangat baik, didukung oleh kenaikan harga penjualan rata-rata batubara juga volume penjualan,” kata Direktur dan CEO Adaro Minerals Christian Ariano Rachmat dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Senin (29/8/2022).
Dia menjelaskan, Adaro Minerals mendapatkan minat tinggi untuk produk batubara kokas keras sehingga volume penjualan pada semester I-2022 ini bertumbuh sebesar 9 persen. Kondisi harga yang kuat mendorong harga rata-rata penjualan sepanjang semester I-2022 naik 143 persen. Adapun harga pejualan rata-rata batubara naik 147 persen.
Selama paruh I-2022, volume produksi Adaro Minerals sebanyak 1,53 juta ton atau naik 7 persen dari periode sama tahun sebelumnya.
Tambah cadangan
Sementara itu, emiten tambang lain, PT Bumi Resources Minerals Tbk melalui anak usahanya PT Citra Palu Minerals (CPM), mencatatkan penambahan sumber daya dan cadangan mineral di Palu, Sulawesi Tengah. Menurut keterangan tertulis dari Direktur Utama Bakrie Minerals Agus Projosasmito, penambahan jumlah sumber daya mineral tersebut akan memperpanjang seusia produksi dari proyek tambang di Palu.
Agus menambahkan, CPM mendapatkan hasil pengeboran yang positif dari proyek tambang emas di Blok Poboya (Blok I). Total sumber daya mineral bertambah menjadi 21,7 juta ton dari sebelumnya 17,8 juta ton.