Ekonomi Bergeliat, Bank Jateng Bakal Minta Tambahan Plafon KUR
Penyaluran kredit usaha rakyat yang dilakukan Bank Jateng tahun ini meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pemulihan ekonomi akibat pelonggaran aktivitas jadi salah satu pemicu.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Minat masyarakat Jawa Tengah terhadap kredit usaha rakyat atau KUR terus meningkat seiring melonggarnya pembatasan terhadap aktivitas masyarakat. Tahun ini, Bank Jateng yang mendapatkan plafon kredit usaha lebih banyak dari tahun sebelumnya berencana meminta tambahan plafon pada Oktober.
Pemulihan perekonomian masyarakat di Jateng pascapandemi Covid-19 terus diupayakan sejumlah pihak, termasuk Bank Jateng. ”Bank Jateng tidak hanya berorientasi profit, tetapi kami juga ingin memberikan dampak pada pemulihan ekonomi masyarakat,” kata Sekretaris Perusahaan Bank Jateng Herry Nunggal Supriyadi di Kota Semarang, Selasa (23/8/2022).
Herry menyebut, salah satu upaya membantu pemulihan ekonomi adalah melalui penyaluran kredit usaha. Di Bank Jateng, ada berbagai program penyaluran kredit usaha, mulai dari KUR hingga kredit usaha untuk milenial.
Tahun ini, Bank Jateng mendapatkan plafon KUR sebesar Rp 4,8 triliun. Jumlah itu lebih besar dari plafon KUR tahun sebelumnya sebesar Rp 3,7 triliun. Hingga Agustus, realisasi penyaluran KUR Bank Jateng mencapai Rp 3,83 triliun atau 79,71 persen dari yang ditargetkan.
”Kuota KUR yang masih tersedia saat ini sebesar Rp 973 miliar. Pada pertengahan Oktober mendatang kemungkinan sudah habis. Untuk itu, kami berencana mengajukan tambahan plafon KUR ke Kementerian Koordinator Perekonomian,” ujar analis Pengembangan Bisnis Ritel Bank Jateng, Wahyu Toto Waskito.
Menurut Wahyu, minat masyarakat terhadap KUR tahun ini meningkat signifikan dari tahun sebelumnya karena perekonomian mulai pulih. Hal ini seiring dengan adanya berbagai pelonggaran aktivitas masyarakat. Kondisi ini membuat kepercayaan diri masyarakat untuk kembali memulai usaha meningkat.
Selain itu, Bank Jateng juga terus menambah jumlah unit layanan mikro yang fungsinya mendekatkan layanan kredit kepada masyarakat. Hingga Juli 2022, jumlah unit layanan mikro di Jateng sebanyak 104 unit. Jumlah nasabah yang dilayani 28.601 orang.
Bank Jateng memiliki tiga jenis KUR, yakni KUR supermikro, KUR mikro, dan KUR kecil. Setiap jenis KUR menyediakan plafon pembiayaan berbeda-beda. KUR supermikro plafonnya Rp 2 juta-Rp 10 juta. Sementara KUR mikro dan KUR kecil plafonnya masing-masing Rp 10 juta-Rp 100 juta dan Rp 100 juta-Rp 500 juta.
Bukan hanya KUR, Bank Jateng juga menyalurkan kredit usaha melalui program kredit usaha milenial, yakni KMJ Startup Milenial. Melalui program ini, pelaku usaha berusia 21-45 tahun bisa mengakses permodalan hingga Rp 25 juta dengan bunga 7 persen dan cashback hingga 5 persen. Hingga Agustus 2022, jumlah kredit yang tersalur melalui program itu sekitar Rp 8,5 miliar.
”Program ini untuk memberikan kesempatan kepada pengusaha milenial yang kesulitan mengakses permodalan. Pelaku usaha milenial kerap dianggap kurang berpengalaman oleh lembaga keuangan sehingga sulit mengakses modal,” ujar Wahyu.
Sepanjang 2022, angka kredit macet di Bank Jateng dinilai rendah, yakni 0,33 persen. Hal ini karena Bank Jateng memberikan kesempatan debitur membayar angsuran sesuai kemampuan, misalnya sepekan sekali atau dua pekan sekali. Hal itu membuat jumlah uang yang dibayarkan dalam sekali angsuran lebih kecil dibanding jika angsuran dibayarkan sekali dalam sebulan.
Bank Jateng juga membantu pemasaran produk para pelaku usaha tersebut melalui pameran, temu bisnis, ataupun bazar. Kerja sama dengan sejumlah pihak juga dijalin dalam rangka membantu pemasaran produk pelaku usaha, antara lain, dengan loka pasar dan pemerintah daerah. Untuk mengembangkan kemampuan para pelaku usaha, Bank Jateng juga mengadakan pelatihan kepada para pelaku usaha yang menerima penyaluran kredit usaha.