Di tengah ancaman resesi, pasti banyak orang yang tidak mau menunggu orang lain meringankan beban mereka. Mereka malah menciptakan lapangan kerja untuk diri sendiri dan orang lain.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·4 menit baca
Resesi global makin menghantui kalangan pebisnis. Penurunan aktivitas bisnis mulai muncul. Mereka berusaha mencari strategi untuk menghadapinya dengan memotong biaya dan bahkan mengurangi jumlah karyawan. Pebisnis sangat cemas. Uniknya, berdasar pengalaman masa lalu, banyak peluang dan bisnis baru muncul ketika terjadi krisis. Bagaimana agar peluang itu muncul?
Kita masih ingat ketika muncul krisis keuangan 2008, berbagai perusahaan teknologi, seperti Facebook, Instagram, Paypal, dan lain-lain bermunculan. Lebih dari separuh perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune 500 tahun 2009 didirikan saat resesi. Sejarah juga membuktikan bahwa sejumlah perusahaan, seperti General Electric hingga Microsoft, didirikan selama krisis ekonomi.
Riset Pinnacle Business Solution menyebutkan, perusahaan lainnya, seperti Hewlett Packard, Fedex, CNN, majalah Fortune, Revlon Cosmetics, Hyatt, Burger King, dan Cliff Bar, semuanya didirikan selama resesi. Secara umum pada saat resesi, biaya operasional cenderung lebih murah. Talenta yang dibutuhkan lebih mudah ditemukan karena maraknya pemutusan hubungan kerja. Persaingan biasanya kurang sengit karena, sejujurnya, banyak pelaku bisnis yang keluar dari permainan. Mereka memanfaatkan semua ini.
Akan tetapi, salah satu hal yang penting adalah cara pandang pebisnis menghadapi krisis merupakan kunci. Pesan dari sejumlah pelaku bisnis dan ahli menyebutkan bahwa krisis akan memunculkan rasa sakit. Untuk itu, mereka harus bisa mencari jawaban agar rasa sakit itu berkurang atau hilang. Di sini, peluang baru akan muncul. Sebagian besar ide atau jawaban tersebut tak terduga sebelumnya.
Di dalam sebuah artikel di laman bernama Bplans, masa ekonomi yang sulit akan menimbulkan masalah baru. Masalah-masalah ini berasal dari kebutuhan atau rasa sakit saat ini yang dirasakan orang dan yang sering kali tidak memiliki solusi yang tersedia. Pebisnis perlu memahami bagaimana konsumen menangani masalah ini sekarang dan siapa yang memberikan solusi terbaik saat ini akan menentukan mengapa mereka berpaling ke kita.
Saran berikutnya, kita harus fokus pada memosisikan bisnis, produk, atau layanan sebagai solusi baru dan lebih baik. Bahkan, jika ada pengganti yang tersedia, tunjukkan bagaimana solusi kita lebih cepat, andal, terjangkau, dan lain-lain. Pada saat awal pandemi lalu beberapa ide bisnis baru muncul, seperti memulai layanan dengan jarak jauh, pengiriman yang lebih efisien, dan membuat variasi layanan atau produk yang selama ini jarang dilakukan. Beberapa perusahaan mengalami peningkatan penjualan yang luar biasa ketika mereka membuat solusi di tengah pandemi.
Pada saat awal pandemi lalu, beberapa ide bisnis baru muncul, seperti memulai layanan dengan jarak jauh, pengiriman yang lebih efisien, dan membuat variasi layanan atau produk yang selama ini jarang dilakukan.
Ada beberapa contoh usaha yang muncul justru di tengah resesi. Salah satunya adalah mereka yang melihat angka-angka pemutusan hubungan kerja dan kemudian membuat solusi. Selama resesi, orang-orang yang kehilangan pekerjaan membutuhkan dukungan untuk bangkit kembali. Beberapa orang melihat peluang ini dan memulai dengan membangun komunitas daring atau platform sumber daya yang membantu orang mencari pekerjaan sambil menghasilkan uang dari iklan dan sponsor.
Harry Campbell memulai The Rideshare Guy, sebuah komunitas dan platform sumber daya untuk bisnis pertunjukan pada 2014, tetapi dia melihat lonjakan bisnis terjadi saat pandemi mereda. Menurut Haryy, di laman Zapier, selama pandemi, ia melihat lonjakan lalu lintas karena banyak orang tertarik untuk menjelajahi kesibukan sampingan agar tetap bertahan selama masa keuangan yang sulit. Peningkatan anggota komunitas menyebabkan Harry bekerja lebih keras dari sebelumnya, tetapi itu terbayar dengan pertumbuhan bisnis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Jimmy Daly memulai Superpath, komunitas profesional untuk para pemasar konten, beberapa bulan setelah dimulainya pandemi. Dia menorehkan kesuksesannya dengan fokus pada karier karena membantu anggota mendapatkan saran, mencari pekerjaan, dan mengembangkan keterampilan selama masa ekonomi yang sulit. Setelah ekonomi stabil, dia kemudian dapat menarik sisi lain pasar, yaitu bisnis pencarian bakat melalui papan pekerjaan dan pasar daring.
Tentang lonjakan bisnisnya itu, Jimmy mengungkapkan, hal yang ia pelajari, lingkungan makro biasanya memudahkan kita untuk memelihara dan mendidik satu sisi pasar. Saat lingkungan berubah, begitu juga perhatian kita, harus kembali pindah pada penawaran atau permintaan. Kini, ia menikmati bisnis yang muncul dari krisis tersebut.
Bila kita sekarang meringkuk dan cemas dengan ancaman resesi global, kita akan kalah lebih dulu. Pebisnis seperti ini banyak dan mereka lebih sering hidup dengan kepanikan. Sebenarnya, rasa sakit dialami oleh semua orang, tetapi mereka yang selamat adalah mereka yang bisa menemukan posisi baru untuk memandang berbagai peluang di balik ancaman. Kemudian mereka memilih peluang itu. Kerja keras memang diperlukan agar peluang ini menjadi bisnis nyata.
Oleh karena itu, di tengah ancaman resesi, pasti banyak orang yang tidak mau menunggu orang lain meringankan beban mereka. Mereka malah menciptakan lapangan kerja untuk diri sendiri dan orang lain. Dari sini bakal bermunculan perusahaan-perusahaan baru yang menghasilkan inovasi melampaui perusahaan-perusahan yang sudah lama berdiri. Mereka inilah yang yakin bahwa krisis atau resesi merupakan ibu dari inovasi atau solusi.