Produsen alat kebersihan ramah lingkungan PT Klinko Karya Imaji Tbk mengekspor satu kontainer alat kebersihan ke Amerika Serikat. Ekspor perdana tersebut merupakan awal dari realisasi kontrak kerja jangka panjang.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Produsen alat kebersihan ramah lingkungan PT Klinko Karya Imaji Tbk mengekspor satu kontainer alat kebersihan ke Amerika Serikat. Ekspor perdana tersebut merupakan awal dari realisasi kontrak kerja jangka panjang yang didapatkan Kllinko.
”Setidaknya ada dua pesanan lain yang sedang kami siapkan. Untuk total pesanan 100.000 unit mop head refill,” kata Direktur Utama Klinko Anggun Supanji dalam keterangannya, Selasa (16/8/2022).
Anggun menambahkan, secara bertahap pesanan dengan skema private label ini akan dikirimkan ke Amerika Serikat sebanyak satu kontainer dengan nilai Rp 1 miliar. ”Klinko mengincar setidaknya transaksi Rp 30 miliar untuk pasar Amerika,” kata Anggun. Klinko melayani pasar luar negeri dengan mekanisme private label karena skema ini lebih diminati oleh distributor global. Mereka menyukai fleksibilitas penggunaan banyak merek.
Menurut Anggun, Klinko menilai pasar Amerika Serikat memiliki potensi yang besar. Selain Amerika Serikat, Klinko juga sedang melakukan finalisasi perjanjian penjualan dengan calon konsumen di Malaysia.
Klinko mulai masuk ke bursa saham pada 9 Agustus lalu. Klinko melepas 230 saham baru, setara dengan 17,59 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Klinko mendapatkan dana publik sekitar Rp 23 miliar.
Pendatang baru
Sementara itu, PT Black Diamond Resources akan menawarkan saham sebanyak 1,75 miliar dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Jumlah saham tersebut setara dengan 25,93 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah penawaran saham. Adapun harga penawaran berkisar Rp 100-Rp 130 per saham.
Dengan demikian, dana yang berpotensi didapatkan oleh perusahaan pertambangan batubara ini maksimal Rp 227,5 miliar. Dalam laman e-ipo disebutkan, dana publik tersebut akan digunakan sebesar Rp 40 miliar untuk disalurkan kepada entitas anak PT Dayak Membangun Pratama. Dayak Pratama akan menggunakan dana ini sebagai belanja modal.
Sementara sisa dana akan digunakan untuk modal kerja, seperti membayar vendor dan pemasok Dayak Membangun, membayar para kontraktor tambang, membeli bahan bakar, dan meningkatkan kualitas jalan tambang.
Penggunaan dana akan dibagi menjadi dua tahap. Pada tahap pertama, dana hasil penawaran publik akan diserahkan kepada Dayak Membangun. Tahap selanjutnya, Dayak Membangun akan membayarkan dana tersebut kepada para kontraktor atau pemasok yang bukan merupakan pihak terafiliasi dari Black Diamond. Kedua transaksi maksimal dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun setelah penawaran saham tersebut.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bursa Efek Indonesia Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga akhir Juli masih ada 36 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham di BEI dari berbagai sektor usaha.