Penawaran obligasi dan sukuk tersebut total sebesar Rp 2 triliun dan mendapat permintaan sebesar Rp 4,6 triliun.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para investor sangat berminat pada obligasi dan sukuk yang akan diterbitkan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI. Penawaran obligasi dan sukuk tersebut mengalami kelebihan permintaan sebesar 2,3 kali.
KAI sedang menawarkan obligasi dan sukuk dalam Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi dan sukuk Ijarah PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tahap I-2022. Penawaran obligasi dan sukuk tersebut total sebesar Rp 2 triliun dan mendapatkan permintaan sebesar Rp 4,6 triliun.
Rincian penawaran surat utang tersebut ialah obligasi berkelanjutan I KAI tahap I-2022 sebesar Rp 1,5 triliun. Obligasi ini terdiri atas dua seri, yakni Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan kupon 7,1 persen dan Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan kupon sebesar 8 persen. Sementara sukuk Ijarah KAI tahap I-2022 senilai Rp 500 miliar.
”Respons investor terhadap penawaran obligasi dan sukuk perseroan sangat menggembirakan. Hal tersebut menunjukkan tetap tingginya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja KAI yang terus berinovasi untuk bangkit lebih cepat dan lebih baik di masa pandemi Covid-19 dan di masa yang akan datang,” kata VP Public Relation KAI Joni Martinus dalam keterangannya, Jumat (12/8/2022), di Jakarta.
Adapun obligasi ini akan digunakan untuk pembiayaan kembali obligasi I tahun 2017 Seri A. Selain itu juga digunakan untuk pengembangan angkutan batubara Sumatera Selatan dan untuk membiayai pengadaan sarana KA Bandara Internasional Adi Soemarmo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
”Kami melakukan diversifikasi pendanaan, baik melalui lembaga keuangan bank maupun nonbank. Dana obligasi dan sukuk ini akan KAI gunakan sebaik mungkin dalam rangka peningkatan angkutan kereta api, terutama angkutan barang serta angkutan penumpang,” kata Joni.
Pada semester I-2022 ini, PT KAI berhasil membukukan laba bersih. Padahal, semester I-2021 PT KAI masih merugi. PT KAI merugi Rp 480 miliar pada periode sama tahun lalu dan paruh pertama tahun ini menjadi laba bersih Rp 740 miliar.
PMN Garuda
Sementara itu, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menunda agenda mengenai persetujuan penyertaan modal negara (PMN). Agenda lain masih tetap dibahas dalam rapat umum pemegang saham tahunan dan rapat umum pemegang saham luar biasa, Jumat (12/8/2022).
Agenda yang masih berjalan ialah tentang persetujuan laporan keuangan 2021, penetapan tantiem direksi dan dewan komisaris, pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN, serta perubahan anggaran dasar dan perubahan pengurus perseroan. Mata acara tentang PMN akan dibahas pada rapat 26 September 2022.
Menurut manajemen Garuda, penundaan tersebut dilakukan mengingat nilai nominal saham baru dan harga pelaksanaan akan ditentukan lebih lanjut berdasarkan hasil penilaian independen laporan keuangan semester I-2022. ”Laporan keuangan tengah tahunan 2022 Perseroan sampai saat ini masih dalam proses penyelesaian audit,” demikian keterangan manajemen Garuda.