Antisipasi Krisis Pangan, Presiden Bagikan Satu Juta Bibit Kelapa Genjah
Program penanaman kelapa genjah mulai digencarkan. Diharapkan, kelapa genjah menjadi salah satu komoditas yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setidaknya 300 juta orang mengalami kekurangan pangan akut menyusul krisis pangan yang mulai terjadi di dunia. Untuk mengantisipasi krisis pangan, pemerintah terus mendorong peningkatan produktivitas pertanian rakyat. Selain membagikan bibit jagung, pemerintah juga membagikan bibit kelapa genjah sebagai upaya meningkatkan hasil pertanian.
Bibit jagung dan kelapa genjah di antaranya dibagikan kepada para petani di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah. Presiden Joko Widodo memantau pembagian bibit dan menanam bersama petani di Desa Giriroto, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (11/8/2022).
Didampingi Nyonya Iriana serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Bupati Boyolali Muhammad Said Hidayat, Presiden juga membagikan dan menanam bibit bersama para petani di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo.
Presiden kembali mengingatkan bahwa dunia saat ini sedang menghadapi krisis pangan. Setidaknya 300 juta orang berada pada situasi kekurangan pangan akut. Bahkan, kelaparan sudah mulai terjadi di beberapa negara. Oleh karena itu, perlu ada solusi yang disiapkan untuk menghadapi krisis pangan. Tanpa solusi, bisa saja warga dunia yang kelaparan bisa mencapai 800 juta orang.
Di Indonesia, Presiden Jokowi mendorong pemanfaatan lahan-lahan di pekarangan rumah untuk ditanami komoditas pangan misalnya cabai. ”Kami ingin lahan-lahan yang tidak produktif itu diproduktifkan. Urusan cabai, urusan ini yang seharusnya rumah tangga-rumah tangga di desa itu bisa menanam itu, di polybag atau di pekarangannya sehingga tidak ada kekurangan cabai atau harga cabai naik drastis. Ini yang baru dikerjakan oleh Kementerian Pertanian,” tutur Presiden.
Lahan-lahan yang tidak ditanami bisa dijadikan lebih produktif dengan berbagai komoditas pangan. Salah satu yang didorong untuk ditanami adalah kelapa genjah.
Kami ingin lahan-lahan yang tidak produktif itu diproduktifkan. Urusan cabai, urusan ini yang seharusnya rumah tangga-rumah tangga di desa itu bisa menanam itu, di polybag atau di pekarangannya sehingga tidak ada kekurangan cabai atau harga cabai naik drastis.
Tanaman kelapa genjah cocok untuk dibudi daya karena tidak terlalu tinggi. Kelapa genjah juga berbuah setelah masa tanam yang tidak terlampau lama. Setiap pohon juga bisa menghasilkan buah banyak. Hasilnya, bisa diolah menjadi gula semut, minyak kelapa, atau minuman.
”Lahan-lahan yang tidak produktif ditanami seperti sekarang yang kita lakukan, kelapa genjah, yang nanti hasilnya (terlihat dalam) dua tahun, dua setengah tahun,” tambah Presiden.
Dalam setahun, setiap pohon dari bibit unggul yang disiapkan Kementerian Pertanian itu bisa menghasilkan 180 buah kepala. Karena itu, kelapa genjah dinilai berpotensi menaikkan pendapatan masyarakat ataupun mengantisipasi ketahanan pangan.
Kegiatan penanaman bertajuk ”Kelapa Genjah Sebar (KEJAR)” yang dilaksanakan Presiden merupakan satu bagian dari kegiatan ”Perkebunan Merdeka”. Penanaman perdana dilakukan di Solo Raya, yakni Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, dan Boyolali. Di penanaman perdana ini, ditarget 200.000 batang ditanam secara bertahap dan tersebar di tiga kabupaten tersebut.
”Saya kira ini yang akan terus kita lakukan, di Boyolali kita bagi 46.000, di Karanganyar kita bagi 44.000, dan di Sukoharjo 110.000 kelapa genjah, tambah Presiden.
Di provinsi-provinsi lain yang juga cocok untuk penanaman kelapa genjah, pemberian bibit akan dilakukan. Presiden Joko Widodo menyebutkan, program ini menargetkan penanaman satu juta kelapa genjah.
”Targetnya kurang lebih satu juta kelapa genjah, tapi tidak kelapa saja, tadi ada jagung dibagi juga, bibit-bibit cabai,” katanya.
Selain bertujuan untuk ketahanan pangan dalam menghadapi krisis pangan dan menuju kemandirian pangan, kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan pendapatan rumah tangga. Selain itu, dari tanaman sela seperti jagung dan cabai serta peternakan kambing dan ayam, pendapatan masyarakat akan semakin baik.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebelumnya sudah meninjau penanaman kelapa genjah di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (5/8/2022). Dia menambahkan, target penanaman satu juta bibit kelapa genjah dilakukan pada 2022-2023.
Dalam kunjungan ke Boyolali, Presiden Jokowi juga sempat berdialog dengan para petani penanam kelapa genjah. Presiden juga sempat menanyakan kapan kelapa genjah mulai ditanam. ”Kemarin, Pak,” kata Nurhayanti, salah seorang petani.
Presiden juga berpesan agar para petani merawat kelapa genjah yang telah ditanam. ”Ini dirawat saja, nanti saya cek lagi,” ujarnya.
Presiden juga menjelaskan, produktivitas bibit pohon kelapa genjah serta manfaatnya kepada para petani. ”Itu per tahun, katanya Pak Menteri, bisa 180 (buah) kalau dirawat. Nanti sebagian bisa diminum, sebagian bisa dijual. Bareng-bareng. Kalau enggak nanti dibuatkan industri untuk minyak kelapa dan gula aren,” tuturnya.