Transaksi Trade Expo Indonesia 2022 Ditargetkan Capai Rp 148,75 Triliun
TEI 2022 diharapkan dapat menjaga tren positif kinerja ekspor RI hingga akhir tahun ini. Pasar pameran global juga diperkirakan tumbuh 12,96 persen per tahun pada 2022-2026.
Oleh
Hendriyo Widi
·4 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Produk mebel dipamerkan dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 di Indonesia Convention Exhibition, BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (16/10/2019). Tahun ini, TEI akan digelar secara hibrida pada 19 Oktober-19 Desember 2022.
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perdagangan akan menggelar Trade Expo Indonesia atau TEI ke-37 secara hibrida pada 19 Oktober-19 Desember 2022. Transaksi pameran perdagangan tingkat internasional itu ditargetkan bisa mencapai 10 miliar dollar AS atau Rp 148,75 triliun.
TEI 2022 diluncurkan secara hibrida oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Jakarta, Rabu (10/8/2022). Dalam peluncuran itu, Zulkifli didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi dan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan Juan Permata Adoe.
TEI 2022 akan digelar secara luring pada 19–23 Oktober 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, dan daring pada 19 Oktober-19 Desember 2022. Pameran tersebut mengusung tema yang sama dengan Presidensi G20 Indonesia, yakni ”Strengthening the Global Trade for Stronger Recovery”.
Didi mengatakan, Kemendag menargetkan transaksi TEI 2022 bisa mencapai 10 miliar dollar AS atau meningkat 65 persen dari realisasi transaksi TEI 2021 yang sebesar 6,1 miliar dollar AS. Kemendag juga menargetkan TEI 2022 diikuti 1.000 peserta serta 66.000 pengunjung dan pembeli dari dalam dan luar negeri.
”Meski target itu berat dan perekonomian dunia semakin menantang, kami optimistis target tersebut terealisasi dengan memanfaatkan pemulihan ekonomi nasional,” katanya.
Kemendag menargetkan transaksi TEI 2022 bisa mencapai 10 miliar dollar AS atau meningkat 65 persen dari realisasi transaksi TEI 2021 yang sebesar 6,1 miliar dollar AS.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Pengguna internet mengunjungi situs pameran lisensi dan waralaba The 18th Indonesia Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2020 yang dilaksanakan secara virtual, Jumat (18/9/2020). Karena pandemi Covid-19, IFRA yang biasanya diselenggarakan secara luar jaringan, tahun ini berganti menjadi pameran virtual.
Menurut Didi, TEI 2022 akan mempromosikan produk-produk Indonesia, seperti manufaktur, mode, perawatan kesehatan dan kecantikan, makanan dan minuman, peralatan medis, perabotan dan dekorasi rumah, serta layanan digital. Pameran itu juga diramu dengan forum konsultasi dan penjajakan bisnis; misi pembelian; forum investasi dan pariwisata; serta Jakarta Muslim Fashion Week.
”Kami juga akan mendatangkan pembeli dari luar negeri dengan melibatkan perwakilan perdagangan yang berada di sejumlah negara. Para pembeli itu akan ada yang hadir langsung dan tidak langsung atau secara daring,” ujarnya.
Sementara itu, Zulkifli menuturkan, tren pemulihan ekonomi nasional harus terus dijaga di tengah berbagai tantangan global, seperti pandemi Covid-19, inflasi, krisis pangan dan energi, serta konflik geopolitik. Salah satunya dengan meningkatkan kinerja ekspor.
Pada triwulan II-2022, perekonomian Indonesia tumbuh 5,44 persen secara tahunan. Capaian pertumbuhan itu lebih tinggi dari triwulan I-2022 yang sebesar 5,01 persen secara tahunan.
Ekspor, lanjut Zulkifli, menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi tersebut. Sepanjang semester I-2022, kinerja ekspor Indonesia sangat baik dengan surplus neraca perdagangan senilai 24,89 miliar dollar AS, tertinggi sepanjang sejarah.
Surplus tersebut disokong surplus sektor nonmigas senilai 36,59 miliar dollar AS dan defisit sektor migas sebesar 11,70 miliar dollar AS. ”Melalui TEI 2022, kinerja positif perdagangan tersebut diharapkan bisa tetap terjaga,” ujarnya.
Melalui TEI 2022, kinerja positif perdagangan tersebut diharapkan bisa tetap terjaga.
Sementara Juan Permata Adoe menyatakan, Kadin Indonesia akan turut berkontribusi dalam TEI 2022. Peluang kerja sama antar-pebisnis (b to b) Indonesia dengan negara lain akan dimanfaatkan secara optimal.
Dalam TEI 2022, Kadin bersama Kemendag menggelar Jakarta Muslim Fashion Week yang dicanangkan sejak tahun lalu. Hal ini dalam rangka mewujudkan Indonesia menjadi hub atau pusat industri halal dunia.
Kendati pandemi Covid-19 belum usai, potensi pameran global masih sangat besar. Sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, India, dan Uni Emirat Arab, memanfaatkan pameran untuk mempromosikan potensi negara dan memacu perdagangan, investasi, dan pariwisata.
KOMPAS/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Suasana Paviliun Indonesia Dubai Expo 2020 pada Senin (1/5/2021) malam. Paviliun Indonesia adalah sarana dan tempat untuk mengenalkan Indonesia di pameran Dubai Expo 2020 yang dikunjungi berbagai warga dari seluruh dunia.
Research and Markets memproyeksikan, tingkat pertumbuhan per tahun (CAGR) pasar pameran global selama periode 2022-2026 sebesar 12,96 persen. Nilai pasarnya 13,87 miliar dollar AS pada 2021 dan diperkirakan meningkat menjadi 36,31 miliar dollar AS pada 2026.
Peningkatan nilai pasar pameran global itu ditopang oleh sejumlah faktor. Pertama, pertumbuhan individu dengan kekayaan bersih di atas 1 juta dollar AS (HNWI) yang mencapai 7,8 persen menjadi 22,37 juta orang pada 2021.
Empat negara teratas dengan HNWI terbanyak adalah Amerika Serikat (7,46 juta orang), Jepang (3,65 juta orang), Jerman (1,63 juta orang), dan China (1,53 juta orang). Keempat negara tersebut mewakili 63,6 persen dari total populasi HNWI pada 2021.
Kedua, terkendalinya pandemi Covid-19. Ketiga, penerapan model pameran hibrida yang ditopang perkembangan inovasi teknologi digital, seperti kecerdasan buatan dan metaverse.
Sementara yang menjadi tantangan pengembangan pasar pameran global adalah biaya pengadaan yang tinggi. Biaya itu mencakup, antara lain, penyediaan teknologi beserta inovasinya dan sarana-prasarana protokol kesehatan bagi pameran hibrida.