Komoditas Pangan Dipantau, Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen
Pemerintah terus memantau komoditas pangan energi untuk mengendalikan inflasi. Kenaikan harga gandum yang dipicu larangan ekspor gandum oleh sembilan negara, akan diatasi dengan tanaman pengganti seperti sorgum dan sagu.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Pusat Statistik atau BPS belum mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2022, tetapi pemerintah optimistis bahwa ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen year on year. Keyakinan pemerintah ini didasarkan pada indeks keyakinan konsumen yang baik dan Purchasing Managers Index atau PMI Manufaktur Indonesia yang berada di level 51,3.
”Kita masih menjaga inflasi kita. Saat sekarang masih di 4,9. Namun, kita lihat pertumbuhan ekonomi kita masih sedikit di atas 5 persen. Besok BPS akan mengumumkannya, pertumbuhan ekonomi di kuartal II. Tapi dengan indeks keyakinan konsumen juga baik dan PMI di 51,3, kami optimistis angkanya di atas 5 persen,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers seusai rapat terbatas terkait produksi sorgum dan jagung di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Menurut Airlangga, inflasi Indonesia saat ini memang meningkat. ”Namun, kita lihat beberapa harga akan turun juga walaupun kita lihat harga terigu (baru) akan turun di kuartal pertama tahun depan. Kemudian (harga) beberapa komoditas juga relatif sudah turun, termasuk minyak goreng dan tentu yang utamanya adalah daya beli kita,” kata Airlangga.
Menanggapi prediksi kecenderungan inflasi yang meningkat, Airlangga menyebut pemerintah akan terus memantau komponen-komponen yang menaikkan inflasi seperti harga komoditas pangan dan energi. Sampai sekarang, pemerintah masih mempertahankan daya beli untuk komoditas-komoditas tersebut.
”Indonesia tidak melakukan pass-through harga, berbeda dengan negara lain. Tentu jumlah subsidi yang diberikan di tahun ini, kan, sudah disetujui oleh DPR sehingga tentu itu menjadi jaringan pengaman sosial di masyarakat. Jadi itu yang dilakukan oleh pemerintah,” tambah Airlangga.
Tim Pengendali Inflasi Pusat maupun Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) juga sudah diinstruksikan untuk menjaga dan memonitor ketersediaan dan harga komoditas, termasuk komoditas pangan. Harga komoditas beras dan komoditas pangan utama lainnya terpantau relatif stabil. ”Hanya tanaman musiman apakah itu cabe dan bawang, tapi relatif seluruhnya lebih terkendali karena demand tertinggi kita akan selalu pada saat Lebaran,” ucap Airlangga.
Tim Pengendali Inflasi Pusat maupun Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) juga sudah diinstruksikan untuk menjaga dan memonitor ketersediaan dan harga komoditas termasuk komoditas pangan.
Menyikapi kenaikan harga komoditas gandum dunia, rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo, Kamis (4/8/2022), juga fokus membahas peningkatan produksi dan hilirisasi sorgum sebagai pangan substitusi gandum. Rapat tersebut juga membahas perkembangan kebijakan impor gandum.
Menurut Airlangga, pemerintah memonitor setidaknya ada sembilan negara yang melakukan larangan ekspor gandum. Kazakhstan, misalnya, melarang ekspor gandum hingga 30 September. Kirgistan, India, Afganistan, dan Ukraina juga melakukan pelarangan ekspor sampai 31 Desember mendatang.
”Dengan demikian, tanaman pengganti ataupun substitusi dari gandum, Indonesia punya beberapa alternatif selain sorgum, itu bisa juga dari tanaman sagu dan singkong. Oleh karena itu, arahan Bapak Presiden seluruhnya perlu dipersiapkan agar kita punya substitusi dan diversifikasi dari produk tersebut,” ujar Airlangga.
Airlangga menambahkan, realisasi pengembangan luas tanam sorgum sampai dengan Juni adalah 4.355 hektar dan tersebar di enam provinsi dengan produksi 15.243 ton dan produktivitas 3,63 ton per hektar. ”Presiden minta agar dibuatkan roadmap sampai 2024. Kami laporkan bahwa target dari musim sasaran tanam di 2022 adalah 15.000 hektar dan ini tentu ada pengembangan 100.000 hektar,” tambahnya.
Presiden Jokowi juga meminta produksi sorgum diprioritaskan untuk Kecamatan Kota Waingapu, Nusa Tenggara Timur. Pada 2023, pemerintah mempersiapkan lahan 115.000 hektar dan 154.000 hektar pada 2024. Luasan lahan itu akan dipersiapkan oleh Kementerian Pertanian serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Saat ini, harga sorgum sekitar Rp 3.500 per kilogram. Dengan produksi 4 ton per hektar, petani sorgum bisa memperoleh penghasilan Rp 12,5 juta dengan biaya produksi Rp 8,4 juta. ”Kalau dibuat menjadi biji kering sosoh itu Rp 9,2 juta per hektar harganya Rp 15.000 (per kilogram) dan itu memberikan keuntungan Rp 28 juta per panen,” ujar Airlangga.
Menurut Airlangga, produksi sorgum relatif masih terbatas. Sesuai arahan Presiden Jokowi, pilot project pengembangan sorgum ini harus diintegrasikan dengan peternakan sapi. Sebab, batang tanaman sorgum bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak maupun bioetanol. Di sisi lain, Presiden Jokowi juga memonitor bahwa kebutuhan jagung selalu meningkat, misalnya pada tahun ini kebutuhannya 11,8 juta ton.
Presiden Jokowi juga meminta Kementerian Pertanian menyiapkan alat mesin pertanian dan menyiapkan peternakan hingga ekosistem sorgum bisa terbentuk di Kecamatan Kota Waingapu. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan mempersiapkan roadmap (peta jalan). Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral diminta mempersiapkan pengembangan bioetanol dari sorgum.
Selain itu, pemerintah juga harus mendorong kapasitas luasan lahan yang diperluas sejalan dengan kontinuitas produk dan mendapatkan offtaker atau integrator yang siap menampung hasil produksi. Salah satu offtaker yang dipertimbangkan oleh pemerintah adalah industri pakan ternak. Saat ini, bahan baku industri pakan ternak masih 50 persen jagung dan 50 persen protein lain yang bisa dipenuhi antara lain dari sorgum.
Badan Riset dan Inovasi Nasional diharapkan turut mengembangkan varietas sorgum.
Selama ini, delapan industri kecil dan menengah juga telah menjadi pasar tradisional bagi produk sorgum. Dengan kondisi saat ini yang lahannya sekitar 4.000 hektar, produksi sorgum diakui masih sangat terbatas. ”Offtaker industrinya juga akan dibangun sesuai dengan jumlah lahan yang diperluas. Saat pertama targetnya 30.000 ton di NTT sesudah itu ditingkatkan menjadi 100.000 yang baru industrinya kita eskalasi lagi,” kata Airlangga.
Badan Riset dan Inovasi Nasional diharapkan turut mengembangkan varietas sorgum. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diminta mempersiapkan kebutuhan air dalam bentuk irigasi ataupun embung di wilayah kluster pertama yang dicoba di NTT. ”Kluster pertama tersebut diharapkan dalam 100 hari ini bisa dievaluasi dalam 100 hari karena tanaman ini adalah tanaman yang sifatnya tiga bulanan dan memang kita akan memperluas wilayah di Waingapu,” tambahnya.
Ketahanan pangan
Ditemui seusai rapat terbatas, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa Presiden Jokowi sangat fokus pada masalah ketahanan pangan untuk mengantisipasi krisis pangan dunia dan krisis energi. ”Kita berharap, sorgum ini tanaman khas Indonesia, tanaman tropis. Kalau gandum subtropis. (Sorgum) bisa tumbuh di mana saja. Satu kali tanam, dua kali panen. Konsentrasi (di) NTT. Offtaker harus dipastikan,” tambahnya.
Syahrul menegaskan bahwa tidak ada negara yang percaya diri dalam menghadapi alam yang sangat tidak bisa diprediksi akibat perubahan iklim. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menambahkan bahwa sorgum merupakan tanaman asli Indonesia yang cocok untuk daerah tandus. Sorgum disebut cocok untuk substitusi gandum ataupun jagung.
Menurut Zulkifli, harga gandum dalam negeri saat ini Rp 12.000 per kilogram. Tren harga gandum dunia cenderung turun setelah beberapa negara, seperti Australia, Kanada, dan Amerika Serikat, berhasil panen. Ukraina dan Rusia juga sudah mulai pengapalan gandum untuk ekspor. ”Tren dunia, gandum turun mudah-mudahan September, Oktober sudah turun,” ucapnya.
Pada rapat tersebut, Zulkifli juga melaporkan bahwa harga minyak curah kemasan sederhana sudah mencapai Rp 14.000 per liter di Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatera. Sementara harga tandan buah segar sudah di rentang Rp 1.700-Rp 2.000 per kilogram. Harga minyak goreng di Papua dan Maluku saat ini masih Rp 17.000 (per liter) dan diperkirakan bisa turun menjadi Rp 14.000 (per liter) dalam dua pekan mendatang. ”Papua minggu depan akan ada pengapalan kira-kira kirim 1.000 ton (minyak goreng),” ucap Zulkifli.