Kendati mencatatkan pertumbuhan tertinggi pada Juni 2022 sejak pandemi Covid-19, bayang-bayang kenaikan suku bunga diperkirakan bakal menghambat penyaluran kredit.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan sampai dengan Juni 2022 mencapai 10,66 persen. Ini adalah pertumbuhan kredit tertinggi sejak masa pandemi Covid-19. Namun, agresifnya penyaluran kredit tersebut berpotensi terganjal oleh bayang-bayang kenaikan suku bunga pada semester II-2022.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penyaluran kredit perbankan pada Juni 2022 mencapai Rp 6.182 triliun atau tumbuh 10,66 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini ditopang oleh makin menggeliatnya aktivitas ekonomi seiring dengan terkendalinya kasus Covid-19 di Indonesia.
Dihubungi pada Minggu (31/7/2022) di Jakarta, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal menjelaskan, pertumbuhan kredit bank yang mencapai dobel digit itu disebabkan oleh dua faktor. Yang pertama, aktivitas ekonomi saat ini makin bergairah, baik dari sisi produksi dunia usaha maupun dari permintaan konsumsi rumah tangga.
”Makin terkendalinya kasus Covid-19 mendorong mobilitas ekonomi yang lebih lancar dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan di sepanjang 2020. Ini yang membuat permintaan kredit bank juga meningkat,” kata Faisal.
Faktor kedua, imbuh Faisal, pertumbuhan kredit Juni tahun ini menjadi terasa signifikan disebabkan basis penghitungan yang rendah (low base effect) pada periode yang sama tahun lalu yang mana pertumbuhan kreditnya hanya 0,59 persen. Karena basis penghitungannya rendah, agregat pertumbuhannya menjadi terlihat signifikan.
Kendati demikian, Faisal memperkirakan, pada semester II-2022, pertumbuhan penyaluran kredit tidak akan secepat saat ini. Penyebabnya adalah Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan menaikkan suku bunga pada semester II-2022. Kenaikan suku bunga itu, secara teoretis akan direspons kalangan perbankan dengan ikut menaikkan suku bunga kredit. Hal ini membuat bunga kredit menjadi lebih mahal sehingga mengurangi permintaan kredit.
”Saya kira sampai akhir tahun pertumbuhan kredit akan di kisaran 9 persen. Itu saja sudah cukup baik dengan kondisi ekonomi pascapandemi,” ujar Faisal.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan, fungsi intermediasi perbankan menunjukkan pertumbuhan yang sejalan dengan peningkatan perekonomian domestik. Secara sektoral, mayoritas sektor utama kredit mencatatkan kenaikan. Kenaikan terbesar terjadi pada sektor manufaktur, yaitu 38,3 persen dibanding Mei 2022. Hal yang sama juga terjadi di sektor pertambangan yang naik 23,5 persen dari bulan Mei 2022.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) pada Juni 2022 mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,13 persen secara tahunan, melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 9,93 persen secara tahunan. ”Ke depan, OJK perlu menjaga kinerja industri jasa keuangan tetap positif dan semakin produktif berkontribusi terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” kata Mahendra.
Kinerja perbankan
Pertumbuhan kredit industri perbankan yang tinggi tersebut dicatat sejumlah bank terbesar di Tanah Air. Sampai dengan semester I-2022, total kredit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk secara konsolidasi mencapai Rp 1.138 triliun, bertumbuh 12,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan itu ditopang seluruh segmen kredit, yakni konsumer; mikro; usaha kecil dan menengah (UKM); komersial; serta korporasi.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan, capaian tersebut menjadikan Bank Mandiri sebagai penyalur kredit terbesar di Tanah Air. Ia mengatakan bahwa pertumbuhan penyaluran kredit itu ditopang oleh makin menggeliatnya aktivitas ekonomi domestik, meski tengah terjadi ketidakpastian global.
Pertumbuhan juga dicatatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang pada semester I-2022 mencatat pertumbuhan 8,75 persen secara tahunan menjadi Rp 1.104,79 triliun. ”Penopang utamanya adalah kembali menggeliatnya aktivitas ekonomi, khususnya segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi fokus bisnis BRI,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso.
Dari bank swasta, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mencatatkan pertumbuhan kredit 13,8 persen pada semester I-2022 ketimbang periode yang sama tahun lalu. Total penyaluran kredit BCA mencapai Rp 675,36 triliun. ”Kami mencatat ada peningkatan permintaan kredit pemilikan rumah dan kendaraan bermotor. Ini mengindikasikan permintaan kredit masyarakat kembali bergairah,” ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.