Pemerintah Matangkan Konsep Pengamanan dan Rekayasa Lalu Lintas KTT G20 Bali
Konsep pengamanan dan rekyasa lalu lintas terus dimatangkan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, 15-16 November 2022. Kerja sama antarinstansi sangat menentukan kelancaran mobilitas para delegasi.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mematangkan konsep pengamanan dan rekayasa lalu lintas menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada 15-16 November 2022. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Bali terkait konsep pengamanan dan rekayasa lalu lintas, termasuk soal penggunaan kendaraan listrik yang akan melayani para delegasi G20.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Hendro Sugiatno di Denpasar, Bali, Jumat (29/7/2022), menyatakan, konsep pelaksanaan pengamanan dan rekayasa lalu lintas tersebut disinkronkan untuk menjaga kelancaran mobilitas pelaksanaan pertemuan-pertemuan para delegasi G20.
”Pada dasarnya, kami sudah siap. Kami juga membutuhkan koordinasi terkait pelaksanaan tactical floor game (TFG). Kami menyiapkan 30 bus listrik yang akan melayani empat koridor, mulai dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju Kawasan Nusa Dua dan ada beberapa lagi untuk mendukung pelaksanaan G20,” kata Hendro.
Hendro berharap semua pekerjaan terkait persiapan G20 dapat dilakukan bersama- sama. Harapannya, hal itu dikerjakan secara koordinatif untuk menyukseskan pelaksanaan G20. ”Saya sudah bicara dengan Gubernur Bali terkait kegiatan ini dan beliau merespons dengan baik. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi juga akan mulai TFG sekitar September 2022,” kata Hendro.
Dalam kesempatan itu, Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Putu Jayan Danu Putra menyatakan, pihaknya akan menggelar Operasi Puri Agung 2022 dan mengerahkan lebih kurang 6.744 personel. ”Tentu, ini di-back up juga oleh Mabes Polri,” ujarnya.
Obyek yang akan diamankan polisi secara keseluruhan ada tujuh, yakni mulai dari bandara hingga sepanjang rute, kawasan Sawangan, GWK, Tahura Mangrove, dan Pulau Kura-kura. Selain itu, ada delapan persimpangan di wilayah Bali yang perlu rekayasa lalu lintas. ”Di sinilah, kami membutuhkan bantuan dari Ditjen Hubdat (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat) bersama petugas lalu lintas kami menggelar personelnya di simpang tersebut,” ujar Putu Jayan Danu Putra.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Lalu Lintas Jalan Kementerian Perhubungan Cucu Mulyana menyatakan, pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut karena berdasarkan survei, terdeteksi ada 10 persimpangan. ”Sebab, anggota delegasi ada yang menginap di daerah Sanur sehingga akan kami tambah (jadi) dua simpang yang akan dilakukan rekayasa lalu lintas. Terkait pelaksanaan ganjil genap akan dilakukan di sembilan ruas jalan dan pembatasan angkutan jalan di empat atau lima ruas jalan,” kata Cucu.
Selain itu, Polda Bali juga akan menurunkan patroli dari kepolisian perairan (polair) di sepanjang rute, khususnya di tol, mengingat di bawah tol ada kawasan perairan. Di kawasan Sawangan dan ITDC juga ada tempat penginapan. Polair juga akan mengamankan kawasan di sepanjang bibir pantai.
Terkait pengamanan, Dinas Perhubungan Bali telah memberikan fasilitas untuk mengoneksikan kamera pemantau (CCTV) sehingga dapat dimonitor di command center kepolisian. Dengan demikian, fitur yang mendukung pengamanan di pusat komando dinilai sudah cukup lengkap. Pemantauan dapat dilakukan mulai dari setiap pelabuhan, pintu-pintu masuk ke Bali, dan jalan raya yang menjadi rute delegasi.
Direktur Angkutan Jalan, Suharto menjelaskan, terkait ketersediaan angkutan bus yang akan digunakan dalam G20 telah disediakan skenario khusus. ”Kami sudah skenariokan 30 armada bus listrik yang nantinya akan menjadi sarana mobilitas. Memang, ada sedikit kendala waktu tempuh. Nanti kami akan diskusikan secara teknisnya. Kami juga mohon masukan terhadap empat koridor yang kami siapkan. Headway mencapai 5-10 menit,” kata Suharto.
Sementara charging station di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) sudah disediakan di beberapa lokasi. Satu armada bus listrik memakan waktu lebih kurang empat jam untuk pengisian daya listriknya.