PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel membukukan laba Rp 891,54 miliar pada semester I-2022 atau naik 27,23 persen secara tahunan. Adapun emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk jelaskan investor barunya.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Teknisi melakukan perawatan rutin base transceiver station (BTS) milik salah satu operator telekomunikasi di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Selasa (15/6/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Emiten pengelola menara telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel membukukan kinerja keuangan yang baik pada paruh pertama 2022 ini. Sementara emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk menjelaskan soal investasi baru kepada Bursa Efek Indonesia.
Mitratel membukukan laba Rp 891,54 miliar pada paruh pertama tahun 2022. Laba tersebut naik 27,23 persen dibandingkan labar semester pertama 2021 yang sebesar Rp 700,74 miliar. Sementara pendapatannya naik 15,48 persen menjadi Rp 3,27 triliun pada semester I-2022.
Dalam laporan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, pada semester pertama 2022 ini Mitratel telah meletakkan fundamental yang kuat dan solid setelah penawaran saham perdana.
”Hal ini didorong oleh strategi pertumbuhan organik, memperkuat pendapatan dari tower related business, inovasi produk dan efisiensi biaya,” demikian penjelasan Theodorus, Jumat (29/7/2022).
Pendapatan yang diperoleh Mitratel sebagian besar berasal dari pendapatan sewa menara. Dari segmen ini, pendapatan bertumbuh 13,5 persen menjadi Rp 3,33 triliun dari sebelumnya Rp 2,93 triliun. Sumber pendapatan lainnya adalah tower related business yang naik 35,4 persen menjadi Rp 399 miliar.
Di sisi pengeluaran, beban pokok Mitratel mencapai Rp 1,94 triliun. Laba kotor tercatat Rp 1,79 triliun atau 12,84 persen dibandingkan dengan semester pertama 2021 yang sebesar Rp 1,58 triliun.
Smartfren merilis dua produk modem yang menawarkan kecepatan tinggi dan multifungsi, yakni Super Modem Wifi S1 dan Modem Wifi M6X pada Kamis (17/1/2019) di Jakarta.
Investor baru
Sementara itu, PT Smartfren Telecom Tbk menjelaskan kepada Bursa Efek Indonesia bahwa pemegang sahamnya, yakni PT Dian Swastika Sentosa Tbk, melepaskan sebagian saham kepada pihak ketiga.
Pada 26 Juli lalu terjadi penjualan saham di pasar negosiasi. Saham Smartfren dijual sebanyak 176 juta lot pada harga Rp 77 per saham sehingga dari transaksi tersebut diketahui saham Smartfren senilai Rp 1,5 triliun atau setara dengan 6,3 persen saham Smarfren telah berpindah tangan.
Pembeli saham tersebut adalah investor asing. Namun, dalam keterbukaan informasi tersebut, manajemen Smartfren belum menjelaskan kepada siapa saham itu dijual. Di pasar saham muncul spekulasi investor besar masuk ke emiten tersebut.
Smartfren menyebutkan, melalui strategi yang disebut beyond telco, Smartfren akan fokus pada pengembangan layanan digital baru. ”Perseroan akan terus mencari kesempatan berkolaborasi dengan penyedia jasa lokal maupun global untuk menunjang strategi beyond telco perseroan,” demikian manajem Smartfren dalam keterbukaan informasinya.