Emiten usaha jual beli mobil bekas, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk, membukukan kenaikan penjualan 73 persen pada semester I-2022. Sementara PT Tunas Ridean Tbk membukukan kenaikan pendapatan bersih naik 31 persen.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Autopedia Sukses Lestari Tbk membukukan kenaikan penjualan hingga 73 persen pada semester I-2022 menjadi Rp 159,5 miliar. Autopedia merupakan emiten yang bidang usahanya jual beli mobil bekas.
Volume penjualan mobil juga naik pesat secara triwulanan, yakni dari 217 unit pada triwulan I-2022 menjadi 353 unit pada triwulan II-2022. ”Peningkatan itu seiring dengan ekspansi usaha baru perseroan, yaitu dengan membuka delapan titik baru untuk layanan diler mobil bekas online to offline dengan merek Caroline pada triwulan II-2022 sehingga jumlah titik layanan Caroline jadi 16 titik selama semester I-2022,” kata Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari Jany Candra dalam keterangannya, Kamis (28/7/2022).
Jany optimistis, ekspansi perseroan akan terus berjalan. Hingga akhir tahun ini, pihaknya menargetkan ada 20 titik layanan Caroline. Di sisi lain, bisnis lelang kendaraan bekas menurun selama semester I-2022. Penurunan sebesar 27 persen itu dipicu sektor pembiayaan yang melandai. Padahal, sektor ini merupakan sumber utama pembiayaan kendaraan bekas.
”Sektor pembiayaan terpukul oleh pandemi 2020-2021 sehingga terpaksa mengurangi pencairan pinjaman pembelian kendaraan mereka kepada konsumen secara signifikan. Akibatnya, jumlah kendaraan tarikan (sitaan) berkurang selama beberapa tahun kemudian,” ujar Jany.
Di sisi lain, beban operasional penjualan Autopedia naik 18 persen dari Rp 58,4 miliar menjadi Rp 69,2 miliar sehingga Autopedia merugi Rp 2 miliar dibandingkan dengan laba bersih Rp 16,4 miliar pada semester I- 2021. Namun, Autopedia tetap akan fokus melakukan model bisnis yang berkelanjutan.
Tunas Ridean
Sementara itu, emiten otomotif PT Tunas Ridean Tbk membukukan kinerja baik dengan pendapatan bersih mencapai Rp 7,37 triliun. Pendapatan ini naik 31 persen dari semester pertama tahun lalu yang mencapai Rp 5,61 triliun.
Beban pokok pendapatan naik 31 persen, yakni dari Rp 5,06 triliun menjadi Rp 6,65 triliun. Laba kotor tercatat sebesar Rp 719,6 miliar atau naik 33 persen dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 537,85 miliar.