Pameran Waralaba dan Lisensi Siap Digelar Selama Agustus 2022

Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang diprediksi semakin membaik menjadi momentum bagi investor untuk kebangkitan baik menjadi pengusaha waralaba maupun lisensi.

STEFANUS OSA TRIYATNA

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Iskandar (tengah), didampingi Ketua Asosiasi Lisensi Indonesia (Asensi) Susanty Widjaya (kiri) dan Presiden Direktur PT Dyandra Promosindo Daswar Marpaung (kanan), menjelaskan perkembangan waralaba di Indonesia dalam konferensi pers persiapan pameran The 20th International Franchise, License, and Business Concept Expo and Conference (IFRA) Hybrid Business Expo in Conjuction with Indonesia Licensing Expo 2022 di Jakarta, Kamis (28/7/2022).

JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 diprediksi semakin membaik dan menjadi momentum bagi investor untuk kebangkitan baik menjadi pengusaha waralaba maupun lisensi. Walaupun situasi ekonomi global semakin menantang baik dari tekanan inflasi dunia, pengetatan kebijakan moneter secara eksternal, maupun kondisi global yang kurang baik, pemulihan ekonomi Indonesia tetap tumbuh.

Demikian diungkapkan Ketua Asosiasi Lisensi Indonesia (Asensi) Susanty Widjaya dalam konferensi pers persiapan pameran The 20^th International Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) Hybrid Business Expo in Conjuction with Indonesia Licensing Expo 2022 di Jakarta, Kamis (28/7/2022).

Pameran waralaba (franchise) tahunan ini akan digelar secara hibrida di Jakarta Convention Center (JCC), 5-7 Agustus 2022, dan dapat diakses secara virtual pada 5-31 Agustus 2022. Pameran ini akan menampilkan lebih dari 250 merek dagang serta dihadiri sekitar 150 pengusaha lisensi dan waralaba.

Susanty mengatakan, ini merupakan pameran lisensi, waralaba, dan konsep bisnis yang pertama, terbesar, dan paling bergengsi di Indonesia. Selama pandemi Covid-19, komitmen penyelenggaraan pameran ini tetap ingin dilakukan baik secara tatap muka maupun daring.

”Ini menjadi momentum untuk membangkitkan perekonomian nasional. Tentunya, ini akan membantu pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, khususnya dalam meningkatkan konsumsi domestik,” kata Susanty.

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Iskandar mengatakan, semasa awal pandemi Covid-19 tahun 2020, kuartal pertama pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menunjukkan angka positif. Ternyata, tiga kuartal selanjutnya, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan.

”Waktu itu banyak usaha tutup, termasuk kegiatan usaha ritel. Tahun 2021, kita mulai berharap, perekonomian dapat secepatnya pulih kembali. Kita berharap ada perkembangan lebih baik,” ucap Anang.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Maskot salah satu bisnis waralaba menghiasi gerai peserta Pameran Nasional Info Franchise dan Business Concept (IFBC) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Banten, Sabtu (18/6/2022).

Menurut Anang, pertumbuhan kuartal pertama dan kedua 2022 mulai positif. Pameran ini setidaknya ingin menyemangati para pebisnis untuk mulai bergerak kembali. Kegiatan usaha kini mulai bermunculan lagi, di antaranya menjamurnya usaha kuliner yang dilakukan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.

Makanan lokal, kata Anang, mulai terlihat dipopulerkan menjadi makanan cepat saji oleh para UMKM. Kesadaran publik akan pentingnya hidup sehat akibat pandemi Covid-19 memunculkan usaha makanan vegetarian. Dendeng balado yang tampilannya mirip daging sapi ternyata terbuat dari jantung pisang.

Anang sangat mengapresiasi bermunculannya usaha-usaha produk kopi lokal. Semestinya, pengusaha Indonesia semakin memopulerkannya menjadi usaha waralaba. Jangan sampai pasar Indonesia dikuasai oleh waralaba asing.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Barista mendemonstrasikan cara menyangrai kopi di salah satu stan dalam acara pameran dan konferensi waralaba tingkat internasional (IFRA) 2017 di Balai Sidang Senayan, Jakarta.

Presiden Direktur PT Dyandra Promosindo Daswar Marpaung mengatakan, IFRA sebagai pameran waralaba dan lisensi terus berkomitmen untuk memupuk dan mengakomodasi masyarakat dengan berbagai informasi dan strategi terbaik dalam bisnis waralaba. Dyandra terus menghubungkan antara pelaku waralaba dan peminat waralaba untuk mengembangkan prospek bisnis yang unggul dan menjanjikan.

IFRA tahun ini, kata Daswar, dilakukan secara hibrida dengan target pengunjung 30.000 orang. Tahun sebelumnya, jumlah pengunjung mencapai 22.000 orang. Pameran kali ini juga mengundang kerja sama dengan waralaba Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Hong Kong.