Krakatau Steel-Posco Teken Kerja Sama Investasi 3,5 Miliar Dollar AS
Krakatau Steel dan Posco akan menambah investasi senilai 3,5 miliar dollar AS untuk perluasan kapasitas produksi, produksi baja khusus kendaraan listrik, serta baja untuk kebutuhan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Oleh
MUKHAMAD KURNIAWAN
·3 menit baca
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim, dan CEO Posco Kim Hag-dong menandatangani kerja sama investasi senilai 3,5 miliar dollar AS di Seoul, Korea Selatan.
JAKARTA, KOMPAS — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk bersama Kementerian Investasi menandatangani nota kesepahaman kerja sama investasi dengan Posco di Seoul, Korea Selatan, Kamis (28/7/2022). Investasi yang akan ditanamkan mencapai 3,5 miliar dollar AS.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) itu dilakukan oleh Menteri Investasi RI Bahlil Lahadalia, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim, dan CEO Posco Kim Hag-dong yang disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Hadir pula dalam kegiatan itu, antara lain, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Terkait kerja sama tersebut, Silmy mengatakan, pihaknya sangat bergembira atas dukungan pemerintah dalam mewujudkan ekspansi PT Krakatau Posco yang merupakan perusahaan patungan antara Krakatau Steel dan Posco.
”Kami akan terus aktif berkolaborasi dalam melaksanakan rencana investasi sesuai yang telah disepakati. PT Krakatau Posco akan menjadi perusahaan baja terintegrasi yang terbesar di Asia Tenggara,” kata Silmy.
Posco merupakan produsen baja terbesar ke-4 di dunia dengan kapasitas produksi mencapai 42 juta ton baja per tahun. Posco memiliki dua pabrik baja, yakni di Pohang dan Gwangyang, Korea Selatan.
Restrukturisasi utang jangka panjang Krakatau Steel.
Perusahaan multinasional Korea Selatan ini juga memiliki investasi di berbagai negara, seperti di Asia, yaitu di Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina, dan India. Posco juga berinvestasi di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko serta di Eropa dan Australia.
Silmy menyampaikan, dalam MoU itu Krakatau Steel dan Posco menyepakati investasi perluasan kapasitas produksi PT Krakatau Posco yang direncanakan dapat mencapai 10 juta ton per tahun, baik produk hulu maupun hilir. Perencanaan ini memungkinkan Krakatau Steel dan Posco menghasilkan produk baja bernilai tambah tinggi seperti baja otomotif sebagai dukungan terhadap rencana pemerintah menjadikan Indonesia sebagai basis industri mobil listrik dunia.
”Selain itu, kerja sama Krakatau Steel dan Posco juga dipersiapkan untuk mendukung proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di mana Posco memiliki pengalaman panjang dalam pembangunan beberapa kota di Korea,” tambah Silmy.
Terkait kerja sama itu, Kementerian Investasi memastikan kementerian atau instansi pemerintah akan memberikan segala dukungan kepada Krakatau Steel dan Posco yang diperlukan untuk penerbitan izin untuk proyek dan insentif investasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Proses produksi baja di pabrik baja PT Krakatau Steel, Cilegon, Banten, Rabu (6/2). Konsumsi baja di dalam negeri diproyeksi tumbuh 6-9 persen pada 2013. Pertumbuhan industri baja ini didorong peningkatan investasi di sektor manufaktur, otomotif, dan realisasi pembangunan sejumlah proyek infrastruktur pemerintah.
Perluasan investasi ini pasti akan berkontribusi besar pada pertumbuhan industri baja di Indonesia ke depan.
”Perluasan investasi ini pasti akan berkontribusi besar pada pertumbuhan industri baja di Indonesia ke depan. Kami akan fasilitasi dan beri dukungan penuh agar proyek ini berjalan lancar. Izin akan kami bantu urus. Kalau ada masalah, jangan ragu untuk laporkan kepada kami,” kata Bahlil Lahadalia.
Silmy memastikan kerja sama Krakatau Steel dan Posco ini dapat mencapai tingkat lokalisasi pada proyek sesuai persyaratan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
CEO Posco Kim Hag-dong mengatakan, sejak tahap awal penanaman modal, pihaknya sudah difasilitasi dengan baik oleh Kementerian Investasi.
”Karena itu, kami yakin dapat memperluas rencana investasi kami. Kami berharap investasi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dan akan terus meningkatkan hubungan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan dalam mengembangkan investasi di masa depan,” kata Kim.