Daging Kerbau Beku Jadi Alternatif, Bulog Jamin Bebas PMK
Bulog menginspeksi langsung proses produksi daging kerbau beku di India. Produk tersebut dijamin bebas PMK.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)
Warga membayar dengan sejumlah uang dalam operasi pasar daging beku oleh Perum Bulog di Rumah Pangan Kita, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (10/5/2021). Daging beku sapi dijual seharga Rp 80.000 per kilogram, sedangkan daging beku kerbau dijual Rp 75.000 per kilogram. Sebanyak 7 ton daging beku kerbau dan 6.800 kilogram daging beku sapi terjual dalam operasi pasar tersebut. Operasi pasar digelar dua hari untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan dan menjamin tidak bergejolaknya harga daging menjelang Lebaran.
JAKARTA, KOMPAS — Daging kerbau beku yang diimpor dari India disebut dapat menjadi alternatif jika pemenuhan kebutuhan daging dalam negeri tersendat akibat wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK. Kendati India belum menjadi negara bebas PMK, Perum Bulog yang tahun ini total mengimpor 100.000 ton daging jenis itu menjamin keamanan dan kesehatannya.
Menurut laporan Satgas Penanganan PMK, Rabu (27/7/2022), saat ini total sudah ada 268 kabupaten/kota di 22 provinsi yang tertular. Dari total 430.171 ekor hewan yang dinyatakan sakit, 220.519 ekor di antaranya sembuh, 199.188 ekor belum sembuh, 3.952 ekor mati, dan 6.512 ekor dipotong bersyarat. Adapun vaksinasi telah diberikan pada 707.580 ekor ternak.
Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita pada bincang ”Panik PMK? Daging Frozen Kerbau Alternatif Sumber Protein dan Gizi Masyarakat yang Aman” yang digelar Food Hotel Indonesia, di Jakarta, Rabu (27/7/2022), mengatakan, belum lama ini dirinya menginspeksi langsung proses produksi daging kerbau beku di India. Dari peninjauan itu, proses yang dilakukan oleh perusahaan sesuai prosedur ketat, termasuk dengan pelayuan.
”Begitu tiba di Indonesia, sebelum didistribusikan, kami bolak-balik melakukan tes PCR (pada produk). Kami juga memastikan distributor yang menjadi kepanjangan tangan Bulog harus punya pendingin. Jadi, daging dipastikan sehat dan aman dikonsumsi,” kata Febby.
Menurut data Bulog, sejak 2016, total daging kerbau beku India yang sudah diimpor sebanyak 398.512 ton. Pada awal 2022, sebelum PMK mewabah, Bulog mendapat penugasan untuk mengimpor 100.000 ton daging jenis tersebut. Hingga akhir Juli 2022, tercatat realisasi impor telah mencapai 56.644 ton.
Sejauh ini, kata Febby, rencana importasi daging kerbau beku pada 2022 masih tetap 100.000 ton hingga akhir 2022. Namun, melihat dinamika penyebaran PMK, yang telah menjangkiti 22 provinsi di Indonesia, ada potensi kebutuhan akan meningkat, terutama pada akhir tahun. Juga karena akan ada momen Natal dan Tahun Baru. Permintaan biasanya meningkat.
”Dari Bulog sendiri, November-Desember, impor sudah agak sedikit karena sudah lebih banyak dilakukan di bulan-bulan sebelumnya. Ketersediaan di akhir tahun ada kekhawatiran (kurang), kecuali memang sapi-sapi yang terdampak PMK sudah sembuh dan kebutuhan dalam negeri terpenuhi. Yang jelas, daging kerbau beku ini menjadi solusi dan alternatif,” ucap Febby.
Sejatinya, sekalipun terkontaminasi PMK, produk hewan sebenarnya tidak mengganggu kesehatan manusia karena penyakit itu lebih berdampak pada perekonomian. Akan tetapi, Bulog tetap memastikan penanganan daging kerbau beku impor tetap sesuai prosedur sebelum didistribusikan. ”Sosialisasi kepada masyarakat ini yang perlu terus digencarkan,” lanjutnya.
Selama ini, daging kerbau beku diimpor, antara lain, sebagai upaya menstabilkan harga serta memberikan pilihan bagi masyarakat, lantaran harganya lebih terjangkau. Apabila harga daging sapi di atas 100.000 per kilogram (kg), daging kerbau, seperti saat didistribusikan lewat operasi pasar oleh Bulog, misalnya, dijual seharga Rp 80.000 per kg.
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)
Warga memasukkan daging beku dalam operasi pasar Perum Bulog di Rumah Pangan Kita, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (10/5/2021). Daging beku sapi dijual seharga Rp 80.000 per kilogram, sedangkan daging beku kerbau dijual Rp 75.000 per kilogram. Sebanyak 7 ton daging beku kerbau dan 6.800 kilogram daging beku sapi terjual dalam operasi pasar tersebut. Operasi pasar digelar dua hari untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan dan menjamin tidak bergejolaknya harga daging menjelang Lebaran.
Pemisahan tulang
Koordinator Kelompok Substansi Zoonosis Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Drh Tjahjani Widiastuti menjelaskan, untuk produk hewan berupa karkas atau daging, ada sejumlah perlakuan untuk mengeliminasi virus PMK. Misalnya, pemisahan kelenjar getah bening dan pelayuan selama 24 jam.
”Kemudian, pemisahan tulang dari daging, perebusan dalam air mendidih paling sedikit 30 menit, dan pengalengan dengan suhu minimal 121 derajat celsius selama minimal 10 menit. Selain itu, penggaraman dan pengeringan untuk kemudian dikeringkan sempurna. Sementara kepala dan jeroan tidak direkomendasikan,” ujar Tjahjani.
Sementara terkait pangan asal hewan yang dimasukkan ke wilayah Indonesia, ujar Tjahjani, harus berasal dari negara asal dan unit usaha yang telah disetujui Menteri Pertanian. Itu mempertimbangkan di antaranya status penyakit hewan menular di negara asal serta analisis risiko dengan tahapan pemeriksaan dokumen dan verifikasi hingga evaluasi risiko pemasukan.
President International Business Development of Allana Group, perusahaan agribisnis global asal India, Afzal Aziz, menambahkan, saat ini India memang bukan negara bebas PMK. Namun, India masuk dalam program pengendalian Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) sehingga semua berjalan ketat. Infrastruktur kesehatan hewan di India juga menurutnya memadai.
Menurut dia, pada dasarnya, tak ada tantangan dalam penanganan PMK di India. ”Hanya persoalan populasi (yang tinggi). Namun, kami memiliki program pengendalian sehingga terjamin. Negara kami juga memberikan vaksin kepada para peternak secara gratis. Jadi, karena jumlah ternak kami sangat banyak, membutuhkan waktu (untuk bebas),” katanya.
Dikutip dari laman Press Information Bureau (PIB) Pemerintah India, pada sensus hewan ternak pada 2019, tercatat total ada 535,78 juta ekor ternak di India. Jumlah itu meningkat 4,6 persen dibandingkan dengan sensus sebelumnya pada 2012. Sementara total jumlah kerbau di negara tersebut yakni 109,85 juta ekor atau meningkat sekitar 1 persen dari sensus sebelumnya.