Emiten logistik dan pengangkutan PT Habco Trans Maritima Tbk menggunakan dana Rp 179 miliar dari penawaran saham perdana untuk membeli kapal baru. Sementara sejumlah emiten mendapatkan pinjaman untuk menyokong bisnisnya.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan logistik dan pengangkutan PT Habco Trans Maritima Tbk mendapatkan dana segar Rp 179 miliar dari penawaran perdana saham kepada publik. Semua dana itu akan digunakan untuk membeli armada kapal bulk carrier baru.
Selain penawaran saham perdana (IPO), Habco Trans Maritima juga melakukan konversi utang menjadi saham dan program employee stock allocation dengan total dana yang didapatkan mencapai Rp 224 miliar. Penawaran saham ini juga mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) sebesar 57,26 kali.
”Kami cukup senang dengan hasil penawaran umum yang telah dicapai, mendapatkan oversubscribe sebesar 57,26 kali bukanlah suatu hal yang mudah,” kata Direktur Utama Habco Trans Maritima, Andrew Kam, setelah pencatatan saham Habco Trans Maritima di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (26/7/2022).
Penambahan armada kapal diperlukan karena permintaan pasar yang sangat tinggi, khususnya untuk melayani industri pasokan energi. Salah satu contoh adalah kerja sama Habco Trans Maritima dengan PT Dwi Guna Laksana Tbk untuk mengangkut pasokan batubara ke beberapa pembangkit tenaga listrik uap di Indonesia untuk mendukung ketersediaan listrik.
Upaya untuk memperluas bisnis juga dilakukan emiten lain. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, misalnya, mendapatkan fasilitas kredit senilai Rp 1,49 triliun yang tersedia dalam kerangka pinjaman dan modal kerja hijau dan berkelanjutan dari Bank UOB.
Chandra Asri dapat memanfaatkan fasilitas yang mengedepankan prioritas lingkungan, sosial, tata kelola (environment, social and governance/ESG) ini. Selain itu, Chandra Asri juga akan menggunakan fasilitas ini untuk ketahanan rantai pasok perusahaan. ”Sebagai bank kami bertanggung jawab dalam mendukung nasabah untuk mencapai tujuan keberlanjutan,” kata Wholesale Banking Director UOB Indonesia Harapman Kasan.
Sementara Chief Financial Officer Chandra Asri, Andre Khor, mengatakan, fasilitas pendanaan dagang terkait dengan keberlanjutan ini sejalan dengan tujuan keberlanjutan berdasarkan kerangka keberlangsungan Chandra Asri.
Emiten lain yang mendapatkan fasilitas pinjaman adalah PT Kino Indonesia Tbk. Kino merupakan produsen barang konsumen. Dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Kino Budi Muljono mengatakan, Kino menerima tambahan pinjaman senilai Rp 100 miliar dari entitas anak, yakni PT Dutalestari Sentratama. Sebelumnya, Kino juga mendapatkan pinjaman Rp 50 miliar.
”Transaksi ini dilakukan untuk memaksimalkan pemanfaatan dana yang tersedia untuk menunjang proses bisnis perseroan dalam melaksanakan kegiatan operasional,” kata Budi.
Obligasi
Langkah yang berbeda dilakukan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Tower Bersama Infrastructure menerbitkan obligasi untuk membayar utang anak usahanya. Tower Bersama akan menerbitkan obligasi senilai Rp 2,2 triliun. Obligasi Berkelanjutan V Tower Bersama Infrastructure dengan nilai total Rp 15 triliun.
Ada dua seri yang ditawarkan, yakni Seri A dengan nilai pokok Rp 1,48 triliun dan tenor 370 hari dengan bunga tetap 4,1 persen. Selain itu, Seri B dengan pokok Rp 721,39 miliar bertenor tiga tahun dan tingkat suku bunga sebesar 6,35 persen.
Dari prospektus singkat yang diterbitkan, dijelaskan bahwa hasil penerbitan obligasi ini akan dipinjamkan kepada anak usahanya, yakni PT Solu Sindo Kreasi Pratama, untuk membayar seluruh kewajiban keuangan sebesar 57,5 juta dollar AS. Sisanya akan diberikan kepada anak usaha lain PT Tower Bersama untuk membayar utang juga.