Jamkrindo mencatatkan aset pada 2021 sebesar Rp 25,35 triliun, naik 33 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 19,12 triliun. Sementara ekuitas tercatat Rp 12,83 triliun atau naik 45 persen.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Laba bersih kinerja keuangan PT Jaminan Kredit Indonesia atau Jamkrindo pada tahun buku 2021 mencapai Rp 1,07 triliun atau naik lebih dari dua kali lipat dari 2020 yang sebesar Rp 456,13 miliar. Kenaikan itu didongkrak oleh besarnya volume penjaminan Jamkrindo sampai dengan Desember 2021 yang mencapai Rp 247,61 triliun.
Direktur Utama Jamkrindo Putrama Wahju Setyawan menjelaskan, program pemerintah menjadi motor penggerak penjaminan Jamkrindo dengan rincian penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) Rp 144,87 triliun dan penjaminan kredit modal kerja (KMK) dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 17,63 triliun.
Putrama mengatakan, laporan keuangan ini mencerminkan upaya Jamkrindo dalam pengembangan digitalisasi produk dan transformasi. Transformasi dalam manajemen sumber daya manusia; organisasi; tata kelola, manajemen risiko dan kepatuhan; sistem teknologi informasi; bisnis dan operasional; serta keuangan telah berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan, efisiensi biaya, dan mengantarkan layanan prima.
”Kinerja positif Jamkrindo di tengah masa pandemi menunjukkan bahwa transformasi yang dijalankan mampu menciptakan resiliensi untuk memastikan going concern perusahaan,” ujar Putrama dalam keterangannya, Senin (25/7/2022).
Adapun dari sisi cadangan klaim, Jamkrindo mencatatkan cadangan klaim sebesar Rp 5,66 triliun atau naik 41 persen secara tahunan, dengan memiliki arus kas operasi positif. Pertumbuhan pencadangan klaim ini merupakan strategi perusahaan untuk memitigasi risiko dan menjaga kinerja perusahaan pada tahun berikutnya.
”Pembentukan cadangan klaim yang kuat menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam menjaga service excellent pembayaran klaim kepada mitra bisnis secara tepat waktu dan tepat jumlah sehingga dengan demikian kepercayaan dan reputasi perusahaan selalu terjaga baik dengan pengelolaan risiko bisnis yang terukur, sehat, dan terkendali,” ucap Putrama.
Dari sisi aset, Jamkrindo mencatatkan aset pada 2021 sebesar Rp 25,35 triliun, naik 33 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 19,12 triliun. Sementara ekuitas tercatat Rp 12,83 triliun, naik sebesar 45 persen dari tahun sebelumnya Rp 8,86 triliun dengan return on equity (ROE) sebesar 9,83 persen atau naik 89 persen dari tahun sebelumnya.
Pendanaan berkelanjutan
Secara terpisah, perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) menjalin kemitraan dengan Deutsche Bank untuk pendanaan sebesar Rp 156 miliar yang sepenuhnya akan disalurkan untuk pembiayaan berkelanjutan berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, governance/ESG).
Direktur Home Credit Indonesia Volker Giebitz mengatakan, pihaknya memahami pentingnya menjalankan perusahaan dengan tanggung jawab berkelanjutan. Dengan pendanaan itu, diharapkan adanya pendanaan yang inovatif untuk bisnis berkelanjutan.
Sementara itu, menurut Director, Head of Global Transaction Banking & Securities Services Deutsche Bank Samir Dhamankar, kerja sama tersebut merupakan yang kedua dengan Home Credit setelah yang pertama di Filipina. Ia menambahkan, transaksi ini memungkinkan Home Credit untuk memperkuat pembiayaan di Asia.