Bank Jago Gandeng Ekosistem Digital untuk Salurkan Kredit
Dalam menyalurkan kredit kepada nasabah, Bank Jago menggandeng perusahaan teknologi finansial yang ada dalam ekosistem digital. Hal ini untuk menciptakan efisiensi proses bisnis.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Beroperasi sebagai bank digital, PT Bank Jago Tbk menggandeng kerja sama dengan perusahaan teknologi finansial dan perusahaan rintisan teknologi dalam sebuah ekosistem digital untuk menyalurkan kredit kepada nasabah. Hal ini dilakukan sebagai strategi mereka untuk menjangkau pasar yang mengakses layanan digital dan menciptakan proses bisnis yang lebih efisien.
Dalam kunjungannya ke kantor redaksi Kompas di Jakarta, Jumat (22/7/2022), Direktur Utama Bank Jago Kharim Indra Gupta Siregar menjelaskan, cara Bank Jago menyalurkan kredit adalah melalui jaringan ekosistem digital mereka. Pihaknya sebagai perbankan memberikan dana, sedangkan debitor yang dijangkau adalah bagian dari nasabah rekanan ekosistem digital Bank Jago.
”Pada era digital, entitas bank digital bisa berkolaborasi dengan berbagai perusahaan teknologi finansial serta tergabung dengan ekosistem digital untuk menyalurkan pendanaan kepada masyarakat,” ujar Kharim.
Pada triwulan II-2022, total penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago mencapai Rp 7,26 triliun bertumbuh 234 persen atau tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,17 triliun.
Kharim menjelaskan, pertumbuhan tinggi pada penyaluran kredit dan pembiayaan syariah ditopang oleh kolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending). Hal ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan super-app Gojek, aplikasi reksa dana daring Bibit, dan platform trading online Stockbit.
Sampai dengan akhir triwulan kedua tahun ini, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 34 institusi, seperti Atome, Kredit Pintar, Home Credit, Carsome Indonesia, dan BFI Finance.
Kharim melanjutkan, berkolaborasi dengan ekosistem digital merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk menciptakan proses bisnis yang lebih efisien. Mereka dapat calon debitor dari jaringan mitra ekosistemnya. Hal ini, lanjut Kharim, lebih efisien ketimbang Bank Jago hadir sendiri memberi pinjaman langsung kepada debitor.
”Kami memanfaatkan kerumunan pasar dari nasabah yang mengakses layanan digital dari ekosistem itu,” ucap Kharim.
Komisaris Bank Jago Teguh Dartanto menambahkan, seiring dengan semakin banyaknya perbankan digital, pihaknya yakin bisa unggul dalam kompetisi tersebut. Salah satu resepnya adalah dengan berkolaborasi dan mengembangkan ekosistem digital yang makin luas.
”Kami yakin perbankan digital yang unggul adalah yang bisa menciptakan proses bisnis yang lebih sederhana dan efisien dengan mengembangkan ekosistem digital yang kian luas,” kata Teguh.
Tren digital
Seiring dengan semakin eratnya digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan, Bank Jago juga menikmati peningkatan jumlah nasabah. Pada akhir Juni 2022, jumlah nasabah Bank Jago sebanyak 3 juta nasabah, meningkat dua kali lipat dari akhir tahun 2021 sebanyak 1,4 juta nasabah.
Tren digitalisasi juga terjadi di industri perbankan secara keseluruhan. Berdasarkan data Bank Indonesia, sampai dengan triwulan II-2022 nilai transaksi perbankan digital bertumbuh 38,45 persen secara tahunan. Adapun nilai transaksi uang elektronik pada periode yang sama juga bertumbuh 39,85 persen secara tahunan.
”Transaksi ekonomi dan keuangan digital menunjukkan perkembangan pesat seiring peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam belanja daring, perluasan sistem pembayaran digital, serta akselerasi perbankan digital,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kamis (21/7/2022), pada jumpa pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI.