Presiden Jokowi Minta Fasilitas Labuan Bajo Terus Ditingkatkan
Bandara Komodo, Manggarai Barat, NTT, diperluas. Pengembangan fasilitas penunjang wisata Labuan Bajo diharap mampu mendorong pariwisata sebagai tulang punggung ekonomi masyarakat setempat.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
LABUAN BAJO, KOMPAS — Peningkatan fasilitas penunjang pariwisata Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, akan dilanjutkan. Harapannya, pariwisata bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Presiden Joko Widodo dalam pidato peresmian perluasan Bandar Udara Komodo, Kamis (21/7/2022), menjelaskan, sebagai pariwisata yang lengkap, semestinya Labuan Bajo bisa menyejahterakan masyarakatnya. Buktinya, Labuan Bajo memiliki budaya unik, pemandangan indah, pantai cantik, dan komodo yang tak ada di tempat lain di dunia ini. Komodo bisa dijumpai di Pulau Komodo dan Pulau Rinca.
Saat ini perbaikan fasilitas sudah dilakukan untuk menunjang wisata Labuan Bajo. Jalan sudah diperlebar dan diperpanjang. Pelabuhan sudah dipindahkan ke lokasi baru. Destinasi-destinasi wisata sudah dipercantik.
”Karena itu, fasilitas yang kurang terus akan diperbaiki. Bandara Komodo, terminal sudah diperlebar. Kalau masih kurang, ya, diperluas lagi. Menteri Perhubungan tadi mengatakan runway-nya masih kurang. Kalau ditambah 100 meter, (pesawat) wide body bisa masuk. Ya, tambah! Maksimal tahun depan harus selesai,” tutur Presiden.
Dengan demikian, turis-turis mancanegara bisa menggunakan penerbangan langsung untuk berwisata di Labuan Bajo. Harapannya, Labuan Bajo semakin dikenal. ”Dan yang paling penting bisa menyejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat NTT,” ujar Presiden Jokowi.
Peresmian perluasan Bandar Udara Komodo ditandai dengan pemukulan kendang dan penandatanganan prasasti. Hadir dalam acara ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Nafhan Syahroni menjelaskan, pengembangan Bandara Komodo dilakukan selama tiga tahun berturut-turut. Pada 2020, pengembangan diawali pembebasan lahan yang dilakukan berkolaborasi dengan pemerintah daerah. Dalam pembebasan lahan ini, diperoleh area sekitar 20 hektar untuk perpanjangan landas pacu (runway).
Karena itu, fasilitas yang kurang terus akan diperbaiki. Bandara Komodo, terminal sudah diperlebar. Kalau masih kurang, ya, diperluas lagi. Menteri Perhubungan tadi mengatakan runway-nya masih kurang. Kalau ditambah 100 meter, (pesawat) wide body bisa masuk. Ya, tambah! Maksimal tahun depan harus selesai
Saat ini, landas pacu sudah diperpanjang 400 meter sehingga mencapai 2.650 meter. Dengan landas pacu sepanjang ini, pesawat Boeing 737 dapat menggunakan bandara ini dengan maksimum beban. Nafhan mencontohkan, penerbangan langsung dari Aceh ke Labuan Bajo bisa dilakukan. Demikian pula untuk penerbangan internasional dari dan menuju Bangkok Thailand, Manila Filipina, ataupun Australia.
Menurut Budi Karya Sumadi, apabila landas pacu ditambah 100 meter lagi, pesawat-pesawat berbadan besar bisa mendarat di Bandara Komodo. Penerbangan internasional lebih bisa dijangkau.
Pengembangan terminal juga dilakukan. Saat ini, tambah Nafhan, terminal diperluas supaya bisa menampung satu juta penumpang per tahun. Selain itu, kondisi terminal juga diperbaiki, baik interior maupun pelayanan calon penumpang.
Saat ini, tambah Budi, luasan terminal mencapai 15.000 meter persegi. Adapun bandara diperindah dengan konsep tradisional dan sentuhan modern. Motif songke mata manuk atau mata ayam digunakan untuk memberi kekhasan.
Pengembangan Bandara Komodo yang saat ini berada di lahan 115 hektar masih bisa dilakukan untuk menunjang pariwisata di Labuan Bajo, sebagai salah satu dari 10 destinasi baru di Indonesia. Perluasan fasilitas bandara dilakukan secara konsisten.
”Pengembangan (Bandara Komodo) ini memang masih menggunakan APBN. Kita harap investor lain mengembangkan agar bandara ini lebih baik dan lebih kompetitif,” kata Budi.