Menteri Keuangan China Dukung Indonesia di G20 untuk Pembentukan Dana Perantara Keuangan
Pertemuan bilateral Menteri Keuangan Indonesia dengan China menghasilkan dukungan negara itu terhadap pembentukan dana perantara keuangan atau FIF yang diusung presidensi Indonesia di G20.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
DOKUMENTASI KEMENTERIAN KEUANGAN
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pembicaraan bilateral dengan Menteri Keuangan China Liu Kun dalam bagian dari rangkaian acara Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) Ketiga G20 Indonesia, Selasa (12/7/2022).
BADUNG, KOMPAS — Menteri Keuangan China mendukung Indonesia untuk membentuk dana perantara keuangan dalam pertemuan harian kedua tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Financial Minister Central Bank Governor/FMCBG) Ketiga di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (12/7/2022) malam.
Menteri Keuangan Sri Mulayani Indrawati beserta jajarannya melakukan pertemuan bilateral, yang diselenggarakan secara virtual, dengan Menteri Keuangan China Liu Kun. Ini merupakan bagian dari rangkaian pertemuan bilateral Menteri Keuangan dengan sejumlah menteri keuangan anggota negara G20 sepekan ini.
Pada kesempatan itu, Liu Kun yang hadir secara virtual memberi dukungan pada presidensi G20 Indonesia. Pihaknya mendukung pembentukan dana perantara keuangan (financial intermediary fund/FIF) yang dibahas di presidensi G20 Indonesia.
”Demi menjaga kesehatan dan kehidupan manusia dan untuk mendukung presidensi G20 Indonesia, China telah menyatakan untuk mendukung pembentukan FIF untuk pandemi di Bank Dunia. Meninjau situasi pandemi dan kebutuhan untuk menerapkan inisiatif pembangunan global saat ini, China akan secara aktif mempertimbangkan untuk berkontribusi pada FIF dan mempelajarinya lebih lanjut,” ujar Liu.
Sri Mulyani menjelaskan, Presidensi G20 Indonesia telah mendorong mekanisme FIF untuk penanganan kesehatan di bawah pengelolaan Bank Dunia. Adapun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga akan memegang peranan penting dalam mekanisme ini.
”Maka dari itu, kami mengharapkan dukungan China atas FIF agar dunia dapat lebih siap menghadapi situasi pandemi di masa depan. Indonesia telah menyumbang 50 juta dollar AS (Rp 740 miliar) untuk menunjukkan kepemimpinan dan keseriusan Indonesia dalam penanganan pandemi yang lebih baik,” kata Sri Mulyani.
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Lokasi acara inti (main event) Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Minister Central Bank Governor/FMCBG) Ketiga yang akan diselenggarakan 15-16 Juli 2022.
Ia menambahkan, pihaknya sangat mengapresiasi dukungan dari China dan berharap pada pertemuan antarkepala negara berikutnya, Presiden Xi Jinping dapat mendeklarasikan dukungan resmi China terhadap pembentukan FIF.
Sri Mulyani dan Liu juga sepakat bahwa isu ketahanan pangan merupakan isu yang penting untuk dibahas karena dampaknya yang signifikan pada dunia. Selain itu, Sri Mulyani dan Liu juga sepakat bahwa kedua negara memiliki kesempatan besar untuk bekerja sama dalam bidang investasi dan perdagangan, terutama di sektor strategis, seperti infrastruktur. Kedua negara telah menorehkan banyak pencapaian selama dua tahun terakhir dan berharap dapat memperkuat hubungan bilateral keduanya dalam bidang investasi dan perdagangan.
Acara inti
Usai menggelar pertemuan bilateral, rangkaian acara Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan FMCBG Ketiga ini juga akan memasuki acara inti (main event). Pertemuan inti FMCBG Ketiga ini akan dilaksanakan 15-16 Juli 2022 di Nusa Dua, Bali. Sebelum pertemuan inti FMCBG Ketiga, akan didahului dengan Pertemuan Setingkat Deputi Menteri Keuangan dan Deputi Gubernur Bank Sentral (FCBD) Ketiga yang akan dilaksanakan 13-14 Juli.
Ini merupakan pertemuan lanjutan setelah penyelenggaraan FMCBG Kesatu yang dilaksanakan secara hibrida di Jakarta pada Februari lalu dan FMCBG Kedua pada April lalu di Washington DC, Amerika Serikat.