Para pakar dan pimpinan badan penelitian dan pengembangan bidang pertanian dari negara G20 menggelar pertemuan di Bali. Mereka antara lain membahas intensifikasi pertanian guna memenuhi tujuan keamanan pangan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS – Para pakar dan pimpinan badan penelitian dan pengembangan bidang pertanian dari negara G20 menggelar pertemuan di Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Pertemuan itu antara lain membahas intensifikasi pertanian guna memenuhi tujuan keamanan pangan dan lingkungan yang berkelanjutan.
Forum pertemuan tahunan kepala ilmuwan bidang pertanian (Meeting of Agricultural Chief Scientists/MACS) ke-11 itu dimulai Selasa (5/7/2022). Ada beberapa isu yang dibahas dalam pertemuan itu, misalnya kebijakan ketahanan pangan pascapandemi Covid-19, pertanian tangguh perubahan iklim, penanganan kehilangan dan pemborosan makanan, dan pertanian digital.
Demikian disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Fadjry Djufry dalam keterangan pers seusai pembukaan G20 MACS 2022, Selasa. ”Pertemuan tahunan MACS ini kesempatan baik bagi Indonesia bertemu dengan pimpinan ilmuwan bidang pertanian dari negara-negara lain dalam rangkaian presidensi G20 Indonesia,” ujarnya.
Fadjry menyebutkan, selain diikuti delegasi dari pimpinan badan riset dan pengembangan bidang pertanian negara G20, forum MACS 2022 juga dihadiri delegasi dari lembaga dan badan internasional, termasuk lembaga pertanian internasional dan lembaga donor internasional.
Dalam acara yang berlangsung sampai Kamis (7/7/2022) itu, Fadjry bertindak sebagai pimpinan sidang (chair) MACS. Adapun Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Haris Syahbuddin menjadi Ketua Delegasi Indonesia.
Forum G20 MACS merupakan bagian dari Agriculture Working Group (AWG) G20 yang menjadi rangkaian pertemuan menuju Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Forum tahunan G20 MACS merupakan inisiatif para menteri pertanian dari negara-negara G20 untuk menjawab sejumlah isu spesifik dan sentral di bidang pertanian dan gizi.
Pertemuan tahunan tersebut juga untuk mengoordinasikan sistem penelitian pertanian di kalangan negara G20 serta mencari dan menerapkan solusi atas berbagai persoalan secara bersama-sama.
Pertemuan tahunan MACS ini kesempatan baik bagi Indonesia bertemu dengan pimpinan ilmuwan bidang pertanian dari negara-negara lain dalam rangkaian presidensi G20 Indonesia. (Fadjry Djufry)
Perubahan iklim
Dalam siaran pers Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian disebutkan, perubahan iklim turut dibahas dalam forum MACS 2022 di Bali. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan perhatian khusus terhadap isu ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim. Syahrul juga menyatakan pentingnya adaptasi menghadapi perubahan iklim, di antaranya dengan menggiatkan pertanian ramah lingkungan.
Sektor pertanian juga terbukti dapat merespons krisis akibat pandemi Covid-19. Namun, menurut Fadjry, tetap ada kebutuhan mendesak untuk membahas dan merancang rantai pasok yang optimal, baik dalam skala lokal maupun secara global.
Selain itu, diperlukan juga dukungan terhadap penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan dalam sistem produksi. Hal itu untuk mencapai produktivitas jangka panjang karena sektor pertanian rentan terhadap perubahan iklim dan juga berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Penerapan teknologi digital dalam pertanian juga tidak dapat dihindari. Hal ini karena sistem pertanian digital memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan efisiensi biaya, memperluas pasar, serta memberi manfaat untuk lingkungan.
Oleh karena itu, kerja sama global dalam pertukaran penelitian, pengetahuan, dan inovasi untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi penting dilanjutkan dan diperkuat.
”Seperti diketahui, terdapat negara-negara maju yang terdepan dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi, misalnya, Amerika Serikat, Jerman, dan negara di Asia, di antaranya, China, Jepang, dan Korea. Kita bisa belajar dari mereka,” ujar Fadjry.
Direktur Hubungan Internasional Kementerian Pertanian Italia Graziella Romito menyatakan, pihaknya mengapresiasi penyelenggaraan forum G20 MACS 2022 di Bali. Graziella menambahkan, presidensi Indonesia dalam G20 telah mengangkat isu-isu yang relevan dengan pertanian dan masa depan pertanian dalam upaya menjaga ketahanan pangan.
Sementara itu, Wakil Direktur Jenderal Pengelolaan Sumber Daya Alam Dewan Riset Pertanian India (ICAR) Suresh Kumar Chaudhari mengatakan, forum G20 MACS 2022 di Bali menjadi ajang bertemu dan saling belajar antarnegara dalam menyiapkan keamanan pangan melalui pertanian yang berkelanjutan.