Akses Pembiayaan Kesehatan Global Didesain Semakin Inklusif
Ketimpangan akses pembiayaan kesehatan yang terjadi selama pandemi Covid-19 memicu dunia untuk bersatu dan membentuk mekanisme pembiayaan kesehatan yang lebih inklusif.
Oleh
DIMAS WARADITYA NUGRAHA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Bank Dunia telah menyetujui pembentukan platform Dana Perantara Keuangan untuk pembiayaan program pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi di masa depan. Dana hasil komitmen negara dan lembaga yang berkontribusi dalam mekanisme ini telah terkumpul 1 miliar dollar AS dan akan digunakan untuk pembiayaan kesehatan inklusif.
Kepala Pusat Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral Kementerian Keuangan sekaligus anggota delegasi Pertemuan Menteri Keuangan dan Bank Sentral G20, Dian Lestari, mengatakan, mekanisme Dana Perantara Keuangan (Financial Intermediary Fund/FIF) punya tujuan memperkuat kapasitas negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah dalam menghadapi pandemi.
“Indonesia sebagai Presidensi G20 berharap negara anggota G20 dan negara di luar keanggotaan G20 dapat berkomitmen untuk berkontribusi pada FIF dan bersama mengajak pihak lain untuk bersama berkontribusi pada inisiatif global untuk kesehatan yang penting ini,” kata Dian saat dihubungi Senin (4/7/2022).
Mekanisme Dana Perantara Keuangan ( Financial Intermediary Fund/FIF) punya tujuan untuk memperkuat kapasitas negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah dalam menghadapi pandemi.
Pembentukan mekanisme FIF ini dilatarbelakangi oleh ketimpangan akses kesehatan yang terjadi selama pandemi Covid-19. Bahkan, hingga saat ini masih ditemukan negara yang kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan yang terkait dengan penanganan pandemi seperti alat kesehatan, obat-obatan, dan vaksin.
Gagasan pembentukan mekanisme pembiayaan kesehatan global awalnya telah mulai dikemukakan oleh Panel Independen Tingkat Tinggi G20 pada tahun 2021. Gagasan ini kemudian dieksplorasi oleh para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan di bawah naungan Presidensi G20 Italia dan puncaknya kemudian dituangkan dalam Deklarasi Pemimpin G20 di Roma, Italia.
Melalui deklarasi tersebut, para pemimpin negara anggota G20 menyepakati pembentukan Gugus Tugas Gabungan Keuangan dan Kesehatan (Joint Finance and Health Task Force/JFHTF) yang diketuai bersama oleh Indonesia dan Italia. Tugasnya adalah mengembangkan modalitas untuk pembentukan mekanisme pembiayaan baru untuk kesiapsiagaan, pencegahan, dan penanggulangan (preparedness, prevention, and response/PPR) pandemi selama Kepresidenan G20 Indonesia.
Pada 21 Juni 2022, para menteri keuangan anggota G20 menyatakan dukungan untuk pembentukan FIF di bawah pengelolaan Bank Dunia. FIF akan melengkapi pembiayaan dan dukungan teknis yang telah diberikan oleh Bank Dunia dengan memanfaatkan keahlian teknis dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan melibatkan organisasi penting lain.
“G20 sangat mengharapkan dukungan dan kontribusi dari semua pemangku kepentingan terkait dalam upaya bersama untuk memperkuat arsitektur kesehatan global. Melalui FIF, kami dapat menunjukkan kepada dunia tentang nilai multilateralisme dalam hal memastikan dunia lebih siap untuk menghadapi pandemi,” ujar Dian.
Ia menuturkan, FIF nantinya menyediakan pembiayaan untuk mengatasi kesenjangan dalam program mitigasi pandemi demi memperkuat kapasitas negara secara domestik di berbagai bidang, seperti pengawasan penyakit, sistem laboratorium, tenaga kerja kesehatan, komunikasi dan manajemen darurat, dan keterlibatan masyarakat.
FIF juga dapat membantu mengatasi kesenjangan dalam memperkuat kapasitas regional dan global, misalnya, dengan mendukung berbagi data, harmonisasi peraturan, dan kapasitas untuk pengembangan yang terkoordinasi, pengadaan, distribusi dan penyebaran tindakan pencegahan serta pasokan medis penting.
“Sejumlah 1 miliar dollar AS telah diberikan sebagai kontribusi untuk FIF. Jumlah tersebut sudah termasuk kontribusi sebesar 50 juta dollar AS dari Indonesia. Komitmen kontribusi lain berasal dari Amerika Serikat, Komisi Uni Eropa, Jerman, Indonesia, Singapura serta Inggris, dan dari berbagai lembaga filantropi,” kata Dian.
Sementara itu, Presiden Bank Dunia David Malpass melalui keterangan resminya mengatakan FIF akan memberikan tambahan dana jangka panjang untuk mendukung negara dan kawasan berpenghasilan rendah dan menengah bersiap dalam menghadapi pandemi. “Apabila kembali terjadi pandemi serupa di masa mendatang, dunia diharapkan akan lebih siap,” ujarnya.
Apabila kembali terjadi pandemi serupa di masa mendatang, dunia diharapkan akan lebih siap. (David Malpass)
FIF diharapkan dapat diluncurkan dan mulai beroperasi pada bulan September 2022. Dalam beberapa pekan mendatang, Pertemuan Gabungan Menteri Keuangan dan Kesehatan (Joint Finance and Health Task Force/JFHTF) G20, Bank Dunia, dan WHO akan bekerja sama dengan para donor FIF dan mitra serta para pemangku strategis lain untuk mengembangkan Kerangka Tata Kelola dan Manual Operasi dari FIF secara terperinci.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk G20, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, pembahasan lebih lanjut terkait mekanisme FIF telah dilakukan dalam Pertemuan Tingkat Menteri Kesehatan G20 Pertama. Pertemuan yang dihadiri oleh menteri kesehatan dan menteri keuangan dari negara G20 serta Direktur Jenderal WHO telah berlangsung di Yogyakarta pada 20-21 Juni 2022.
Dalam pertemuan tersebut, optimalisasi mekanisme alokasi sumber daya pembiayaan menjadi salah satu topik utama yang dibahas. Pertemuan juga telah menghasilkan proposal yang akan menjadi pedoman dalam tata kelola FIF.
”Dengan adanya proposal yang jelas terkait FIF, maka duplikasi mekanisme pembiayaan yang sudah ada dapat dihindari. Keanggotaan FIF pun dipastikan bersifat inklusif, gesit, serta adaptif dan efektif,” ucap Nadia.
Menurut dia, apabila FIF dapat berjalan dengan baik, setiap negara akan lebih siap menghadapi ancaman pandemi di masa depan. Meski begitu, dukungan lain tetap diperlukan agar mekanisme FIF bisa lebih optimal, yakni memastikan mobilisasi sumber daya keuangan dan mobilisasi sumber daya kesehatan esensial bisa berjalan dengan baik.