Ekspor Industri Melambung Imbas Krisis Rusia-Ukraina
Pelaku industri dalam negeri diuntungkan dengan gejolak perekonomian global. Indonesia kini dapat melakukan ekspansi dan mengisi pangsa pasar negara-negara yang terimbas krisis Rusia-Ukraina.
Oleh
agnes theodora
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lepas dari imbas larangan ekspor minyak sawit mentah atau CPO dan turunannya pada Mei 2022, ekspor industri manufaktur selama paruh awal tahun ini terhitung gencar. Pelaku industri semakin agresif memperluas ekspor ke negara-begara Eropa. Krisis perang Rusia-Ukraina membuka peluang pasar baru untuk industri dalam negeri.
Menurut data Badan Pusat Statistik, kinerja ekspor industri pengolahan sepanjang Januari-Mei 2022 mencapai 83,73 miliar dollar AS atau setara Rp 1.239,5 triliun (kurs Rp 14.804 per dollar AS). Kinerja ekspor tumbuh 25 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan capaian nilai 66,99 miliar dollar AS.
Capaian ekspor dari sektor manufaktur ini berkontribusi paling tinggi terhadap total nilai ekspor nasional selama lima bulan terakhir. Ekspor manufaktur tercatat memberi sumbangsih 72,83 persen terhadap total nilai ekspor 114,97 miliar dollar AS atau setara Rp 1.704,3 triliun.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Selasa (21/6/2022), mengatakan, untuk mempertahankan kinerja neraca perdagangan agar tetap mencatat surplus, pemerintah terus berupaya mendorong ekspansi pasar ekspor ke berbagai negara.
Ia menilai, ketidakpastian iklim global saat ini justru memberi peluang pasar baru untuk industri dalam negeri, yang saat ini banyak mengekspor ke negara-negara Eropa. ”Pelaku industri semakin agresif berekspansi, khususnya ke pasar Belanda dan Jerman, yang sedang terdampak problem pasokan barang akibat perang Rusia-Ukraina,” katanya.
Tak hanya industri berskala besar, ekspansi pasar ekspor juga didorong dari industri kecil dan menengah (IKM). Agus meyakini, kemampuan sektor industri manufaktur semakin membaik dan mulai mampu memenuhi standar dan kualitas internasional yang berlaku.
Pemerintah terus mendorong kerja sama bilateral dan multilateral untuk semakin memperluas akses pasar produk industri nasional yang kompetitif di pasar global. Salah satunya lewat forum-forum bisnis dalam rangkaian Presidensi G20 Indonesia. ”Forum seperti itu menjadi media yang bisa dioptimalkan untuk mencapai tujuan kerja sama internasional,” kata Agus.
Pelaku industri semakin agresif berekspansi, khususnya ke pasar Belanda dan Jerman, yang sedang terdampak problem pasokan barang akibat perang Rusia-Ukraina.
Diuntungkan
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Industri Johnny Darmawan mengatakan, pada dasarnya, kinerja ekspor selama beberapa bulan terakhir ini lebih banyak ditopang oleh ekspor komoditas, alih-alih produk barang jadi (final goods) hasil olahan manufaktur. ”Makanya, neraca perdagangan kita bisa surplus terus-terusan,” katanya.
Meski demikian, tak dipungkiri, di sisi lain, pelaku industri banyak diuntungkan dengan gejolak perekonomian global akhir-akhir ini. Ia mengatakan, akibat kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia dapat dengan mudah mengisi pangsa pasar negara-negara yang saat ini sedang bersitegang pascaperang Rusia-Ukraina.
Krisis rantai pasok di negara-negara maju itu pun menjadi peluang bagi industri dalam negeri. Apalagi, Indonesia banyak memproduksi bahan-bahan yang saat ini sedang dibutuhkan oleh negara lain, seperti baja dan batubara.
”Di sisi lain, pemerintah juga terus menggenjot ekspor, apa pun produknya. Ekspor saat ini sedang jadi primadona, bermacam-macam relaksasi diberikan. Jadi, selain iklim di dalam negeri kondusif, kita juga diuntungkan oleh ekspor komoditas dan gejolak ekonomi dunia,” kata Johnny.
Namun, ia berharap pemerintah tak hanya mengandalkan kondisi ekonomi global saat ini, tetapi juga membenahi problem struktural untuk menjaga kesinambungan kinerja ekspor itu pascakrisis berakhir. Khususnya, bagi pelaku IKM yang membutuhkan pendampingan dan dukungan untuk memperluas pasar dari domestik ke luar negeri.
”Ekspor harus diutamakan dari pelaku IKM. IKM kita sekarang sudah bisa bersaing di luar, mereka perlu terus dibina dan didukung,” katanya.
Pemerintah diharapkan membenahi problem struktural yang ada untuk menjaga kesinambungan kinerja ekspor pascakrisis berakhir.
Larangan ekspor CPO
Di sisi lain, meski tumbuh ekspansif secara keseluruhan pada awal tahun ini, ekspor industri pengolahan sebenarnya sempat mengalami pelambatan pada Mei karena pengaruh kebijakan larangan ekspor minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya yang berlaku pada 28 April-23 Mei 2022.
BPS mencatat, pada Mei 2022, ekspor industri manufaktur sebesar Rp 14,14 miliar atau naik 7,78 persen dibandingkan bulan yang sama tahun 2021. Namun, secara bulanan (month to month), nilai ekspor tersebut turun 25,93 persen. Penurunan ekspor di industri pengolahan itu disebabkan oleh anjloknya ekspor produk turunan kelapa sawit serta pakaian jadi dan konveksi.
Ekspor CPO pada Mei tersebut anjlok signifikan secara bulanan hingga 87,72 persen atau setara dengan 2,03 miliar dollar AS. Nilai ekspor CPO selama bulan tersebut pun hanya mencapai 284,6 juta dollar AS.
Berdasarkan negara tujuan, penurunan ekspor CPO tertinggi adalah ke India, yakni hingga 100 persen alias nihil. Sementara ekspor CPO ke Pakistan masih tercatat senilai 21,9 juta dollar AS atau turun 90,17 persen, ekspor ke Amerika Serikat turun 68,64 persen menjadi 46,7 juta dollar AS, dan ekspor ke Malaysia turun 80,88 persen menjadi 24,3 juta dollar AS.
Peneliti Center of Industry, Trade and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, mengatakan, setelah kebijakan tersebut resmi dicabut pada akhir Mei lalu, ekspor CPO dan turunannya akan kembali melambung.
Meski demikian, pemerintah dan pelaku industri perlu berhati-hati untuk menggelontorkan stok yang ada secara sekaligus agar tidak menurunkan harga CPO dunia. ”Kalau langsung dilempar ke pasar, meski secara kuantitas ekspornya akan meningkat di bulan Juni ini, secara value belum tentu. Lebih bijak kalau ekspor dilakukan bertahap,” ujarnya.