Minat Perbankan Membiayai Bisnis Berkelanjutan Semakin Meningkat
Tak hanya makin gencar memberikan pendanaan kepada sektor bisnis berkelanjutan, perbankan juga mengubah operasionalnya agar lebih ramah lingkungan.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan yang memenuhi prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola, sektor perbankan pun semakin bergairah untuk memberikan kredit ke sektor ini. Kebutuhan akan aktivitas ekonomi hijau yang besar menjadi potensi yang ingin dimanfaatkan oleh perbankan.
Pengamat ekonomi Cyrillus Harinowo menjelaskan, semakin hari berbagai aktivitas ekonomi dan dunia usaha akan semakin bergerak pada konsep ekonomi hijau yang memenuhi prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, governance/ESG). Perbankan dalam menjalankan bisnisnya, lanjut Harinowo, pada dasarnya mengikuti apa yang menjadi tren atau yang menjadi motor penggerak ekonomi dan dunia usaha.
”Perbankan itu following the trade (mengikuti tren perdagangan dan ekonomi). Saat ini kita mulai memasuki zaman bisnis berkelanjutan. Dari sini kita bisa melihat terjadi pergeseran minat perbankan untuk lebih banyak masuk mendanai sektor ini,” ujar Harinowo pada seminar Media Tour Green Building BCA Foresta BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (16/6/2022).
Harinowo, yang juga merupakan Komisaris Independen PT Bank Central Asia Tbk (BCA), mengatakan, meningkatnya kesadaran dan aktivitas ekonomi hijau dan berkelanjutan dipicu dari perubahan iklim yang mendorong perubahan paradigma dunia usaha dalam operasional bisnisnya. Di sinilah, lanjut Harinowo, industri perbankan bisa berperan dalam memberikan pembiayaan atau kredit untuk pengembangan ekonomi hijau.
Sampai dengan triwulan pertama tahun ini, portofolio kredit BCA di segmen bisnis berkelanjutan mencapai Rp 161,6 triliun atau setara dengan 24,9 persen dari total portofolio kredit. Angka tersebut bertumbuh 25,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penyaluran kredit bisnis berkelanjutan itu kepada sektor transportasi ramah lingkungan, energi baru terbarukan, manajemen pengolahan air dan limbah, efisiensi energi, serta pembangunan gedung ramah lingkungan.
Operasional ramah lingkungan
Selain menyalurkan kredit pada segmen bisnis berkelanjutan, BCA juga berupaya beroperasi dengan prinsip ESG. Executive Vice President Secretary and Corporate Communication BCA Hera F Haryn menjelaskan, BCA telah melakukan berbagai inisiatif mendorong operasional yang lebih ramah lingkungan.
”Penerapan ESG tidak hanya pada penyaluran kredit, tetapi juga kami mengupayakan efisiensi dari operasional yang lebih ramah lingkungan,” ujar Hera.
Pada 2021 BCA telah mengurangi emisi hingga 887 ton karbon dioksida dari berbagai upaya, seperti membangun perkantoran yang ramah lingkungan, penggunaan perbankan digital untuk mengurangi pertemuan fisik, menanam 14.700 pohon mangrove, dan lain-lain.
Selain itu, BCA juga mengolah limbah, seperti kartu dan mesin EDC, yang sudah tak lagi digunakan. Tahun lalu pihaknya mengumpulkan 4,4 ton limbah mesin EDC yang didaur ulang menjadi biji plastik dan bahan baku besi. Pihaknya juga berhasil mengumpulkan 938 kilogram kartu debet ataupun kredit yang sudah tak lagi digunakan untuk diolah dan didaur ulang menjadi bahan paving block yang digunakan di kantor cabang mereka.
Pihaknya juga membangun gedung operasional ramah lingkungan di Wisma BCA Foresta, Tangerang, Banten. Gedung yang beroperasi sejak Oktober 2020 ini dilengkapi panel surya sebagai kanopi di parkiran dan di atap.
Selain itu, gedung ini memiliki stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang bisa dimanfaatkan masyarakat umum dengan kapasitas 7 kilowatt dan 22 kilowatt. Untuk melakukan pengisian daya, pengendara dapat melakukan dengan self-service dan pastikan telah terhubung dengan aplikasi EV Cuzz yang dapat diunduh di ponselkonsumen.
Senior Vice President Logistic & Building BCA Victor Teguh Sutedja menjelaskan, penerapan konsep gedung ramah lingkungan Wisma BCA Foresta memberikan manfaat secara ekologis, antara lain seperti mengurangi emisi karbon dengan penggunaan peralatanyang hemat energi, memaksimalkan pencahayaan alami yang masuk ke area gedung, penjagaan kualitas udara dan juga memberikan manfaat ekonomis karena dapat menurunkan biaya operasional dan biaya pemeliharaan.