Mahasiswa Didorong Manfaatkan Potensi Ekonomi Digital Rp 5.400 Triliun
Mahasiswa didorong untuk mempersiapkan diri menjadi wirausaha. Di tengah perkembangan teknologi digital sebagai perangkat yang semakin mempermudah usaha,memanfaatkan potensi ekonomi digital yang mencapai Rp 5.400 trliun.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·4 menit baca
ARSIP KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kiri) menyampaikan penjelasan kepada mahasiswa saat Kuliah Umum Kewirausahaan pada acara “Paten Goes To Campus” di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu (4/6/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Mahasiswa didorong untuk mempersiapkan diri menjadi wirausaha. Di tengah perkembangan teknologi digital sebagai perangkat yang semakin mempermudah usaha, terutama pemasaran, mahasiswa perlu semakin terbuka menyiapkan diri dalam memanfaatkan potensi ekonomi digital di Tanah Air yang mencapai Rp 5.400 triliun.
Andika Eka Putra, lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto, yang tercatat sukses dengan melambungkan merek Nggone Kayu, membagikan pengalaman usahanya dalam Kuliah Umum Kewirausahaan pada acara ”Paten Goes To Campus” di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu (4/6/2022).
Ajang berbagi pengalaman itu dibagikan Andika sebagai wirausaha muda untuk memberikan testimoni dan motivasi. Selama ini, Andika memproduksi segala macam furnitur dari bahan limbah palet peti kemas kayu jati belanda, menjadi produk yang memiliki nilai tinggi.
”Saya sudah lima tahun menekuni bisnis ini,” kata Andika.
Meski begitu, Andika mengaku kesuksesan yang diraihnya bermula dari banyak kegagalan. Pertama kali berbisnis, Andika mencoba dengan modal terbatas dengan berjualan es puter. Tanpa malu, penjualan es puter ini menggunakan gerobak di tengah kesibukan menyelesaikan skripsi.
Kemudian, pengalaman lain pun dilakukan dengan beralih jualan baju daster batik dengan pangsa pasar komunitas ibu-ibu arisan. Segala usaha dilakoni, termasuk membuka usaha cuci steam motor.
ARSIP KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
Kuliah Umum Kewirausahaan pada acara Paten Goes To Campus di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu (4/6/2022).
”Saya menganggap kegagalan bukan sebagai semata kegagalan. Tapi, sebuah pelajaran berharga agar menjadi lebih kuat dan tangguh,” kata Andika.
Dengan memanfaatkan sosial media dan promosi dari mulut ke mulut, bisnis Nggone Kayu milik Andika mampu mendulang omzet tak kurang dari Rp 100 juta per bulan. Pangsa pasarnya juga sudah meluas ke kancah nasional.
”Kami juga sudah masuk ke Nusa Tenggara Timur,” kata Andika, bangga.
Pebisnis muda lainnya, Heri Kristanto, merengkuh sukses dengan merek dagang Durian Kampung dan Durian Traveler, setelah jatuh bangun membangun usaha di sektor lain. "Akhirnya, saya fokus di durian sejak 2018," kata putra asli Purwokerto tersebut.
Heri bercerita, sebelum bisnis durian, dirinya pernah melakoni usaha sebagai loper majalah, advertising (sablon, reklame) hingga desain interior. Kini, “Durian Kampung” sudah memiliki empat cabang dengan omzet lumayan besar.
"Bisa membeli rumah, mobil, dan lainnya. Jadi, intinya melakoni usaha itu harus bidang yang disukai dan bisa bikin happy. Kebetulan, saya penyuka durian," kata Heri.
ARSIP KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
Suasana Kuliah Umum Kewirausahaan pada acara “Paten Goes To Campus” di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu (4/6/2022). ARSIP KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam rilis, Sabtu (4/6/2022), saat menjadi pembicara kunci kuliah umum kewirausahaan tersebut terkesima mendengarkan berbagai pengalaman wirausaha muda itu. Tidak menyerah pada kegagalan, tetapi mencoba bangkit hingga memiliki daya tahan dan ketangguhan harus menjadi ciri khas wirausaha Indonesia.
Teten mengatakan, ”Potensi ekonomi digital di Indonesia sebesar Rp 5.400 triliun harus bisa dimanfaatkan para wirausaha mapan baru dari kalangan kampus (mahasiswa) berbasis anak muda inovatif dan berpendidikan tinggi. Jangan sampai potensi tersebut dikuasai asing.”
Pasalnya, kata Teten, saat ini, sekitar 50 persen produk yang ada di e-dagang merupakan barang impor. Para wirausaha muda saat ini, selain harus mampu menguasai pasar dalam negeri, juga harus kompetitif di pasar global.
Teten mengajak wirausaha muda untuk meningkatkan kemampuan dalam berkompetisi. Ke depan, produk UMKM Indonesia harus berbasis inovasi, kreativitas, dan teknologi. Itu harus disiapkan oleh semua pihak, termasuk dari lembaga kampus.
Teten berharap, perguruan tinggi harus kuat dalam mengembangkan inkubator bisnis di lingkungan kampus. Pilih 2-3 produk unggulan untuk dikembangkan hingga memiliki daya saing tinggi di pasar. Pangsa pasar anak muda sekarang ini adalah produk-produk custom atau handmade. Ini peluang bagi para pelaku start up.
Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Jebul Suroso menekankan, UMP merupakan ”Rumah UMKM”, yang memiliki kurikulum dan mata kuliah kewirausahaan dengan tujuan meningkatkan jiwa enterpreneur di kalangan mahasiswa.
”Kita akan mengubah pola pikir mahasiswa, ketika lulus kelak mampu menjadi pencipta lapangan kerja. Bukan lagi pencari kerja,” kata Jebul.
ARSIP KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan Kuliah Umum Kewirausahaan pada acara Paten Goes To Campus di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu (4/6/2022).
Menurut dia, kegiatan Enterpreneur Creative Project (ECP) 2022 juga sebagai kegiatan untuk mengaplikasikan mata kuliah kewirausahaan yang telah diikuti mahasiswanya. Mahasiswa FEB UMP harus mampu membaca pasar. Tidak sekadar kuliah ataupun memulai bidang usaha.
”Lebih dari itu, selain dapat meningkatkan kreativitas pelaku usaha yang lebih pandai membaca pasar, mahasiswa juga perlu meningkatkan daya tahan. Tidak mudah putus asa,” kata Jebul.