Perluasan akses pasar dan akselerasi berbagai inovasi di bidang teknologi dan digital harus terus diperkuat karena keduanya adalah tuas bagi UMKM untuk naik kelas.
Oleh
DIMAS WARADITYA NUGRAHA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagai tulang punggung ekonomi nasional, usaha mikro, kecil, dan menengah memerlukan rangsangan untuk memperluas akses pasar, termasuk pasar global. Untuk dapat bersaing di pasar global, UMKM juga memerlukan dukungan berkelanjutan agar bisa naik kelas di segala aspek.
Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat membuka gelaran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2022 secara daring, Jumat (27/5/2022).
KKI 2022 berlangsung secara hibrida dalam berbagai webinar dan pameran yang dapat diakses secara daring melalui www.karyakreatifindonesia.co.id serta secara luring di Hall A Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC) pada 26-29 Mei 2022.
Produk UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar global dan pasar dalam negeri dengan produk-produk negara lain selama para pemangku kepentingan UMKM dapat saling bersinergi dan berkolaborasi.
Wapres Amin meyakini produk UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar global dan pasar dalam negeri dengan produk-produk negara lain selama para pemangku kepentingan UMKM dapat saling bersinergi dan berkolaborasi.
”Sinergi dan kolaborasi penting untuk mengembangkan dan meningkatkan permintaan atas produk UMKM dan mendukung perkembangan industri kreatif,” ujarnya.
UMKM diharapkan dapat lebih adaptif dan inovatif dalam menyediakan produk dengan selera pasar. Kejelian pun dibutuhkan dalam memanfaatkan platform digital, termasuk media sosial.
Selain itu, sebagai motor penggerak ekonomi nasional, UMKM membutuhkan rangsangan untuk memperluas akses pasar serta mengakselerasi pemanfaatan berbagai inovasi di bidang teknologi dan digital
KKI diselenggarakan Bank Indonesia (BI) sebagai ruang untuk memotivasi UMKM agar menghasilkan terobosan yang adaptif, kreatif, dan inovatif, untuk memenuhi kebutuhan pasar berorientasi ekspor dengan memanfaatkan platform digital.
KKI pun menjadi bagian Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia yang telah dicanangkan pemerintah.
Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, sinergi, digitalisasi, dan globalisasi adalah tema sekaligus tiga kunci untuk membangkitkan UMKM menjadi kekayaan nasional dan pendorong ekonomi secara global.
Sinergi untuk membuat UMKM lokal naik kelas, lanjutnya, dilakukan secara erat antara 13 kementerian/lembaga, 5 asosiasi, dan 26 industri. Adapun digitalisasi sebagai cara yang efektif dan efisien untuk mengintegrasikan UMKM dalam ekonomi keuangan digital nasional.
”Digitalisasi sistem pembayaran melalui kode cepat standar Indonesia (QRIS) yang dibuat oleh BI salah satunya bertujuan agar transaksi UMKM menjadi lebih cepat, mudah, aman, dan andal,” ujar Perry.
Digitalisasi sistem pembayaran melalui kode cepat standar Indonesua (QRIS) yang dibuat oleh BI salah satunya bertujuan agar transaksi UMKM menjadi lebih cepat, mudah, aman, dan andal.
Dalam mendorong globalisasi produk UMKM, KKI menampilkan produk unggulan berkualitas ekspor dengan harga tingkat produsen. Sinergi antarpemangku kepentingan juga akan mendorong UMKM agar segera memenuhi persyaratan secara nasional ataupun global.
”KKI 2022 akan mengadakan 20 event, business matching, proses pembiayaan, dan juga menyambungkan dengan para pembeli di tingkat global,” kata Perry.
Ia menambahkan, dalam acara ini, UMKM dapat berkonsultasi mengenai berbagai hal untuk mengembangkan usahanya, seperti kurasi produk UMKM, akses ekspor, konsultasi desain, dan merek.
”Secara fisik terdapat sekitar 200 UMKM yang dipamerkan dan secara virtual ada 500 UMKM,” ujarnya.
Dalam webinar Pengembangan UMKM Berorientasi Ekspor, Kamis (26/5/2022), Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo memaparkan komoditas ekspor UMKM binaan BI yang nilainya cukup signifikan, di antaranya hasil laut, kopi, serta kerajinan tangan.
Sektor ini, lanjut Dody, sangat besar, mencapai sekitar 66 juta unit UMKM. Kontribusinya terhadap produk domestik bruto juga mendekati 60 persen.
Di sisi lain, kontribusi UMKM terhadap ekspor mencapai 15 persen serta didukung kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja yang mencapai 97 persen dari total tenaga kerja di Indonesia.
”Peluang ini bisa terus ditingkatkan kalau peluang yang ada untuk go global bisa kita capai. Ini tentu perlu upaya yang harus terus kita rintis dari waktu ke waktu,” ujarnya.