Para dokter hewan akan memeriksa kondisi kesehatan ternak sebelum dikirimkan ke sejumlah provinsi di Nusantara.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur memastikan siap memasok kebutuhan hewan ternak untuk keperluan Idul Adha 2022 secara nasional. Suplai ternak akan diambilkan dari 15 daerah yang bebas dari paparan penyakit mulut dan kuku atau berada di zona hijau.
Berdasarkan data Dinas Peternakan Jawa Timur, 15 daerah yang masuk dalam kategori zona hijau penyakit mulut dan kuku atau PMK adalah Kabupaten Sampang, Pamekasan, Sumenep, Banyuwangi, Situbondo, Ngawi, Pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, dan Nganjuk.
Selain itu, Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kota Blitar, dan Kab. Blitar. Adapun 10 daerah sisanya di Jatim merupakan wilayah zona merah paparan PMK dan 13 lainnya masuk kategori zona kuning. Daerah zona merah antara lain Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Mojokerto, Tuban, Lumajang, Probolinggo, dan Jember.
Berdasarkan data Posko Terpadu Penanganan PMK Jatim, sampai dengan 24 Mei 2022 tercatat 8.794 ekor hewan ternak yang sakit, sebanyak 1.482 ekor sembuh, dan 104 ekor mati. Saat ini terdapat lima wilayah yang memiliki jumlah kasus PMK aktif cukup tinggi yakni Lumajang 1.595 kasus, Gresik 1.531 kasus, Mojokerto 1.175 kasus, Probolinggo 972 kasus, dan Sidoarjo 862 kasus.
Upaya percepatan penanggulangan penyakit mulut dan kuku terus dilakukan. Salah satunya, menggelar rapat koordinasi guna merumuskan langkah percepatan, penanganan, dan pengendalian PMK pada hewan ternak di Jatim, Rabu (25/5/2022). Rapat itu melibatkan Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya dan tim pakar seperti Profesor Fredik Abdul Rantam dan Profesor Suprapto Maat.
”Pusvetma dan tim pakar saya minta membuat exercise secara lebih detail terutama untuk memproteksi 15 kabupaten dan kota yang masih termasuk kategori zona hijau,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Daerah zona hijau sebaran PMK penting untuk diproteksi guna mencegah terjadinya transmisi virus dari daerah zona kuning di sekitarnya. Hal itu untuk menjaga ternak di 15 daerah ini tetap sehat serta terbebas dari penyakit sehingga bisa menyuplai kebutuhan di pasar hewan maupun pasar konsumsi daging sapi.
Khofifah mengatakan Jatim merupakan lumbung sapi nasional dengan populasi 5,1 juta ekor. Provinsi paling timur di Pulau Jawa ini tidak hanya menyuplai daging, juga kebutuhan hewan kurban di berbagai provinsi di Indonesia. Salah satunya, Bangka Belitung yang kebutuhan dagingnya disuplai dari Pulau Madura.
Pemprov Jatim meminta para pakar kesehatan hewan merumuskan strategi yang efektif untuk melindungi 15 daerah zona hijau agar populasi ternak disana tetap bisa menyuplai kebutuhan Idul Adha secara aman. Suplai ini tidak hanya untuk daerah di Jatim, namun seluruh Indonesia.
“Kita lindungi kota dan kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah zona kuning atau merah. Pola transmisi virus terutama melalui udara (airbone) diantisipasi, termasuk jarak tempuh ternak menuju ke pelabuhan,” kata Khofifah.
Para dokter hewan akan memeriksa kondisi kesehatan ternak sebelum dikirimkan ke berbagai provinsi di nusantara. Selain itu, untuk meminimalkan potensi penularan penyakit saat perjalanan, pengiriman ternak dilakukan tanpa melintasi daerah zona kuning. Contohnya, dikirim dengan kapal khusus, melalui pelabuhan laut khusus seperti Pelabuhan Probolinggo.
"Bahkan kalau memungkinkan nanti kita minta izin ke Menteri Perhubungan RI untuk bisa mengirim langsung (tanpa transit). Lalu lintas ternak rentan memicu penularan penyakit sehingga perlu diproteksi,” imbuh Khofifah.
Proteksi lalu lintas ternak membutuhkan komitmen semua pihak mulai dari unsur pemerintahan paling bawah yakni desa, kecamatan, dan pemda kabupaten/kota. Selain itu, butuh melibatkan berbagai pihak seperti polisi, TNI, dan dinas terkait. Oleh karena itulah, semua pihak harus memiliki tujuan dan pemikiran yang sama untuk bergerak dan mengendalikan penyebaran PMK.
Komitmen pemerintah provinsi untuk memproteksi wilayah yang masih tergolong zona hijau PMK menurut Khofifah juga bagian dari upaya melindungi ekonomi para peternak. Sejak PMK menyerang ternak dan menyebar di berbagai daerah, banyak pedagang sapi dan jagal ‘bergerilya’ di desa -desa.
Mereka menawar ternak dengan harga yang sangat murah karena alasan rawan terpapar penyakit. Disisi lain, peternak tidak berdaya karena khawatir ternaknya terserang penyakit dan mati sehingga harus menanggung kerugian yang lebih besar.
Sementara itu Kepala Pusvetma Surabaya Edi Budi Susila mengatakan pihaknya telah turun ke lapangan untuk memeriksa penyakit yang menyerang ternak dan mengambil sampel untuk diteliti jenis virusnya di laboratorium. Selain itu, edukasi bagi para peternak juga masif dilakukan dengan sinergi dari berbagai pihak. Di sejumlah daerah pihaknya masih menemukan peternak yang tidak paham penanganan hewan ternak yang terindikasi tertular PMK.
“Berikan vitamin agar imunitasnya bertambah dan cegah penularan. Cuci mulut sapi dengan natrium chloride (NaCL), lalu bersihkan kandang dengan disinfektan setiap pagi dan sore. Pastikan pula kebersihan kandang dan alatnya selalu terjaga,” kata Edi.
Edi menambahkan pihaknya tengah berikhtiar membuat vaksin untuk mengatasi PMK di Indonesia. Proses produksi vaksin dalam negeri ini diprediksi memakan waktu tiga bulan. Pusvetma bahkan berencana menunda sementara produksi vaksin jenis lain seperti rabies agar bisa fokus pada produksi vaksin PMK.