Permintaan Pekerjaan Meningkat di Masa Pemulihan Ekonomi
Ribuan orang berjubel sejak pagi di acara May Day Job Fair 2022 yang digelar Dinas Tenaga Kerja Sidoarjo di Alun-alun Sidoarjo, Selasa (24/5/2022).
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Ribuan pencari kerja antre mendaftar lowongan pekerjaan di bursa kerja yang digelar Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (24/5/2022).
SIDOARJO, KOMPAS - Permintaan pekerjaan meningkat signifikan di masa pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19 melandai. Ribuan pencari kerja berjuang memperebutkan lowongan pekerjaan yang jumlahnya masih terbatas karena belum semua sektor usaha pulih seperti sediakala.
Peningkatan permintaan pekerjaan itu setidaknya terjadi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang merupakan kota satelit penyangga Surabaya. Ribuan orang berjubel sejak pagi di acara May Day Job Fair 2022 yang digelar Dinas Tenaga Kerja Sidoarjo di Alun-alun Sidoarjo, Selasa (24/5/2022).
Bursa kerja itu diadakan kembali setelah dua tahun berlangsung secara virtual melalui aplikasi siap kerja akibat pandemi Covid-19. Sedikitnya 1.700 lowongan pekerjaan ditawarkan dalam kegiatan yang diikuti puluhan perusahaan di Sidoarjo ini. Adapun kualifikasi pendidikan yang disyaratkan minimal lulusan sekolah menengah atas.
Wakil Bupati Sidoarjo Subandi mengatakan, lowongan pekerjaan ini sangat sedikit dibandingkan dengan kebutuhan saat ini yang mencapai 139.000 lapangan pekerjaan. Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 telah berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk sektor ekonomi. Kinerja ekonomi terdepresiasi karena dampak kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat yang bertujuan untuk menekan persebaran penyakit.
Di sektor ketenagakerjaan, penurunan kinerja ekonomi berdampak pada pengurangan tenaga kerja di sejumlah perusahaan. Hal itu terjadi karena perusahaan mengurangi produksi, bahkan menghentikan operasionalisasi. Ada juga perusahaan yang menyiasati tekanan ekonomi dengan merelokasi usaha ke daerah yang memiliki upah pekerja lebih rendah.
”Selama pandemi, setidaknya 145 perusahaan di Sidoarjo menutup usaha dan 13 perusahaan merelokasi usaha ke daerah lain demi mengejar upah murah,” ujar Subandi.
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Ribuan pencari kerja antre mendaftar lowongan pekerjaan di bursa kerja yang digelar Pemkab Sidoarjo, Selasa (24/5/2022).
Dia menambahkan, Sidoarjo merupakan salah satu daerah di Jatim yang merasakan dampak signifikan di sektor ketenagakerjaan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) Sidoarjo 2020 meningkat menjadi 10,97 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 6,35 persen.
Selama pandemi, setidaknya 145 perusahaan di Sidoarjo menutup usaha dan 13 perusahaan merelokasi usaha ke daerah lain demi mengejar upah murah.
Untuk mengatasi tingkat pengangguran itu, pemda telah berupaya memberikan sejumlah insentif seperti kemudahan perizinan kepada pelaku usaha agar mereka mampu mempertahankan usaha melewati masa krisis. Upaya itu membuahkan hasil, tetapi belum signifikan.
Berdasarkan data BPS, TPT di Sidoarjo 2021 hanya turun 0,10 persen menjadi 10,87 persen. Penurunan ini tidak signifikan untuk mengatasi pengangguran yang jumlahnya besar. Oleh karena itu, pemda menghadirkan bursa kerja yang mampu menjembatani kebutuhan pencari kerja dengan pemilik usaha.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sidoarjo Fenny Apridawati menambahkan, selain mengadakan bursa kerja, pihaknya juga menggelar pelatihan kerja dalam upaya meningkatkan keterampilan para pencari kerja di wilayahnya. Harapannya, keterampilan yang dimiliki calon pekerja ini bisa memenuhi kriteria atau kualifikasi yang dibutuhkan dunia industri.
Pelatihan ini diprioritaskan bagi warga Sidoarjo, bukan pendatang. Contohnya, peningkatan keterampilan masyarakat di Kecamatan Jabon dalam upaya memenuhi kualifikasi pekerjaan yang ditawarkan industri yang beroperasi di Kawasan Industri Sidoarjo (KIS). Hal ini juga bertujuan agar warga Sidoarjo tidak menjadi penonton di rumah sendiri.
Selain itu, masih dalam upaya menekan pengangguran terbuka, Pemkab Sidoarjo telah menggelar pelatihan wirausaha seperti pijat refleksi, salon kecantikan, dan barista. Pelatihan yang digelar di tiap-tiap kecamatan itu untuk mencetak wirausaha-wirausaha baru dari para pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Falakhi (20), salah satu peserta bursa kerja di Sidoarjo, mengatakan, selama masa pandemi Covid-19, lowongan pekerjaan sangat terbatas. Dia mengaku kesulitan mendapatkan pekerjaan formal di perusahaan. Lowongan yang ditawarkan mayoritas sebagai pekerja kontrak yang dibayar secara harian.
”Saya lulus sekolah kejuruan jurusan teknik pada 2019. Namun, sampai sekarang belum dapat pekerjaan tetap. Selama ini bekerja serabutan sebagai buruh harian,” ucap Falakhi.
Falakhi berharap bisa mengisi salah satu lowongan pekerjaan yang ditawarkan perusahaan di acara bursa kerja. Karena itu, dia rela antre sejak pukul 06.00 meski acara baru berlangsung pukul 09.00. Dia tidak sendiri karena ada ribuan pencari kerja yang tengah berjuang mengisi lowongan pekerjaan demi mengubah nasib menjadi lebih baik.