Pelonggaran Mobilitas Ternak Diterapkan di Sidoarjo untuk Cukupi Kebutuhan Idul Adha
Ternak dari luar daerah boleh masuk dengan syarat memiliki surat rekomendasi dari dinas peternakan daerah asal yang menyatakan kondisinya sehat dan bebas penyakit.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
ยท4 menit baca
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Peternak menyemprotkan cairan disinfektan pada sapi peliharaannya di Desa Gagang Kepuhsari, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, Selasa (10/5/2022). Upaya itu untuk mencegah sebaran virus agar tak terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tengah mewabah.
SIDOARJO, KOMPAS โ Permintaan hewan ternak diprediksi meningkat signifikan menjelang perayaan Idul Adha. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, berencana melonggarkan pembatasan lalu lintas ternak di wilayahnya agar ternak dari luar daerah bisa masuk.
Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Tony Hartono mengatakan, berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, permintaan hewan ternak meningkat signifikan pada saat perayaan kurban. Untuk memenuhi permintaan itu, pedagang mendatangkan ternak dari luar daerah, seperti Pasuruan, Lumajang, Mojokerto, dan Jombang.
Pedagang biasanya menjajakan ternaknya di pinggir-pinggir jalan utama, di pekarangan rumah warga, dan lahan-lahan yang kosong atau menganggur. Para pedagang dari luar daerah ini akan bermalam selama beberapa hari, bahkan sepekan, menunggu masyarakat yang akan membeli.
Namun, sejak Sidoarjo ditetapkan sebagai salah satu daerah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia, lalu lintas ternak dibatasi secara ketat. Seluruh pasar hewan ditutup total untuk mencegah penyebaran penyakit. Selain itu, rumah pemotongan hewan diperbolehkan beroperasi namun diawasi secara ketat.
โDalam upaya memenuhi kebutuhan hewan untuk kurban, akan dilakukan pelonggaran pembatasan lalu lintas ternak yang masuk ke Sidoarjo,โ ujar Tony, Selasa (24/5/2022).
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Peternak menyuntikkan vitamin pada sapi peliharaannya di Desa Gagang Kepuhsari, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, Selasa (10/5/2022). Upaya itu untuk memperkuat kesehatan hewan ternak agar tak terjangkit PMK.
Dia mencontohkan ternak dari luar daerah boleh masuk Sidoarjo dengan syarat memiliki surat rekomendasi dari dinas peternakan daerah asal yang menyatakan kondisinya sehat dan bebas penyakit. Selain itu, pedagang juga harus mengajukan permohonan memasukkan ternak dari luar daerah kepada Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo.
Tony menambahkan yang juga harus dipersiapkan dengan baik adalah tempat penjualan ternak di Sidoarjo. Titik-titik lokasi penjualan harus diatur atau ditentukan dengan mempertimbangkan sanitasi lingkungan untuk mencegah penularan PMK. Kandang ternak juga harus diperhatikan kelaikannya.
Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo akan menyiapkan tempat karantina bagi ternak yang sakit agar tidak menular pada ternak lainnya. Ternak yang dinyatakan sakit tidak boleh diperdagangkan dan harus dikarantina untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan dengan baik.
Berdasarkan data Posko PMK Pemprov Jatim, sampai dengan Selasa (17/5/2022), penyebaran PMK pada ternak telah meluas ke 14 daerah dari total 38 kabupaten dan kota di Jatim. Sebaran itu lebih luas dibanding pada 11 Mei 2022, yang baru terjadi pada empat kabupaten yakni Sidoarjo, Gresik, Lamongan, dan Mojokerto.
Dari 14 kabupaten dan kota tersebut dilaporkan sebanyak 6.433 ekor ternak terkonfirmasi PMK dengan rincian sebanyak 5.560 ekor dalam kondisi sakit, 838 ekor sudah sembuh, dan 35 ekor mati. Agar sebaran penyakit ini tidak semakin meluas, kebijakan karantina kandang diterapkan di Jatim.
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Peternak memberi makan sapi peliharaannya di Desa Gagang Kepuhsari, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, Selasa (10/5/2022). Asupan makanan penting untuk jaga daya tahan ternak. Sidoarjo merupakan salah satu daerah yang terjangkit PMK.
Sementara itu, berdasarkan data posko PMK Kabupaten Sidoarjo, saat ini terdapat 1.450 lebih ternak yang terkonfirmasi PMK. Dari jumlah tersebut, 400 ekor ternak dinyatakan sembuh. Pemkab Sidoarjo telah memeriksa ternak yang sakit dan menyalurkan bantuan obat-obatan kepada peternak.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Eni Rustianingsih mengatakan, saat ini PMK telah menyebar di 14 kecamatan dari total 18 kecamatan. Sebaran penyakit ini meluas dibanding sebelumnya. Untuk menangani PMK di wilayahnya, telah didirikan posko tanggap darurat yang menampung laporan peternak.
Dari laporan itu, dinas akan menindaklanjuti dengan memeriksa ternak dan memberikan obat-obatan pada hewan yang sakit. Untuk pengadaan bantuan obat-obatan kepada peternak, pihaknya telah mengusulkan anggaran dari APBD Sidoarjo tahun berjalan sebesar sekitar Rp 300 juta.
Upaya menangani wabah PMK di Sidoarjo dilakukan dengan menggandeng para dokter hewan di Jatim. Selain itu melibatkan civitas akademika dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya, dan Universitas Brawijaya, Malang. Perguruan tinggi dilibatkan dalam sosialisasi dan edukasi peternak.
Salah satu peternak sapi di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Saifudin (55), mengatakan, wabah PMK sangat memukul peternak. Penyakit ini menyerang ternak secara tiba-tiba dan langsung berakibat fatal, seperti sapi ambruk. Selain itu, bagian kaki dan mulut sapi terluka, bahkan bisa sampai lepas dari tubuhnya.
โSaya punya 32 sapi yang saat ini tersisa dari sebelumnya 50 ekor. Peternak sudah berupaya maksimal mengobati sapi yang sakit agar tidak mati dan menimbulkan kerugian lebih besar. Harapannya pemerintah bisa membantu obat-obatan dan pemberian vaksin,โ kata Saifudin.