Indonesia Bawa Isu Pemulihan Ekonomi melalui Teknologi Digital

Delegasi Indonesia menghadiri pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia atau WEF 2022 dan membawakan isu pentingnya ekonomi digital dalam pemulihan pascapandemi Covid-19.

KOMPAS/ANITA YOSSIHARA

Presiden Indonesia Joko Widodo menyampaikan pidato pada pembukaan World Economic Forum on ASEAN di National Convention Center, Hanoi, Vietnam, Rabu (12/9/2018). Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Presiden untuk menebar optimisme akan masa depan perekonomian dunia.

ZÜRICH, KOMPAS  —  Indonesia ikut menekankan isu pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 dalam keikutsertaannya di pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia 2022 yang berlangsung 22–26 Mei 2022 di Davos, Swiss. Salah satu upaya pemulihan yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan peran teknologi untuk menggerakkan ekonomi digital.

”Kami (delegasi Indonesia) akan menyampaikan peran ekonomi digital yang di dalamnya terdapat para usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mereka memanfaatkan teknologi digital untuk kembali pulih,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Usman Kasong, Sabtu (21/5/2022) malam waktu Swiss, di Zürich.

Kementerian Kominfo menjadi satu dari 11 kementerian/lembaga yang hadir dalam paviliun Indonesia di pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) 2022 di Davos. Kementerian Kominfo bahkan ikut sebagai peserta pertemuan tahunan.

Karena mengusung pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19, Indonesia membawa sejumlah perusahaan rintisan bidang teknologi atau start up. Sebagai contoh, Grab Indonesia, GoTo, WIR Group, dan Cakap.

”Kami juga akan bertemu dengan mereka, di samping akan bertemu dengan perusahaan teknologi skala besar, seperti Youtube (Google). Sebelumnya, kami (Kementerian Kominfo dan Google) telah bekerja sama khusus penanggulangan hoaks dan disinformasi. Bukan tidak mungkin akan ada kerja sama mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19,” kata Usman.

MEDIANA

Usman Kasong, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Lebih jauh, lanjut Usman, tiga isu Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20 juga akan dibawakan Indonesia ke ajang WEF 2022. Ketiga isu yang dia maksud ialah konektivitas digital, literasi digital, dan arus data lintas batas.

Kementerian/lembaga lain yang turut hadir di WEF 2022, antara lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Selain ekonomi digital, delegasi Indonesia juga akan kembali mendengungkan transisi energi. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) turut hadir yang menurut Usman akan membahas upaya-upaya menarik investasi ke Indonesia.

Selain itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia turut ikut sebagai delegasi Indonesia. Kadin akan fokus membawakan materi agenda forum bisnis 20 atau B20 dalam rangkaian masa acara G20 di Indonesia. Seperti diketahui, salah satu agenda prioritas B20 juga berkaitan dengan transisi energi.

AP/KEYSTONE/GIAN EHRENZELLER

Tampak luar gedung kongres di Davos, Swiss, Senin, 25 Januari 2021. Forum Ekonomi Dunia, WEF, dijadwalkan berlangsung di Davos antara 25 Januari dan 29 Januari 2021. Karena wabah virus corona, akan diselenggarakan dalam format digital.

Baca juga : Investasi Ekonomi Digital Tumbuh Pesat, E-dagang Ditopang ”Enabler”

Tema pertemuan tahunan WEF 2022 adalah ”Working Together, Restoring Trust”. Isu yang akan dibahas meliputi kebijakan pemerintah dan strategi bisnis dengan latar belakang pandemi global, konflik politik Ukraina-Rusia, serta tantangan geopolitik-ekonomi. Secara khusus terkait isu invasi Rusia ke Ukraina, pertemuan itu juga akan membahas kekhawatiran tentang dampak kemajuan yang dicapai, cara memerangi perubahan iklim, dan beralih dari bahan bakar fosil.

Presiden WEF Børge Brende dalam artikel opininya berjudul”How The World Can Rebuild Cooperation” yang dimuat di CNN.com, Sabtu (21/5/2022), mengatakan, perang di Ukraina, prospek ekonomi yang menantang, kenaikan suhu global, dan pandemi Covid-19 terjadi bersamaan. Isu-isu tersebut tampak sebagai permulaan era global baru yang dikhawatirkan banyak orang akan menimbulkan keretakan ataupun perselisihan global yang lebih besar.

”Pergolakan dan perselisihan yang sudah ada sekarang seharusnya bisa dikikis. Kita harus menegaskan kembali dan memperkuat mekanisme kerja sama. Karena sejarah telah menunjukkan kerja sama adalah satu-satunya cara untuk mengatasi prioritas isu global yang mendesak,” ujarnya.

Mengutip blog WEF, Sekretaris Jenderal International Trade Union Confideration Sharan Burrow mengatakan, upaya menjaga stabilitas ekonomi dunia harus sejalan dengan upaya penanganan perubahan iklim yang cepat. Pihaknya berharap kebijakan negara-negara untuk memanfaatkan energi terbarukan harus lebih cepat direalisasikan sehingga bisa segera menciptakan pekerjaan layak bagi tenaga kerja.

Direktur Jenderal WWF Internasional Marco Lambertini juga menekankan masalah perubahan iklim dibahas serius di WEF 2022. Para organisasi di dunia harus dibuat bertanggung jawab atas penurunan keanekaragaman hayati. Mereka harus segera menetapkan tujuan global untuk mengatasi masalah itu.

Baca juga: Forum Ekonomi Dunia Apresiasi Presidensi G20 Indonesia