Perempuan Wirausaha Tingkatkan Kontribusi Pemulihan Ekonomi
Keberadaan wirausaha perempuan dianggap mampu berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi nasional. Sayangnya, hingga kini peran perempuan sebagai penopang ekonomi keluarga di Indonesia masih dipandang sebelah mata.
JAKARTA, KOMPAS — Keberadaan wirausaha perempuan dinilai mampu meningkatkan kontribusinya terhadap pemulihan ekonomi nasional. Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan karena potensi keuletan yang dibangun oleh perempuan dianggap dapat memberikan dampak signifikan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati dalam keterangan tertulis terkait acara ”G20 Empower Second Plenary Meeting: Women In SMEs As Drivers of Economic Growth” di Yogyakarta, Rabu (18/5/2022), menyatakan, potensi perempuan harus terus dimaksimalkan, bukan hanya bagi ekonomi negara, melainkan juga untuk ketahanan ekonomi dunia. ”G20 Empower ini mendorong masyarakat juga untuk menghapus stigma dan stereotipe perempuan hanya manusia kedua. Pemberadayaan perempuan mampu menginspirasi dunia,” ujarnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang hadir secara daring mengatakan, 49,5 persen masyarakat Indonesia merupakan kaum perempuan. Perempuan Indonesia memiliki kemampuan untuk membangun usaha, meski banyak tantangan yang dihadapi dalam bisnis ataupun profesional, mulai dari kesenjangan jender, puncak kepemiminan, pelecehan, hingga kekerasan dan diskriminasi.
”Di Kementerian BUMN, kami menjalankan program aksi afirmasi (affirmation action) dengan kepemimpinan perempuan sebanyak 15 persen. Saat ini, targetnya kami tingkatkan hingga 20 persen pada tahun 2022,” kata Erick.
Menteri Erick menyambut baik penyelenggaraan G20 Empower sehingga ke depan diharapkan terjadi kerja sama antara pemerintah, swasta, dan pemangku lainnya dalam memperjuangkan perempuan di dunia bisnis dan profesional.
Baca juga: G20 Empower: Menciptakan Lingkungan Kerja Aman bagi Perempuan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno menyatakan dukungannya terhadap peran perempuan dalam berusaha. Pandemi Covid-19 membuat sektor pariwisata terkena imbas yang sangat dalam. Untuk itu, semua pihak diajak untuk bersama mendorong mulai tumbuhnya industri pariwisata, terutama di lima destinasi wisata superprioritas, sekaligus mengajak pelaku usaha turut ambil bagian dalam pemulihan ekonomi.
Kementerian Koperasi dan UKM pun mendorong perempuan wirausaha agar meningkatkan kontribusinya dalam upaya pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, kontribusi dan peran perempuan dalam kewirausahaan, termasuk UMKM, sampai saat ini tercatat sangat besar. ”Sekitar 64 persen dari 64 juta UMKM digerakkan oleh perempuan. Bahkan, di Indonesia, UMKM berkontribusi terhadap 60 persen pendapatan nasional,” kata Teten.
Menurut Teten, pandemi selama dua tahun terakhir telah mengakibatkan kemunduran ekonomi dan mengubah perilaku belanja konsumen dan rantai pasokan global. Dampak pandemi ini dirasakan lebih parah oleh pelaku usaha kecil dan menengah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar. Saat itu, pelaku UMKM harus menghadapi kebangkrutan atau penurunan pendapatan.
Teten menyatakan, tantangan baru yang juga dimunculkan pascapandemi adalah peningkatan kesenjangan jender dalam partisipasi dan peluang ekonomi. Riset menunjukkan bahwa pandemi paling memengaruhi pengusaha perempuan, yakni mencapai angka 76 persen, karena perempuan harus bekerja dari rumah.
Menurut Teten, peran pelaku usaha perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata, baik di Indonesia maupun level global. UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan sekaligus merupakan bagian dari upaya mencapai kesetaraan jender dalam partisipasi ekonomi.
”Perempuan juga merupakan tulang punggung banyak ekonomi di seluruh dunia, terutama di Indonesia, di mana bisnis yang dimiliki oleh perempuan memiliki peran kunci dalam pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan diversifikasi ekonomi. Kami mendukung UKM perempuan terus berinvestasi dalam percepatan pemulihan ekonomi yang inklusif,” kata Teten.
Ia mengatakan, saat ini dunia tengah berupaya melakukan pemulihan ekonomi pascapandemi dan sedang berjuang mengurangi dampak pandemi terhadap bisnis. Pemulihan terhadap bisnis yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan juga menjadi sangat penting.
Baca juga: Hadapi Beban Berlapis, Perempuan Tetap Berdaya
Selaras dengan target tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) dan deklarasi G20, G20 Empower sebagai aliansi antara swasta dan pemerintah perlu membangun kesadaran yang lebih kuat tentang produktivitas perempuan pascapandemi. Mendukung dan meningkatkan kolaborasi adalah pilar penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, bentuk dukungan Kementerian Koperasi dan UKM kepada perempuan wirausaha adalah mengadopsi tiga rekomendasi kebijakan berwawasan ke depan yang dapat memperkuat komitmen aksi kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan, dalam membangun kembali produktivitas perempuan, hususnya pada UKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan.
Rekomendasi pertama, pentingnya meningkatkan kerja sama antara pemerintah, swasta, dan investor untuk mendukung perempuan Wirausaha. Kedua, mendorong kebijakan di bidang keuangan dan infrastruktur yang sensitif jender dan memberikan akses pendanaan dan legalitas. Dan ketiga, meningkatkan program literasi digital keuangan bagi pengusaha perempuan untuk meningkatkan kesiapan investasi.
Menurut Teten, pemulihan yang berfokus pada perempuan sejalan dengan janji inklusi dan pertumbuhan berkelanjutan serta menghilangkan hambatan dalam proses pemberdayaan perempuan, terutama dalam kemajuan ekonomi dan keuangan. ”Dengan pandemi yang memperlebar kesenjangan jender dalam perekonomian, khususnya UMKM, penting untuk mengambil tindakan cepat agar kita dapat memastikan bahwa perempuan tidak tertinggal,” ujar Teten.
Kementerian Koperasi dan UKM menyadari pentingnya peran pemberdayaan ekonomi perempuan terhadap masyarakat, keluarga dan perekonomian secara luas. Oleh karena itu, alasan ekonomi untuk mendukung UMKM perempuan sangatlah kuat.