Proyek pembangunan infrastruktur dinilai mampu bertahan dan tumbuh di masa pandemi Covid-19. Pengembangan proyek jalan tol dinilai tetap potensial.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Nusantara Infrastructure Tbk mencatatkan kinerja signifikan pada bisnis infrastruktur jalan tol. Bisnis infrastruktur dinilai tahan guncangan di tengah situasi pandemi Covid-19.
Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk Ramdani Basri mengemukakan, perseroan saat ini memiliki beberapa anak usaha di bidang jalan tol di Jakarta dan Makassar, pengelolaan air bersih, dan pengembangan energi terbarukan. Pihaknya berencana fokus dalam pengembangan usaha di tiga sektor utama tersebut untuk optimalisasi model bisnis jangka panjang.
Ramdani mengatakan, bisnis infrastruktur cenderung tahan guncangan dalam situasi pandemi yang sangat sulit. Kinerja anak usaha di jalan tol bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum masa pandemi. Sebagian besar pendapatan perusahaan ditopang oleh anak usaha di sektor jalan tol. Hal itu, antara lain, didorong pola masyarakat yang lebih banyak menggunakan mobil pribadi dibandingkan transportasi publik.
”Di situasi pandemi yang sangat sulit, sejak tahun 2020 hingga sekarang, kami bersyukur bisa melewatinya dengan baik. Ini pertanda bisnis infrastruktur tahan guncangan,” katanya dalam acara paparan publik secara virtual, Rabu (18/5/2022).
Ia menambahkan, hampir 65 pendapatan perusahaan dikontribusikan oleh anak usaha di bidang jalan tol, yakni PT Margautama Nusantara (MUN). Pihaknya optimistis dapat meningkatkan kinerja di sektor jalan tol. Prospek ekonomi dan bisnis jalan tol dinilai cukup baik di tahun 2022 sejalan dengan kegiatan ekonomi dan mobilitas masyarakat yang perlahan meningkat.
Tahun ini, perseroan tengah menggarap tiga proyek, yakni pembangunan Jalan Akses Tol Makassar New Port (MNP) yang akan mendukung operasional Pelabuhan Makassar New Port dan proyek Jalan Tol Cikunir-Ulujami (JORR Elevated) yang saat ini dalam tahap evaluasi dokumen penawaran. Selain itu, proyek penanganan banjir dan konstruksi weaving area di Tol Bintaro Serpong Damai (BSD Business Development). Total biaya investasi proyek tersebut sekitar Rp 1,09 triliun.
Direktur PT Nusantara Infrastructure Tbk Danni Hasan menambahkan, selama tahun 2021, perseroan membukukan pendapatan usaha dan penjualan sebesar Rp 675,1 miliar atau naik 25,4 persen jika dibandingkan tahun 2020. Total aset perseroan per 31 Desember 2021 tercatat Rp 6,6 triliun atau meningkat 12,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selama tahun 2021, perseroan membukukan pendapatan usaha dan penjualan sebesar Rp 675,1 miliar atau naik sebesar 25,4 persen jika dibandingkan tahun 2020.
Peningkatan pendapatan usaha dan penjualan ditopang terutama oleh sektor jalan tol dengan pendapatan sebesar Rp 439,3 miliar atau tumbuh 33,8 persen, dan sektor energi terbarukan sebesar Rp 155,6 miliar atau meningkat 26,9 persen. Kinerja operasional di seluruh sektor, yakni jalan tol, energi terbarukan, dan air bersih, mengalami peningkatan.
Untuk segmen usaha air bersih, perseroan tengah melakukan beberapa kajian prastudi kelayakan untuk proyek di Kota Manado dan Bitung, serta memasuki tahap final proyek air bersih yang melayani beberapa wilayah dan kawasan industri di Indonesia. Di sektor energi terbarukan, perseroan terus mengembangkan bisnis di bidang pembangkit listrik, khususnya energi terbarukan, seperti pembangkit tenaga air, biomassa, surya, dan sampah di Indonesia.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menetapkan 16 jalan tol baru masuk daftar rencana proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) tahun 2022, di antaranya Tol Cikunir-Ulujami sepanjang 21,50 km.
Sementara itu, penyelesaian pembangunan infrastruktur Jalan Tol Serang-Panimbang, yang merupakan proyek strategis nasional, ditargetkan pada tahun 2024. Saat ini tengah dilakukan pembangunan seksi 2 sepanjang 24,17 km menghubungkan Rangkasbitung-Cileles, sedangkan seksi 3 sepanjang 33 km menghubungkan Cileles- Panimbang yang ditargetkan selesai pada semester I dan II tahun 2024.
Hingga saat ini, perkembangan fisik pembangunan seksi 2 berkisar 23,31 persen. Adapun pembangunan seksi 1 sepanjang 26,5 km yang menghubungkan Serang-Rangkasbitung telah selesai dan mulai beroperasi pada tahun 2021.
Pembangunan infrastruktur Jalan Tol Serang-Panimbang sepanjang 83,67 km dilaksanakan dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dengan nilai total investasi Rp 8,58 triliun. Pembangunan seksi 1-2 dilakukan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) oleh PT Wijaya Karya Serang Panimbang. Adapun seksi 3 merupakan porsi pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Direktorat Jenderal Bina Marga Danang Parikesit mengemukakan, Tol Serang-Panimbang akan memberikan kemudahan dan efisiensi waktu perjalanan menuju obyek wisata Tanjung Lesung yang merupakan salah satu Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP). Jika sebelumnya dari Jakarta ke Tanjung Lesung membutuhkan waktu tempuh selama 5 jam, dengan adanya Tol Serang-Panimbang waktu tempuh diharapkan dapat dipangkas menjadi 2-3 jam dengan kecepatan rata-rata 100 km per jam. Di samping itu, dapat memperlancar konektivitas perekonomian masyarakat, baik dari sektor industri maupun pariwisata di Provinsi Banten.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengemukakan, peningkatan aksesibilitas dan konektivitas jaringan infrastruktur jalan tol bertujuan memberikan kelancaran, keselamatan, keamanan, serta kenyamanan perjalanan. ”Akses jalan yang semakin baik akan menunjang perekonomian masyarakat di kawasan sekitar,” kata Basuki dalam keterangan pers, Selasa.