Jalan Tol Kian Diminati Selama Angkutan Lebaran 2022
Potensi pergerakan kendaraan dan orang yang cukup banyak selama masa angkutan Lebaran 2022 perlu lebih diantisipasi pada Lebaran tahun 2023. Pembangunan jalan tol baru membuat perjalanan darat semakin menjadi pilihan.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perhubungan mencatat volume lalu lintas kendaraan yang melintasi jalan tol keluar dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek sejak 22 April hingga 3 Mei 2022 sebanyak 2,15 juta unit. Angka tersebut naik 7 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Di periode yang sama, pengguna jalan non-tol menurun.
”Untuk jalan non-tol, jumlah kendaraan yang keluar dari Jabodetabek (periode 22 April-3 Mei 2022) turun 12 persen dibandingkan periode 2019. Artinya, masyarakat lebih tertarik untuk menggunakan jalan tol. Masyarakat sudah berasumsi, laju kendaraan menjadi lebih cepat dengan melalui jalan tol,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi dalam acara ”Evaluasi Angkutan Lebaran 2022” secara virtual di Jakarta, Selasa (17/5/2022).
Ia menambahkan, kendaraan yang keluar dari Jabodetabek pada periode tersebut banyak berasal dari Cikupa, Kabupaten Tangerang, menuju arah Pelabuhan Merak, Banten. Angkanya mencapai 577.000 kendaraan atau naik 17 persen dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebanyak 492.000 kendaraan.
”Ini sangat menarik. Kalau dulu pergerakan ke arah timur dari Jabodetabek sangat mendominasi, sekarang justru lebih banyak mengarah ke arah Merak atau Sumatera. Perkiraan saya, kalau jalan tol sudah terhubung ke kota-kota di Sumatera, potensi pergerakan ke arah barat akan lebih meningkat lagi, termasuk arah sebaliknya,” tutur Budi.
Untuk arus balik, jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Jabodetabek pasca-Lebaran 2022 dibandingkan 2019 meningkat 5,1 persen. Kenaikan paling tinggi berasal dari arah Ciawi yang mencapai 21 persen, sedangkan kenaikan dari arah Cikupa mencapai 4 persen dan dari arah timur (Jawa Barat dan Jawa Tengah) sekitar 8 persen.
Budi melanjutkan, perilaku berkendara memberikan pembelajaran menarik sebagai evaluasi untuk persiapan angkutan Lebaran 2023. Pelaksanaan kebijakan satu arah (one way) harus memperhatikan volume lalu lintas di kedua arah. Apalagi, sebagian pengendara nekat pindah jalur saat kebijakan oneway diterapkan sehingga membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Selain itu, Budi tak menampik persoalan angkutan bus umum yang terhambat pengoperasiannya akibat pelaksanaan kebijakan oneway beberapa waktu lalu. Jadwal keberangkatan bus sempat terlambat hingga 10 jam. ”Ini akan menjadi bahan evaluasi pada 2023 nanti,” ucapnya.
Hasil evaluasi lain adalah antrean kendaraan di kawasan rest area di jalan tol. Pemerintah mempertimbangkan perlunya penambahan rest area pada masa angkutan Lebaran. Pemerintah juga perlu menambah petugas patroli di jalan tol untuk membantu pengguna jalan yang kehabisan bahan bakar, ban pecah, ganti ban, hingga masalah mesin kendaraan mogok.
Angkutan kargo
Selain kenaikan volume kendaraan di jalan tol, pemerintah juga mencatat pertumbuhan angkutan kargo lewat udara. Volume angkutan kargo pada periode Lebaran di bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II secara kumulatif mencapai 41.500 ton, terdiri dari angkutan kargo domestik 23.856 ton dan angkutan kargo ekspor-impor 17.644 ton.
”Volume angkutan kargo domestik saat angkutan Lebaran 2022 pada 22 April-13 Mei 2022 naik sekitar 11 persen dibandingkan dengan periode angkutan Lebaran 2019 pada 26 Mei-16 Juni 2019 saat belum ada pandemi,” kata Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.
Dari total angkutan kargo itu, porsi paling besar, yakni sebesar 70 persen, berupa pengiriman barang-barang dari transaksi e-dagang. Adapun jenis produk yang banyak diangkut lewat udara adalah garmen dan suku cadang otomotif.
”Melihat fakta yang ada tersebut, berdasarkan analisis kami, produk garmen yang dibeli di e-dagang sangat mendominasi angkutan kargo selama periode angkutan Lebaran tahun ini,” ujar Awaluddin.