Bertemu CEO Air Products, Presiden Jokowi Mendorong Kelanjutan Investasi Gasifikasi Batubara
Presiden Jokowi meminta CEO Air Products melanjutkan investasi gasifikasi batubara di Sumatera Selatan. Sejauh ini, Air Product telah memenuhi hampir separuh nilai investasi yang dijanjikan sebesar 15 miliar dollar AS.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo bertemu dengan chairman sekaligus CEO Air Products Seifi Ghasemi di sela-sela lawatannya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Amerika Serikat di AS. Dalam pertemuan tersebut, Presiden meminta agar investasi perusahaan tersebut di Indonesia dilanjutkan.
Ghasemi mengunjungi Presiden Jokowi di Hotel Ritz Carlton, Washington DC, Kamis (12/5/2022). Dalam pertemuan tersebut, Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Investasi/Kepala Badaan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia.
Presiden Jokowi menyampaikan, pihaknya menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman kerja sama investasi pada akhir November 2021 di Dubai, Uni Emirat Arab. Saat itu, komitmen investasi Air Products senilai 15 miliar dollar AS.
”Sebagai implementasi rencana (kerja sama investasi) tersebut pada 24 Januari lalu, saya telah lakukan groundbreaking (peletakan batu pertama) industri hilirisasi coal to DME (batubara menjadi dimethyl ether/DME). Saya berharap semua rencana investasi tersebut dapat segera ditindaklanjuti,” tutur Presiden Jokowi.
Pembangunan perusahaan gasifikasi batubara menjadi DME di Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, telah diresmikan Presiden Jokowi pada 24 Januari lalu. Perusahaan ini adalah konsorsium Air Products asal AS dengan PT Bukit Asam dan PT Pertamina.
Dari komitmen investasi senilai 15 miliar dollar AS, realisasi tahap pertama sudah mencapai 7 miliar dollar AS.
Kapasitas perusahaan diharapkan 1,4 juta metrik ton DME atau setara 1 juta ton elpiji. Harapannya, produksi DME bisa menyediakan bahan bakar pengganti elpiji untuk enam juta keluarga di wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya.
Menurut Bahlil, seusai pertemuan tersebut, dari komitmen investasi senilai 15 miliar dollar AS, realisasi tahap pertama sudah mencapai 7 miliar dollar AS. ”Project DME, metanol di Balongan, dan mau membangun juga metanol di Cepu, sisanya kita akan bikin hidrogen yang akan dibangun di Indonesia dengan memanfaatkan bendungan-bendungan yang dimiliki negara,” katanya, menambahkan.
Selain itu, dalam diskusi Presiden Jokowi dengan CEO Air Products, dibahas juga rencana membangun industri dari hulu ke hilir di bidang petrokimia. ”Sekarang tugasnya, Pemerintah Indonesia harus segera mengeksekusi. Karena uangnya sudah ada, project-nya sudah ada. Saya pikir pertemuan hari ini dengan Bapak Presiden dengan Pak Seifi ini menunjukkan bahwa investasi di Indonesia tidak hanya dikuasai oleh suatu negara tertentu, tapi sudah merata,” kata Bahlil.