Masyarakat Dianjurkan WFH Dalam Dua Pekan Mendatang
Pemerintah menganjurkan agar masyarakat jalani WFH hingga 2 pekan ke depan. Berkaca pada 2021, kasus Covid-19 muncul pada hari ke 27 sampai 34 sesudah libur Lebaran dan Natal. Sementara itu, kondisi ekonomi cukup baik.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Situasi pandemi Covid-19 menunjukkan kondisi yang baik secara nasional. Namun, pemerintah terus memantau pola kenaikan kasus setelah libur Lebaran dalam 20-25 hari ke depan. Selama monitoring, masyarakat dianjurkan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH) selama satu hingga dua pekan mendatang. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat stabil dan bahkan di atas beberapa negara lain seperti China dan Amerika Serikat.
”Kami menganjurkan untuk WFH (work from home) 1-2 minggu ke depan. Ini pengaturannya mau 50 persen atau berapa persen kita serahkan ke kantor,” ujar Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan pers bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Presiden seusai sidang kabinet paripurna yang dipimpin Presiden Joko Widodo, Senin (9/5/2022).
Menurut Luhut, anjuran untuk mengoptimalkan WFH ini dalam konteks kehati-hatian untuk mengurangi risiko penyebaran virus setelah mobilitas tinggi pada masa libur Lebaran. ”Hampir dalam dua minggu begitu padat. Walaupun sampai hari ini kita belum melihat ada angka-angka kenaikan (kasus Covid-19), tetapi kami hati-hati. Kita enggak tahu (kondisi) kalau nanti setelah dua minggu dari sekarang, kita evaluasi. Kalau baik, kita tentukan langkah berikutnya,” tambah Luhut.
Meskipun pemantauan kasus Covid-19 terus akan dilakukan, Luhut menegaskan bahwa pelaksanaan mudik Lebaran tahun ini tergolong sangat sukses. ”Tapi kita enggak bisa jemawa dengan ini, seperti Amerika bisa kasusnya tiba-tiba 100.000 kasus per hari. Kemarin saya baru dari Amerika, ya rame-rame kita kena Omicron di sana,” tambah Luhut.
Saat ini, menurut Luhut, situasi pandemi Covid-19 secara nasional dalam kondisi baik. Selama 25 hari berturut-turut, kasus harian Covid-19 berada di bawah 1.000 kasus. Persentase rawat inap secara nasional terus turun hingga 97 persen, tingkat keterisian rumah sakit juga sangat rendah hanya 2 persen, kasus kematian turun hingga 98 persen, dan positivity rate berada di bawah 0,7 persen.
Relaksasi aturan PPKM akan terus dipermudah dan dilonggarkan, tetapi akan tetap terus mengikuti standar protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Pemerintah juga menegaskan hingga hari ini masih akan terus memberlakukan PPKM sembari mengikuti hasil evaluasi PPKM secara reguler yang dipimpin langsung oleh Presiden.
Menkes Budi menambahkan bahwa Kementerian Kesehatan terus melakukan pemantauan terhadap varian baru Covid-19 di dunia. Hal ini terutama karena lonjakan kasus biasanya terjadi seiring dengan munculnya varian baru. Selain itu, Kementerian Kesehatan juga memonitor kenaikan kasus pasca-Lebaran. Berdasarkan pemantauan sebelumnya, kenaikan kasus akan terjadi di hari ke-27 sampai hari ke-34 sesudah libur hari raya, seperti Natal dan Lebaran.
”Sekarang kita sudah tujuh hari sesudah hari raya, jadi kami mengusulkan kepada Presiden kalau kita tunggu dulu sekitar 20 sampai 25 hari ke depan untuk melihat apakah ada pola kenaikan yang sama seperti liburan Lebaran dan Liburan Natal dan Tahun Baru,” kata Budi yang juga menyebut bahwa vaksinasi di Indonesia telah menembus angka 400 juta dosis vaksinasi.
Pada sidang kabinet yang dipimpin Presiden Jokowi, Menkes juga melaporkan kasus hepatitis akut yang hingga kini belum dapat dipastikan virus penyebabnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan adanya outbreaks (wabah) hepatitis akut ini pada 23 April 2022 di Eropa. Empat hari setelah pengumuman WHO atau tanggal 27 April 2022, Indonesia menemukan tiga kasus hepatitis akut di Jakarta.
”Dan tanggal 27 April itu kita sudah langsung mengeluarkan surat edaran agar semua rumah sakit dan dinas kesehatan melakukan survei monitoring terhadap kasus ini, 30 April, Singapura mungkin kasus yang pertama dan sampai sekarang kondisinya di Indonesia ada 15 kasus. Di dunia paling besar ada di Inggris 115 kasus, kemudian di Italia, Spanyol, dan di Amerika Serikat,” ujar Menkes.
Kementerian Kesehatan juga memonitor kenaikan kasus pasca-Lebaran. Berdasarkan pemantauan sebelumnya, kenaikan kasus akan terjadi di hari ke-27 sampai hari ke-34 sesudah libur hari raya seperti Natal dan Lebaran.
Terkait dengan hepatitis akut, masyarakat diminta untuk waspada karena virus ini menular melalui asupan makanan sehingga harus rajin cuci tangan. Hepatitis akut terutama menyerang anak-anak di bawah 16 tahun, terutama di bawah usia 5 tahun. Pasien akan buang air besar yang disertai demam. ”Nah, itu dicek SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase), SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase)-nya kalau sudah diatas 100 lebih baik di-refer (dirujuk) ke fasilitas kesehatan terdekat,” tambah Menkes.
Terkait dengan merebaknya penyakit mulut dan kuku, menurut Menkes, penyakit ini menyerang hewan dan hampir tidak ada yang menular ke manusia. ”Jadi, tidak perlu khawatir dari sisi kesehatan manusia. Memang ini merupakan penyakit yang sangat menular di kesehatan hewan, tetapi sekali lagi untuk kesehatan manusia sangat jarang meloncatnya di manusia,” ucapnya.
Menurut Airlangga, Presiden Jokowi juga memberikan catatan terkait dengan laporan yang baru saja dirilis Badan Pusat Statistik bahwa pertumbuhan perekonomian di kuartal I-2022 tercatat stabil atau hampir sama dengan kuartal IV-2021, yaitu 5,01 persen. Pertumbuhan ekonomi ini disebut di atas beberapa negara lain, seperti China (4,8 persen), Singapura (3,4 persen), Korea Selatan (3,07 persen), Amerika Serikat ( 4,29 persen), dan Jerman (4,0 persen).
Namun, Indonesia masih di bawah Vietnam yang tumbuh 5,03 persen. Dari segi pertumbuhan ekonomi global, tahun ini diperkirakan akan tumbuh pada rentang 3,6 persen sampai 4,5 persen. Beberapa lembaga dunia, seperti OECD, Bank Dunia, dan IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di rentang 5 persen-5,4 persen pada 2022. ”Jadi, Indonesia ini pertumbuhannya di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global,” kata Airlangga.
Dari segi inflasi, Airlangga menyebut bahwa inflasi volatile food (inflasi yang dipengaruhi lonjakan harga bahan pangan) di bulan April kemarin adalah sebesar 5,48 persen, sedangkan administered price (inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya diatur pemerintah) di 4,83 persen. Inflasi inti di 2,6 persen sehingga inflasi rata-rata di bulan April adalah 3,47 persen. Dia menilai bahwa angka ini masih berada di dalam range APBN, yaitu 3 plus minus 1 persen. ”Dari lapangan usaha, hampir seluruh sektor dari sisi suplai rata-rata positif mulai dari pergudangan, industri, jasa, pertanian, dan konstruksi, juga dari sisi demand (permintaan), baik itu konsumsi rumah tangga, PMTB (pembentukan modal tetap bruto), investasi, ekspor dan impor juga positif,” tambahnya.
Dari data survei pasar tenaga kerja di bulan Februari 2022, jumlah angkatan kerjaadalah sebesar 4,2 juta orang dan tambahan pekerja sebesar 4,56 juta orang. Airlangga menyebut seluruh yang masuk lapangan kerja bisa diserap. Jumlah pekerja penuh waktu 88,42 juta orang atau naik 4,28 juta orang.
”Jadi, kenaikan pertumbuhan ekonomi juga tecermin dari jumlah tenaga kerja yang tercipta yang semakin meningkat dan pekerja paruh waktu juga meningkat menjadi 36,54 juta atau bertambah 1 juta orang. Yang setengah menganggur menurun menjadi 10,65 juta atau turun 770.000 orang,” tambahnya.
Pada bulan Ramadhan, indeks belanja, traffic, dan penumpang pun meningkat. ”Kita memonitor bahwa semua wilayah seperti di Kalimantan meningkat 199,6, Sumatera 178, Jawa 137, Maluku Papua 145,5 dan Bali Nusa Tenggara 72,9. Dari keseluruhan, jumlah frekuensi yang belanja indeksnya 179,4, sementara dari segi nilai sebesar 159,9. Indeks ini meningkat 31 persen dibandingkan Ramadhan tahun lalu,” kata Airlangga yang juga memantau bahwa mobilitas dan perdagangan ritel meningkat, demikian juga household spending (pengeluaran rumah tangga).