Jaga Tren Peningkatan Kunjungan Wisman dengan Protokol Kesehatan
Tren kenaikan kunjungan wisman perlu dijaga dan didorong. Namun, pemerintah disarankan tidak mengendurkan protokol kesehatan.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang Januari - Maret 2022, sesuai data Badan Pusat Statistik, mencapai 74.383 kunjungan. Jumlah ini sebenarnya mengalami kenaikan 228,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021, yang sebesar 22.661 kunjungan. Akan tetapi, jumlah itu belum bisa menyaingi kunjungan pada periode yang sama sebelum pandemi Covid-19.
Pada Januari-Maret tahun 2020, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 2,11 juta, Januari-Maret 2019 sebesar 2,96 juta, dan Januari - Maret 2018 sebanyak 2,94 juta kunjungan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, dalam konferensi pers secara virtual, Senin (9/5/2022), di Jakarta, mengatakan, sepanjang triwulan I-2022, jumlah kunjungan wisman terbanyak terjadi pada Maret 2022, yaitu 40.790 kunjungan. Dua bulan sebelumnya, yakni Januari 2022, sebesar 15.100 kunjungan, dan Februari 2022 sebanyak 18.500 kunjungan.
Kunjungan wisman sedang berada dalam tren kembali bertumbuh. Namun, kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung tetap menjadi tantangan.
Margo memandang, sektor industri pariwisata nasional harus menjadi perhatian bersama pemerintah dan pelaku industri. Jika industri pariwisata bisa kembali pulih seperti sebelum pandemi Covid-19, sektor ini akan membantu mempercepat pemulihan perekonomian nasional.
”Industri pariwisata, termasuk kunjungan wisman, memberikan multidampak ekonomi,” ujar Margo.
Kunjungan wisman sedang berada dalam tren kembali bertumbuh. Namun, kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung tetap menjadi tantangan.
Di acara terpisah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga S Uno mengatakan, berbagai agenda pertemuan, kegiatan insentif, konvensi, dan ekshibisi (MICE) internasional bagian dari acara sampingan presidensi G-20 bisa dioptimalkan oleh pelaku industri pariwisata. Selain menggaet kunjungan, agenda seperti itu mampu mendongkrak ekonomi pelaku UMKM kreatif.
Sandiaga menceritakan, pihaknya juga telah melakukan kunjungan dinas secara singkat ke Singapura, kemarin Minggu (8/5/2022). Dalam kunjungan itu, dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan.
”Kunjungan singkat ke Singapura bertujuan untuk mendorong pemulihan industri pariwisata khususnya Batam dan Bintan. Kunjungan wisman dari Singapura ke dua lokasi itu terlihat ada tren kenaikan. Kami minta ada upaya strategis dari Pemerintah Singapura untuk mendukung penambahan jadwal penerbangan dan kapal pesiar,” kata Sandiaga.
Lebih jauh, dia menambahkan bahwa dalam rapat kabinet, Presiden Joko Widodo telah mengarahkan agar konsentrasi terhadap gejolak situasi ekonomi global dan melandainya kasus positif Covid-19 tetap harus diiringi kewaspadaan. Selain itu, Presiden juga mengarahkan agar menaruh perhatian kepada inflasi dan menjaga momentum pemulihan ekonomi.
”Sektor industri pariwisata dan ekonomi kreatif tetap akan ambil peran. Dari tren kenaikan kunjungan wisatawan, kami berharap bisa menggairahkan industri pariwisata dan membuka lapangan kerja baru. Kami menargetkan, ada pembukaan lapangan kerja baru sebanyak 400.000 dari sisi pariwisata dan 700.000 dari sisi ekonomi kreatif,” imbuh Sandiaga.
Sementara itu, Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia Azril Azahari berpendapat, tren kenaikan kunjungan wisman perlu dijaga. Pemerintah disarankan tidak mengendurkan protokol kesehatan. Persyaratan wajib vaksin dan tes Covid-19 tetap harus diberlakukan. Hal itu demi menjaga keamanan dan kesehatan penduduk di dalam negeri.
”Probabilitas terhadap kasus baru positif Covid-19 tetap harus diantisipasi,” katanya.
Hal-hal yang menjadi daya tarik wisman berkunjung ke Indonesia semestinya digali oleh pemerintah bersama pelaku industri pariwisata.
Hal-hal yang menjadi daya tarik wisman berkunjung ke Indonesia semestinya digali oleh pemerintah bersama pelaku industri pariwisata. Menurut Azril, daya tarik Indonesia di mata wisman terletak pada keunikan alam dan warisan budaya.
Ketika memahami apa yang menjadi daya tarik bagi wisman, pemerintah bersama pelaku industri pariwisata bisa fokus menciptakan produk. Misalnya, pariwisata kesehatan berbasis rempah-rempah Indonesia.
Sebelum pandemi Covid-19, dalam pengukuran The Travel and Tourism Competitivenes Index yang dirilis Forum Ekonomi Dunia terhadap Indonesia, terdapat tiga pilar yang mana skor Indonesia masih rendah. Ketiga pilar itu adalah kesehatan dan kebersihan, keberlanjutan lingkungan, dan infrastruktur pelayanan wisatawan.
”Tiga pilar tersebut seharusnya segera diperbaiki oleh Indonesia, kalau mau menggenjot pemulihan kunjungan wisman. Momentum pandemi Covid-19 dengan menjaga protokol kesehatan sudah tepat agar Indonesia serius membenahi tiga pilar daya saing pariwisata itu,” tambah Azril.