Libur Lebaran 2022, saat situasi pandemi Covid-19 melandai, menjadi momentum kebangkitan pariwisata, termasuk di Surabaya, Jawa Timur, dengan harapan kunjungan ke obyek wisata meningkat bahkan kembali normal.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerima kalungan bunga saat datang ke Kebun Binatang Surabaya, Minggu (21/3/2021). Kebun Binatang Surabaya meluncurkan program orangtua asuh satwa (OTAS) untuk menjamin kesejahteraan dan kesehatan koleksi satwa.
SURABAYA, KOMPAS — Musim libur Lebaran 2022 menjadi momentum kebangkitan pariwisata, termasuk di Surabaya, Jawa Timur. Obyek wisata dapat kembali dikunjungi secara optimal setelah pandemi Covid-19 (Coronavirus disease 2019) melandai.
Momentum kebangkitan itu terlihat dari kenaikan kunjungan ke obyek wisata di Surabaya. Di hari pertama Lebaran atau Senin (2/5/2022), Kebun Binatang Surabaya dikunjungi oleh 3.400 orang.
Namun, di hari kedua Lebaran atau Selasa (3/5/2022), kunjungan melonjak menjadi 15.000 orang. Kenaikan 4-5 kali lipat itu terjadi saat sebagian warga ibu kota Jatim ini mudik untuk merayakan Lebaran di kampung halaman.
Lonjakan pengunjung juga terjadi di Taman Hiburan Pantai Kenjeran. Di hari pertama Lebaran, yang berkunjung cuma 2.000 orang. Namun, di hari kedua, jumlah wisatawan yang datang naik menjadi 5.000 orang.
Menurut Hubungan Masyarakat KBS Agus Supangkat, Selasa petang, kapasitas obyek wisata yang beroperasi sejak 1918 itu 20.000 orang. Kunjungan dalam sehari di masa musim liburan, termasuk Idul Fitri, bisa berkali-kali lipat dari angka kapasitas.
KOMPAS/AGNES SWETTA PANDIA
Ikon Kota Surabaya, patung Suro dan Boyo kini ada di Taman Suroboyo, Bulak Kenjeran Surabaya, seperti pada Kamis (10/12/2020).
Catatan Kompas, kunjungan pada hari kedua Lebaran 2019 atau jauh sebelum serangan pandemi mencapai 29.000 orang. Namun, kunjungan di hari kedua Lebaran 2022 tidak sebanyak pada 2019. Hal ini kemungkinan akibat antusiasme tinggi sebagian warga Surabaya mudik ke kampung halaman.
Agus melanjutkan, kunjungan dalam sehari akan terus meningkat sampai sepekan setelah Idul Fitri. Di hari pertama dan kedua Lebaran, warga biasanya berkunjung atau silaturahmi dengan keluarga dan kerabat. Mulai hari ketiga sampai sepekan atau Lebaran kupat, warga mulai mengunjungi obyek wisata atau menikmati liburan.
Pada Lebaran 2019, kunjungan tertinggi ke KBS dalam sehari terjadi sepekan setelah hari raya dengan 48.000 orang. Namun, jumlah ini tetap di bawah rekor kunjungan dalam sehari Tahun Baru 2019 yang 61.000 orang.
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
Jembatan Suroboyo yang membentang sepanjang 800 meter di Kenjeran, belakangan hanya untuk pejalan kaki, karena sepanjang bentang jembatan, seperti Sabtu (30/4/2022), menjadi tempat bagi UMKM untuk menjajakan makanan dan minuman.
”Dalam situasi normal, kunjungan pada musim liburan Idul Fitri akan meningkat sampai sepekan setelah hari raya,” kata Agus. Pola ini sudah terjadi bertahun-tahun atau menjadi siklus. Konsentrasi pengelola dalam pengawasan dan pengaturan pengunjung akan intens seiring kenaikan jumlah kunjungan di hari-hari berikutnya.
Secara terpisah, Kepala Pengelola Taman Hiburan Pantai Kenjeran Rusdi Ismet mengatakan hal senada, yakni kunjungan akan meningkat sampai sepekan setelah Lebaran. THP Kenjeran dikunjungi 2.000 orang pada hari pertama Lebaran. Berikutnya, kunjungan naik menjadi 4.000 orang.
Kunjungan berpotensi kembali ke situasi normal, yakni menembus 30.000 orang dalam sehari. Kapasitas THP Kenjeran untuk kunjungan sekaligus mencapai 20.000 orang.
”Kami bersyukur karena obyek-obyek wisata lama, termasuk Kenjeran, masih menjadi pilihan warga untuk menikmati libur Lebaran,” kata Rusdi. Peningkatan kunjungan diharapkan mendongkrak pembelian makanan, minuman, dan cendera mata dari kampung-kampung atau masyarakat sekitar sehingga mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan sosial.
Selain obyek wisata, Kenjeran juga merupakan kampung nelayan dan sentra penjualan olahan boga bahari. Produk bisa dibeli misalnya di Sentra Ikan Bulak dekat Taman Suroboyo, lapak-lapak di tepi Jalan Pantai Lama dan deretan kios di Jalan Sukolilo Larangan atau terusan Jembatan Suroboyo. Sebagian produk olahan disalurkan untuk dikemas dan dijual kembali di sentra oleh-oleh Jalan Genteng Besar yang sudah kondang dan legendaris.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, situasi pandemi saat ini berada di level 1 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Risiko penularan Covid-19 rendah. Pengetatan terhadap kegiatan sosial masyarakat dapat dilonggarkan, termasuk dalam kepariwisataan.
Eri melanjutkan, pemerintah juga membuka kembali ruang publik, yakni taman, alun-alun, gedung, dan museum yang sempat beberapa kali ditutup ketika serangan pandemi menghebat. Ada 39 obyek wisata dalam pengelolaan pemerintah yang telah dibuka kembali mulai musim libur Lebaran ini.
”Harapan kami, pelonggaran tidak berisiko terhadap situasi memburuk kembali sehingga ekonomi sosial warga terus bergerak pulih,” kata Eri. Aktivitas sosial warga juga diharapkan tetap memperhatikan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19 atau penyakit potensial mewabah di masa depan.
Saat pemerintah menempuh pelonggaran, bisa dimaklumi antusiasme warga mudik dan berlibur menjadi amat tinggi. (Bagong Suyanto)
Guru Besar Sosiologi Universitas Airlangga, Surabaya, Bagong Suyanto mengatakan, serangan Covid-19 sejak Maret 2020 baru benar-benar melandai dan mulai menuju endemi setelah dua tahun.
Pandemi amat memukul penghidupan masyarakat. Lebaran 2020 dan 2021, sebagian besar warga menahan diri tidak menempuh tradisi mudik, silaturahmi, dan berlibur karena ada pelarangan dan atau pembatasan.
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
Bus Suroboyo Bus Koridor R1 (depan) dan bus Trans-Semanggi Suroboyo rute K2 (belakang) berhenti di Halte Panglima Sudirman, Surabaya, pada Rabu (2/3/2022) sore. Suroboyo Bus adalah milik Pemkot Surabaya, di sisi lain, Trans-Semanggi Suroboyo berasal dari skema BTS Kementerian Perhubungan.
”Saat pemerintah menempuh pelonggaran, bisa dimaklumi antusiasme warga mudik dan berlibur menjadi amat tinggi,” kata Bagong. Antusiasme terlihat dari kemacetan saat arus mudik dan kunjungan ke obyek wisata yang akan terus naik.
Bagong melanjutkan, kehidupan masyarakat mulai normal seiring situasi pandemi menuju endemi. Pemulihan ekonomi dan sosial diharapkan bisa terwujud dan dipercepat.
”Penerapan protokol kesehatan jangan diabaikan agar setelah masa Lebaran tidak terjadi peningkatan kasus seperti dua tahun terakhir,” kata Bagong.