Tahun 2022 menjadi tahun yang penuh tantangan sekaligus harapan bagi industri perhotelan. Fenomena ”pelancong balas dendam” atau ”revenge traveler” juga mulai menggejala. Industri perhotelan optimistis bisa bangkit.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI, MEDIANA
·6 menit baca
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO (WAK)
Petugas melakukan sterilisasi kamar di Hotel Santika Premiere Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Senin (27/12/2021). Staycation di hotel menjadi salah satu kegiatan wisata yang banyak diminati oleh sebagian kalangan masyarakat untuk mengisi liburan dengan aman dan nyaman di masa pandemi Covid-19 ini. Bagi masyarakat yang ingin merayakan pergantian tahun 2021 ke 2022 di hotel, Hotel Santika Premiere Bintaro menghadirkan Program âNYE Bash 2022â. Program tersebut berisi paket lengkap menginap untuk 2 Hari 1 Malam berikut dengan Gala Dinner Spesial di malam pergantian tahun.
Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengemukakan, tren membaiknya okupansi hotel sudah terlihat sejak akhir tahun 2021. Selama triwulan I-2022, rata-rata okupansi hotel di Jakarta sekitar 59,2 persen atau tumbuh 8,9 persen dibandingkan triwulan IV-2021. Pada tahun ini, tingkat rata-rata okupansi hotel diperkirakan mulai kembali ke 60 persen atau dalam kondisi seperti sebelum pandemi.
”Membaiknya tingkat hunian menandakan tren pemulihan di industri perhotelan,” ujar Ferry pada pertengahan April 2022.
Pandemi Covid-19 juga telah mengubah gaya hidup sampai pilihan berwisata. Masyarakat kian memilih hotel-hotel yang menerapkan standar protokol kesehatan. Selain itu, hotel dengan konsep unik semakin digemari.
Presiden Direktur Santika Indonesia Hotels & Resorts Johanes Widjaja mengungkapkan, tingkat okupansi jaringan hotel dan resor Santika, di luar Bali, saat ini hampir mendekati kondisi normal. Selama triwulan I-2022, tingkat pendapatan hotel Grup Santika hampir mencapai 75 persen dari kondisi normal. Meskipun demikian, rata-rata tarif hotel belum kembali pulih seperti sebelum pandemi, yakni 15-20 persen di bawah tarif normal.
”Kalau tren okupansi tetap positif, kami prediksi akhir tahun bisa mencapai 85 persen dari kondisi normal sebelum pandemi,” kata Johanes.
Grup Santika Indonesia Hotels & Resorts hingga kini menggarap hampir seluruh segmen penginapan, mencakup hotel bujet, hotel bintang tiga, hotel bintang empat, hotel bintang lima, serta vila butik mewah. ”Kami terbuka untuk pengembangan hotel di seluruh segmen,” ucap Johanes.
Selama 2020-2021, lanjut Johanes, pihaknya membuka tiga hotel baru. Tiga hotel yang mulai beroperasi di masa pandemi itu adalah hotel bujet Amaris di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada November 2020; hotel bintang tiga Santika di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, pada oktober 2020; serta hotel bintang empat Santika Premier di Padang pada November 2021.
Pada 2022, sebanyak dua hotel baru juga akan mulai dioperasikan, yakni Santika di Wonosari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, serta Santika di Batam. Selain ekspansi hotel baru, beberapa perubahan konsep hotel juga diterapkan untuk membidik segmen generasi muda.
Hotel Amaris yang memiliki konsep awal bed and breakfast mulai bergeser ke konsep instragramable dan tempat nongkrong yang lebih menyasar segmen generasi muda. Konsep baru itu misalnya diterapkan di Hotel Amaris Tasikmalaya.
Senada dengan itu, Director of Brand and Marketing Ascott Indonesia Irene Janti mengemukakan, rencana Ascott Indonesia untuk membuka hotel baru dan apartemen servis terus dilakukan sampai tahun 2027.
Hingga dua tahun ke depan, pihaknya menargetkan bisa membuka 31 properti baru dengan total 4.700 kamar, baik hotel maupun apartemen servis yang berlokasi di Jawa, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bali, Lampung, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara. Saat ini, Ascott Indonesia sudah memiliki dan mengelola 84 properti dengan lebih dari 13.500 kamar.
Adapun target hingga 2027 mencapai 81 properti baru terdiri lebih dari 11.749 kamar. Dengan demikian, di bawah Ascott Indonesia kelak akan terdapat 165 properti dengan total kamar lebih dari 25.300 yang tersebar di 47 kabupaten/kota.
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Peserta pelatihan keterampilan bekerja sebagai petugas layanan kamar dan kebersihan di Hotel Golden Tulip Essential, Kota Tangerang, Banten, Kamis (12/5/2022). Pelatihan ini merupakan program Balai Latihan Kerja Kota Tangerang agar pencari kerja punya kompetensi sesuai kebutuhan dunia usaha.
Tingkat okupansi properti hotel dan apartemen servis di jaringan Ascott Indonesia dinilai terus membaik dan kini mencapai lebih dari 50 persen. Kenaikan itu antara lain didorong tren staycation atau liburan dekat dengan tempat tinggal yang masih cukup tinggi. Dengan akses wisatawan mancanegara yang semakin mudah masuk ke Indonesia, dia optimistis perekonomian Indonesia akan bangkit kembali.
Pembukaan hotel baru selama pandemi Covid-19 juga dilakukan Omega Hotel Management (OHM). Director of Sales OHM Maria Erma menyebut ada dua hotel baru yang dibuka dalam dua tahun terakhir bersamaan dengan pandemi. Hotel pertama adalah Hayo Hotel by Cordela di Palembang, Sumatera Selatan dan hotel kedua adalah Fivecord Syariah by Cordela di Surakarta, Jawa Tengah.
Mengenai tingkat okupansi kedua hotel baru ini, dia mengatakan telah mampu berkompetisi dengan hotel-hotel di sekitarnya.
Hingga saat ini, OHM memiliki dan mengelola 17 hotel. Jumlah ini telah termasuk Hayo Hotel by Cordela di Palembang dan Fivecord Syariah by Cordela. Menurut rencana, OHM akan kembali meluncurkan satu hotel baru pada semester II-2022 dengan nama Cordex Hotel Medan di Medan, Sumatera Utara.
Penginapan mewah
Sesuai laporan analisis penelusuran Google tentang perjalanan wisata, per Maret 2022, minat penelusuran kunjungan ke Indonesia naik 94 persen dibandingkan dengan Maret 2019. Secara global, ”Bali” menjadi kata destinasi yang paling banyak ditelusuri, kemudian diikuti ”Kuta” dan ”Ubud”. Menurut Sector Lead Travel Asia Pacific Google Hermione Joye, penelusuran tersebut berasal dari warga yang bermukim di Australia, Amerika Serikat, India, Inggris, dan Singapura.
Di tingkat Asia Tenggara, Hermione menjelaskan, warga cenderung lebih memilih akomodasi penginapan mewah. Hal itu terlihat dari temuan data Google terkait penelusuran ”resor mewah”, ”hotel butik”, dan ”semua resor inklusif” yang meningkat. Di Filipina, misalnya, penelusuran ”resor mewah” naik 91 persen per Maret 2022. Sementara di Malaysia, penelusuran ”semua resor inklusif” naik 120 persen.
DOKUMEN AMARIS AMBON
Proses pembersihan ruangan di Hotel Amaris Ambon.
Berdasarkan hasil penelusuran Kompas menggunakan Google Trends dengan menerapkan kata kunci ”luxury hotel” di Indonesia per 28 April 2022, terbukti bahwa penelusuran akomodasi mewah di Indonesia pun sedang meningkat pesat. Penelusuran ”Gaia Hotel Bandung” berada di urutan penelusuran terbanyak, diikuti ”Trans Luxury Hotel Bandung” dan ”Pullman Bandung”. Kompas juga menemukan penelusuran memakai kata ”Double Six Luxury Hotel” dan ”Double Six Luxury Hotel Seminyak” meningkat 80 persen.
”Kami menduga kecenderungan memilih akomodasi penginapan luxury karena warga sekarang mengutamakan keamanan, kebersihan, dan kesehatan. Penginapan skala atas biasanya memang menjamin permintaan-permintaan tersebut,” kata Hermione.
Meski industri perhotelan bangkit, tahun ini belum ada proyek hotel baru di Jakarta. Dari data Colliers Indonesia, saat ini ada 223 hotel dengan total 44.602 kamar. Pada 2022, suplai hotel diprediksi sebanyak 500 kamar.
Sementara itu, kondisi perhotelan di Bali diperkirakan akan terus membaik sejalan dengan peningkatan penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konvensi, dan pameran (MICE) nasional dan internasional, termasuk pertemuan G20 di Bali.
Berdasarkan studi konsultan properti JLL, total pasokan kamar hotel mewah di Jakarta mencapai 61.986 kamar, sedangkan di Bali terdapat 44.756 kamar. Sampai Februari 2022, tingkat hunian hotel mewah di Jakarta sebesar 48,2 persen dan di Bali 12,1 persen. Hotel mewah dalam definisi JLL, yaitu hotel dengan layanan lengkap yang sebagian besar bermerek internasional dan kerap kali berafiliasi dengan jaringan hotel.
”Pencabutan syarat untuk karantina di Indonesia akan memberikan tingkat kepercayaan lebih tinggi kepada investor, para operator pengelola, dan pemilik hotel. DKI Jakarta dan Bali yang dikenal sebagai pasar destinasi utama akan menjadi pendorong pemulihan. Dua destinasi ini juga mungkin akan menerima sebagian besar investasi hotel baru pada 2022,” papar Vice President of Investment Sales Hotels and Hospitality Group JLL Asia Pacific Julien Naouri.
Menanggapi fenomena tersebut, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran berpendapat, sebelum pandemi Covid-19, Indonesia memiliki peluang investasi sektor pariwisata yang besar. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di sektor pariwisata sepanjang 2013-2017 tumbuh sekitar 20 persen per tahun.
Perhelatan G20 di Bali pada tahun ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk menunjukkan ke dunia terkait keberhasilan dalam mengendalikan kasus Covid-19. Hal itu diharapkan turut berkontribusi terhadap peningkatan pariwisata di Indonesia.