Pertumbuhan Kredit dan Efisiensi Topang Kinerja Bank Mandiri
Perpaduan antara pertumbuhan penyaluran kredit di semua segmen dan peningkatan efisiensi operasional karena layanan digital membuat laba bersih Bank Mandiri tumbuh 70 persen.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Plaza Mandiri yang menjadi Gedung Pusat Bank Mandiri di Jakarta.
JAKARTA, KOMPAS — Bank Mandiri mencatat laba bersih sebesar Rp 10 triliun selama triwulan I-2022, tumbuh 70 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian laba bersih tersebut ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit di seluruh segmen dan peningkatan efisiensi operasional berkat digitalisasi proses layanan.
Sampai dengan akhir Maret 2021, total penyaluran kredit Bank Mandiri sebagai grup mencapai Rp 1.073 triliun, bertumbuh 8,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kredit ini tercatat di semua segmen dan juga penyaluran pembiayaan pada anak-anak usaha Bank Mandiri.
Segmen kredit terbesar yakni kredit korporasi yang berkontribusi 35,13 persen dari total kredit Bank Mandiri, bertumbuh 6,1 persen secara tahunan menjadi Rp 377 triliun. Penyaluran kredit segmen komersial yang berkontribusi 16,12 persen dari total kredit bertumbuh 9,1 persen menjadi sebesar Rp 173 triliun.
Kredit UKM yang berkontribusi 5,77 persen dari total kredit Bank Mandiri bertumbuh 11 persen menjadi Rp 62 triliun, sedangkan kredit mikro yang berkontribusi 12,76 persen dari total kredit Bank Mandiri bertumbuh 11,1 persen menjadi Rp 137 triliun. Adapun kredit konsumer yang berkontribusi 8,76 persen dari total kredit bank pelat merah ini bertumbuh 8,9 persen menjadi Rp 94 triliun.
Penyaluran pembiayaan dari anak-anak usaha Bank Mandiri, antara lain Bank Syariah Indonesia (BSI), Mandiri Tunas Finance, dan Mandiri Utama Finance, juga mencatat pertumbuhan. Sampai dengan triwulan pertama tahun ini, perusahaan-perusahaan anak Bank Mandiri mencatat pembiayaan sebesar Rp 231 triliun, bertumbuh 11,9 persen secara tahunan. Kontribusi perusahaan anak ini mencapai 21,52 persen dari total kredit Bank Mandiri.
Kinerja penyaluran kredit mendorong pertumbuhan pendapatan bunga bersih Bank Mandiri sebesar 17,1 persen menjadi sebesar Rp 20,5 triliun.
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Kinerja Keuangan Bank Mandiri Triwulan Pertama 2022. Sumber: Bank Mandiri
Pada saat bersamaan,operasional Bank Mandiri juga makin efisien. Hal ini tecermin dari rasio beban operasional pendapatan operasional (BOPO) yang mencapai 56,37 persen, menurun dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 71,38 persen.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, pencapaian tersebut merupakan hasil dari eksekusi strategi secara disiplin dan prudent yang dimaksimalkan perseroan dalam dua tahun terakhir. Meluasnya penggunaan digital dalam operasional dan layanan perbankan telah meningkatkan efisiensi yang juga memperluas penyaluran kredit kepada debitor.
”Berbagai inisiatif digital yang telah dilakukan berhasil memberikan dampak positif kepada core business perseroan, termasuk memperluas akses Bank Mandiri ke pasar serta ekosistem digital,” kata Darmawan, Rabu (27/4/2022).
Nasabah menarik uang melalui mesin anjungan tunai mandiri di kantor cabang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Jakarta, Senin (25/4/2022).
Peningkatan penyaluran kredit dan efisiensi operasional itu diikuti oleh upaya menjaga kualitas kredit. Hal ini tecermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang berada pada level 2,74 persen, jauh di bawah ambang batas maksimal 5 persen.
Dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri juga meningkat 7,42 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 1.269 triliun.
Pertumbuhan DPK tersebut utamanya ditopang digitalisasi lewat aplikasi Livin’ by Mandiri yang meningkatkan dana murah (current account and saving account/CASA) yang tumbuh 10,93 persen menjadi Rp 748,6 triliun dengan rasio CASA mencapai 75 persen.
Keseluruhan kinerja terebut mendorong pertumbuhan aset Bank Mandiri di triwulan pertama tahun 2022 menjadi Rp 1.734,1 triliun, tumbuh sebesar 9,47 persen secara tahunan.
Pada kesempatan yang berbeda, PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) juga mengumumkan kinerja keuangan triwulan pertama tahun ini. Anak usaha Bank Rakyat Indonesia (BRI) itu mencetak laba bersih sebesar Rp 47,17 miliar setelah pada akhir 2021 masih merugi Rp 3,04 triliun.
Direktur Utama Bank Raya Kaspar Situmorang mengatakan, peningkatan laba sejalan dengan pertumbuhan margin bunga bersih (NIM) dan pendapatan perusahaan.
”NIM meningkat pesat menjadi 4,81 persen dari sebelumnya 3,39 persen dan pendapatan operasional meningkat sebesar 558 persen secara tahunan,” kata Kaspar dalam keterangan resmi, Rabu.
Pada periode yang sama, Bank Raya berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 9,53 triliun. Sementara DPK yang dihimpun mencapai Rp 10,15 triliun. Porsi CASA meningkat menjadi sebesar 45,20 persen.