Harga Daging Sapi dan Ayam Mulai Naik Jelang Lebaran, Makanan Tidak Layak Masih Ditemukan
Kurang delapan hari menjelang Lebaran, harga sejumlah komoditas mulai naik, tetapi masih wajar. Di sisi lain, meski setiap tahun rutin diperiksa, masih ditemukan makanan tidak laik konsumsi yang dijual di ritel modern.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berdialog dengan pedagang daging sapi di Pasar Ponorogo, Jawa Timur, Senin (25/4/2022). Harga daging naik Rp 5.000 per kg menjelang Lebaran.
SIDOARJO, KOMPAS — Pasokan bahan kebutuhan pokok masyarakat di Jawa Timur dipastikan lancar dan stoknya mencukupi. Kurang delapan hari menjelang Lebaran, harga sejumlah komoditas mulai naik, tetapi masih tergolong wajar.
Di sisi lain, meski setiap tahun rutin diperiksa, masih ditemukan makanan tidak laik konsumsi yang dijual di ritel modern.
Berdasarkan pantauan Pemerintah Provinsi Jatim di sejumlah pasar tradisional di Jatim, termasuk di Kabupaten Ponorogo, Senin (25/4/2022), kenaikan harga bahan pokok terjadi pada daging sapi dan daging ayam broiler.
Harga daging sapi lokal mengalami kenaikan Rp 5.000-Rp 10.000 per kilogram (kg), sedangkan harga daging ayam broiler naik Rp 2.000-Rp 3.000 per kg.
Daging sapi murni dijual pedagang dengan harga Rp 122.500 per kg. Adapun daging ayam broiler dipasarkan dengan harga Rp 37.000-Rp 38.000 per kg, di atas harga eceran tertinggi Rp 35.000 per kg. Kenaikan harga diprediksi akan berlangsung sampai Lebaran karena adanya kenaikan permintaan dari masyarakat.
Menyikapi kenaikan harga tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan, stok dan suplai bahan kebutuhan pokok di wilayahnya masih aman menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H. Kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Lebaran merupakan hal yang wajar.
”Jadi, pada dasarnya stok aman, suplai juga aman, kecuali minyak goreng. Pekerjaan rumah kita adalah harga minyak goreng yang di seluruh Indonesia mengalami kenaikan. Hal ini harus dimaksimalkan dengan mendistribusikan migor curah,” katanya.
Khofifah mengatakan, kenaikan harga kebutuhan pokok, seperti daging sapi, ayam, dan cabai yang terjadi saat ini masih normal sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Khusus minyak goreng, pada dasarnya stok ada, tetapi harga mengalami penyesuaian cukup signifikan hingga Rp 25.000 per liter.
Dengan berbagai dinamika harga kebutuhan pokok di pasar menjelang Lebaran, perlu ada kerja bersama seluruh pihak untuk memantau stabilisasi suplai dan stok.
Dia berpesan khusus kepada satgas pangan agar terus memantau dan menstabilkan harga di pasaran agar tidak menambah beban masyarakat.
”Berdasarkan teori ekonomi, jika permintaan meningkat, maka harganya cenderung naik. Oleh karena itu, stabilisasi dari suplai dan stok menjadi penting,” ujarnya.
Provinsi Jatim merupakan salah satu produsen daging sapi nasional. Populasi sapi potong di wilayah ini tercatat 4,93 juta ekor pada 2021.
Angka tersebut menempatkan Jatim sebagai provinsi dengan populasi sapi potong tertinggi secara nasional. Untuk melindungi peternak dan menjaga stabilitas harga,
Pemprov Jatim melarang daging sapi impor masuk dan dipasarkan di pasar tradisional.
Masih berdasarkan data Pemprov Jatim, harga beras cukup stabil menjelang Lebaran. Pasokan beras juga terjaga dengan baik.
Bahkan, di sejumlah daerah, seperti Kabupaten Ngawi dan Ponorogo, para petaninya mulai panen. Produktivitas gabah yang dihasilkan juga bagus.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bapok di Jatim yang dikelola oleh Disperindag Jatim, harga beras kualitas premium Rp 11.300-Rp 11.500 per kg.
Beras dengan kualitas medium dijual dengan harga rata-rata Rp 11.000 per kg. Adapun beras dengan kualitas biasa atau yang paling banyak dikonsumsi masyarakat rata-rata harganya Rp 10.000 per kg.
Tak layak konsumsi
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menemukan makanan tidak layak konsumsi masih dijual di ritel modern. Temuan itu diperoleh dari hasil pemeriksaan di sejumlah ritel modern, Senin (25/4/2022).
Petugas yang terlibat berasal dari Dinas Kesehatan Sidoarjo, BPOM Surabaya, Disperindag Sidoarjo dan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Sidoarjo.
”Dari empat supermarket besar yang diperiksa, masih ditemukan makanan kedaluwarsa yang tetap dipasarkan. Selain itu, banyak makanan dengan kemasan rusak sehingga tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat,” ujar Wakil Bupati Sidoarjo Subandi.
Subandi mengaku prihatin karena masih banyak ditemukan makanan tidak layak konsumsi yang tetap dijual di ritel modern.
Temuan seperti itu seharusnya tidak terjadi karena setiap tahun pihaknya rutin memeriksa dan membina para pengelola ritel modern.
Selain mendapat peringatan keras, pengelola juga diminta segera menarik barang yang kedaluwarsa dan kemasannya rusak dari peredaran.
Barang-barang tersebut diminta segera dimusnahkan agar tidak disalahgunakan seperti dijual kembali karena membahayakan kesehatan masyarakat.
Subandi juga mengingatkan masyarakat sebagai konsumen supaya jeli dan berhati-hati dalam memilih barang untuk dibeli.
Mereka harus memperhatikan masa berlaku produk yang dibeli dan kondisi kemasannya. Apabila ditemukan kemasan rusak, agar jangan dibeli.
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman menambahkan, kerusakan pada kemasan bisa berpengaruh pada kondisi makanan di dalamnya.
Oleh karena itu, harus diwaspadai dan sebaiknya dihindari dengan cara tidak dibeli. Jangan mudah tergiur harga murah tanpa memperhatikan kondisi kelayakan makanan untuk dkonsumsi.