Total ”gasoline” (pertalite, pertamax, pertamax turbo) diperkirakan meningkat 5 persen, sedangkan ”gasoil” (biosolar, dexlite, pertadex) turun 5 persen, terhadap ”sales” normal. Ketersediaan pasokan akan terus dipantau.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertamina dan pemerintah memastikan ketersediaan bahan bakar minyak relatif aman meskipun bakal ada peningkatan permintaan pada masa libur Lebaran 2022. Ke depan, subsidi BBM tetap diperlukan untuk mempertahankan daya beli masyarakat.
”Total gasoline (pertalite, pertamax, pertamax turbo) diperkirakan meningkat 5 persen, sedangkan gasoil (Biosolar, Dexlite, Pertadex) turun 5 persen terhadap sales normal. Namun, untuk puncak mudik pada H-1 dan H+1 serta saat arus balik atau H+5 kenaikan gasoline bisa mencapai 22 persen hingga 36 persen,” kata Penjabat Sementara Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, Minggu (24/4/2022).
Irto pun memastikan ketersediaan BBM aman selama masa arus mudik dan balik Lebaran tahun ini. ”(Namun) Kami mengimbau masyarakat untuk mengisi penuh BBM kendaraannya sebelum mudik,” lanjutnya.
Data per 3 April 2022, kondisi stok BBM jenis pertalite mencapai 16,5 hari dengan penjualan 73.338 kiloliter per hari. Sementara stok jenis pertamax mencapai 37 hari dengan penjualan 21.744 kiloliter per hari dan stok biosolar mencapai 22 hari dengan penjualan 81.705 kiloliter per hari. Sementara stok elpiji mencapai 16,3 hari dengan penjualan 3.238 metrik ton per hari.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution sebelumnya mengatakan, sejumlah upaya dilakukan agar penyaluran BBM dan elpiji berjalan lancar. Upaya yang dilakukan antara lain penambahan mobil tangki, penyiapan mobil tangki siaga BBM dan elpiji, penyiapan BBM kemasan, dan penyiapan LO kredit (untuk pemilik SPBU). Selain itu, dilakukan optimalisasi digitalisasi SPBU untuk memonitor stok dan penjualan serta transaksi nontunai.
Sementara itu, pemerintah juga berupaya memastikan dan memantau pasokan BBM selama libur Lebaran 2022. Pemantauan, antara lain, dilakukan di SPBU-SPBU, terutama di sejumlah lokasi yang diproyeksi menjadi pusat keramaian arus mudik.
”Secara umum kesiapan stok dan distribusi BBM menghadapi arus mudik cukup bagus. Kami akan tetap memantau dinamika selanjutnya yang terjadi di lapangan. Misalnya, kebutuhan BBM ternyata lebih banyak atau terjadi antrean. Harus dimitigasi,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji dalam keterangannya, Sabtu (23/4/2022).
Tutuka, yang melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah SPBU di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat pada Kamis-Jumat (21-22/4/2022) menambahkan, Lebaran tahun ini akan sangat berbeda dibandingkan dua tahun sebelumnya. Dengan dibolehkannya lagi mudik oleh pemerintah, akan timbul euforia di tengah masyarakat. Hal tersebut harus disadari sepenuhnya oleh pengelola SPBU.
”Penting bagi kami memberi kesan bagi Pertamina dan pengelola SPBU setempat bahwa kenaikan menjelang Lebaran dan arus mudik tahun ini tak seperti biasa. Itu harus diperhatikan betul dan dipersiapkan,” lanjutnya.
Anggota Komite BPH Migas, Basuki Trikora Putra, menilai kesiapan Pertamina dalam menghadapi peningkatan kebutuhan BBM masyarakat menghadapi libur Lebaran sudah baik. Sudah ada sejumlah dukungan untuk mengantisipasi peningkatan pembelian BBM, seperti fasilitas kredit (bagi SPBU). Juga disiapkan SPBU kantong dan motoris guna mengantisipasi antrean. Pihaknya pun akan terus melakukan pemantauan, termasuk puncaknya yang diperkirakan pada H-1 atau H-2 Lebaran.
Optimalkan penerimaan
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif telah memastikan tidak akan menaikkan harga BBM jenis pertalite hingga Lebaran 2022 di tengah lonjakan harga minyak mentah dunia. Sebelumnya, Pertamina telah menaikkan harga pertamax dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp 12.500 per liter.
”Lebaran ini (harga pertalite) enggak (naik). Kita berharap konflik yang ada saat ini bisa mereda sehingga suplainya juga bisa membaik. Kalau suplai (pasokan) membaik, harganya juga juga membaik,” ujarnya di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (21/4/2022).
Pemerintah telah menetapkan pertalite sebagai jenis bahan bakar khusus penugasan (JBKP) menggantikan bensin RON88 atau premium, yang tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022. Artinya, pemerintah kini memberi kompensasi pada penjualan pertalite. Di tengah masih tingginya harga minyak mentah dunia, APBN dapat tertekan.
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjadjaran, Bandung, Yayan Satyakti, menuturkan, tingginya penerimaan negara dari sektor hulu migas pada triwulan I-2022 berkat kenaikan harga komoditas harus dimanfaatkan dengan bijak. Salah satunya untuk subsidi BBM.
”Subsidi BBM ini penting untuk pemulihan ekonomi masyarakat. Namun, kalaupun mau menaikkan harga pertalite, kemungkinan, ya, memang sesudah Lebaran,” ujar Yayan.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, di tengah tingginya harga minyak mentah dunia, sementara Indonesia merupakan net importer minyak, kebijakan pemerintah sejauh ini merupakan bagian dari solusi moderat. Misalnya, mengizinkan Pertamina menaikkan harga BBM jenis pertamax dan menetapkan pertalite sebagai BBM yang dikompensasi pemerintah.
Berdasarkan asumsi APBN 2022, harga minyak dunia 63 dollar AS per barel. Sementara harga Indonesian Crude Price (ICP) pada Maret 2022 mencapai 113,5 dollar AS per barel sebagai dampak konflik Rusia-Ukraina. ”Jadi, bebannya digeser. Sebagian pada BUMN, sebagian pada APBN, dan sebagian pada konsumen. Dalam kondisi darurat, yang paling moderat memang bebannya dibagi rata. Saya kira pilihan itu paling optimal,” ujar Komaidi.
Ke depan atau pascamasa mudik dan balik Lebaran 2022, lanjut Komaidi, kenaikan harga BBM sepertinya tidak terhindarkan, tinggal pada titik berapa harga yang masih dapat dijangkau masyarakat. Di samping itu, nantinya perlu diperhatikan juga terkait cara distribusi.