Permintaan produk halal terus meningkat, terutama karena jumlah penduduk Muslim yang semakin besar. Selain itu, kesadaran untuk mengonsumsi makanan halal juga semakin meningkat di kalangan generasi muda.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·6 menit baca
GUNUNG KIDUL, KOMPAS — Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN terus mengembangkan riset deteksi produk halal dengan menghadirkan laboratorium yang dilengkapi instrumen penelitian canggih. BRIN memiliki tiga fasilitas untuk riset deteksi produk halal, salah satunya adalah fasilitas riset pangan di Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan atau PRTPP. Fasilitas ini dibangun melalui pendanaan Surat Berharga Syariah Negara atau SBSN.
Laboratorium PRTPP tersebut diresmikan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DI Yogyakarta, Jumat (22/4/2022). PRTPP yang diproyeksikan menjadi rujukan riset halal Indonesia ini berada di bawah Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN. Saat ini, BRIN sedang mengembangkan riset dan inovasi produk-produk halal, antara lain di bidang pangan, kesehatan, dan bioteknologi.
”Suatu kemajuan karena kita ingin menjadi negara produsen halal terbesar di dunia 2024. Maka, kita melakukan upaya-upaya untuk bisa mendukung, di samping industrinya, tetapi juga risetnya dan penelitiannya. Di sini saya memperoleh, pertama, riset tentang substitusi produk impor. Ada bahan-bahan yang sudah mulai diproduk, seperti gelatin, yang biasanya dari turunan babi sekarang bisa dari rumput laut,” ujar Wapres Amin dalam keterangan pers seusai peresmian.
Wapres Amin juga menyebut bahwa nantinya akan ada bahan-bahan lain untuk menggantikan produk nonhalal menjadi yang halal, termasuk rasa. ”Kalau diragukan, tinggal masuk laboratorium bisa diuji, ada yang melalui dagingnya, ada yang melalui aromanya pun bisa dideteksi itu,” kata Wapres.
Selain itu, Wapres mengaku bangga karena laboratorium tersebut telah bisa mengawetkan beragam produk UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) seperti gudeg, rawon, hingga empal gentong. Semua produk hasil olahan masyarakat yang berkuah ini bisa diawetkan dan bisa tahan lama.
Hasil riset tersebut ditargetkan bisa memenuhi tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri, tetapi juga mengarah ekspor ke negara lain. ”Negara-negara mayoritas Muslim, mereka memerlukan banyak sekali produk-produk kita, juga negara-negara non-Muslim, juga banyak masyarakat Islam ada di sana. Juga banyak diaspora kita di mana-mana yang mereka juga menuntut itu,” kata Wapres.
Permintaan produk halal terus meningkat, terutama karena jumlah penduduk Muslim yang semakin besar. Selain itu, kesadaran untuk mengonsumsi makanan halal juga semakin meningkat di kalangan generasi muda.
”Sekarang ini yang memenuhi justru bukan kita, di Korea, ada universitas yang khusus menangani soal halal. Di Korea sudah, Brasil, juga Thailand,” ucap Wapres.
Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar sebagai pasar ekonomi syariah sekaligus produsen produk halal dunia. Melihat potensi tersebut, pemerintah telah mencanangkan Indonesia menjadi pusat halal dunia pada 2024.
Infrastruktur riset
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan telah mengembangkan infrastruktur riset untuk mendukung riset dan inovasi produk halal.
”Yang nonhalal itu diganti dengan produk yang jelas-jelas halal, khususnya dari laut karena kita punya laut yang ada rumput laut. (Dari) singkong dan sebagainya. Kemudian kemampuan untuk mendeteksi, jadi kita mengembangkan metodologi untuk mendeteksi kehalalan, baik melalui dari sisi DNA, aroma, maupun struktur proteinnya,” ujarnya.
Hingga saat ini BRIN telah menyediakan tiga laboratorium yang dilengkapi dengan instrumen penelitian canggih guna mendukung riset pangan halal di Indonesia, yaitu di Cibinong, Serpong, dan Playen-Gunungkidul. BRIN juga terus memperkuat kapasitas SDM periset di Tanah Air. Kolaborasi antara periset di BRIN dan berbagai pemangku kepentingan ekonomi syariah menjadi keniscayaan.
Dalam kesempatan tersebut, BRIN juga mencanangkan kolaborasi riset dan inovasi produk halal Indonesia. ”Kolaborasi ini melibatkan BRIN, BPJKPH, KNEKS, BPOM, perguruan tinggi dalam hal ini Pusat Kajian Sains Halal IPB dan Institute for Halal Industry and System (IHIS) UGM serta pihak-pihak lainnya,” kata Handoko.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Mego Pinandito menambahkan, pengembangan infrastruktur yang memadai ini melengkapi kegiatan BRIN bersama berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat kapasitas SDM periset. BRIN juga mendukung inisiasi pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi Produk Halal menuju Indonesia sebagai pusat halal dunia tahun 2024.
Menurut Kepala PRTPP Satriyo Krido Wahono, fasilitas riset pangan tersebut merupakan bagian dari open platform laboratory yang disediakan BRIN, khususnya terkait dengan riset pangan dan halal. Laboratorium ini pun, menurut dia, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat melalui berbagai skema.
”Fasilitas ini memuat instrumen analisis dan beberapa peralatan produksi skala kecil yang dapat berfungsi sebagai fasilitas factory sharing bagi pegiat usaha start up dan UMKM,” katanya.
Terdapat empat gedung yang diresmikan oleh Wapres Amin, yaitu gedung co-working space, gedung laboratorium terpadu, gedung pengujian in-vivo, dan gedung proses cGMP. Beberapa fasilitas laboratorium yang tersedia di antaranya laboratorium biomolekuler, laboratorium mikrobiologi pangan, dan laboratorium mikologi pangan yang akan mendukung riset halal.
Gedung proses cGMP dilengkapi line cGMP pengemasan, line proses produksi dan pengolahan kakao/kopi, proses penepungan, line proses produksi mi, laboratorium pengembangan produk, dan laboratorium sensoris. Gedung laboratorium terpadu difungsikan sebagai laboratorium material kemasan, stabilitas pangan, keamanan pangan, kimia pangan, fisika pangan, dan rekayasa pangan. Fasilitas gedung pengujian in-vivo dimanfaatkan untuk pengujian produk yang dihasilkan, khususnya pada hewan coba berupa mencit, ayam, dan sapi.
Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan bahwa fasilitas riset BRIN diharapkan dapat semakin membuka potensi halal di Indonesia dan pemanfaatan bahan lokal dari daerah-daerah di Indonesia.
”Dengan berbagai potensi tersebut, besar harapan kami agar fasilitas riset pangan BRIN ini pada akhirnya dapat mendukung pengembangan produk pangan yang sehat khas Indonesia, terutama produk-produk yang berasal dari bahan lokal dan kualitas pangan yang terpilih,” ucap Sri Sultan.
Sebelum bertolak ke Jakarta, Wapres mengakhiri kunjungan kerja dua harinya di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan mengunjungi Area Mako Akademi Angkatan Udara (AAU) yang berada di Jalan Raya Solo-Yogyakarta, Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY. Kunjungan ke AAU dilakukan selepas Wapres melaksanakan shalat Jumat di Masjid Baiturrahman, Taman Budaya Gunungkidul.
Di area Mako AAU, Wapres disambut oleh jajar kehormatan yang terdiri dari para taruna AAU. Seusai penyambutan, kegiatan kemudian dilanjutkan menuju ke Tugu Adisakti untuk penandatanganan pesan kepada para taruna AAU. Pesan tertulis yang Wapres sampaikan adalah ”Jadilah taruna yang gemilang, cemerlang, siap berbakti, dan mengabdi kepada negara dan bangsa”.
Kegiatan ditutup dengan foto bersama Gubernur AAU beserta jajaran dan penanaman pohon jambu bol oleh Wapres. Hadir mendampingi Wapres dalam penanaman Gubernur AAU Eko D Indarto dan Wakil Gubernur AAU Palito Sitorus. Jambu bol atau jambu dersono memiliki arti filosofis yang berarti kasih sayang kepada sesama. Dengan demikian, seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh terhadap yang dipimpin, yang sabdanya selalu harum sehingga dapat menjadi pemimpin yang mempersatukan serta merukunkan orang-orang yang dipimpinnya.